Sebutan 'Diktator' dari Trump Bikin Zelensky Keki

1 day ago 9
Jakarta -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebagai 'diktator tanpa pemilu'. Komentar ini disampaikan Trump beberapa jam setelah Zelensky mengkritik dirinya hidup diselimuti gelombang 'disinformasi' Rusia.

Sebelumnya Zelensky menyampaikan Trump keliru menuduh Ukraina memulai perang dengan Rusia. Oleh sebab itu Trump menyebut Zelensky dengan istilah 'diktator'.

"Seorang Diktator tanpa Pemilu, Zelensky sebaiknya bergerak cepat atau negaranya tidak akan tersisa," sebut Trump via media sosial Truth Social, Rabu (19/2/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berbicara kepada wartawan di Kyiv, seperti dilansir AFP dan CNN, Kamis (20/2/2025), Zelensky membantah beberapa klaim tidak berdasar yang dilontarkan Trump. Dia pun memperkuat posisi Ukraina, bahwa kesepakatan untuk mengakhiri perang memerlukan keterlibatan langsung negaranya.

Zelensky mengatakan justru dirinya menginginkan jaminan keamanan dari sekutu-sekutu Barat yang memungkinkan berakhirnya perang Ukraina tahun ini.

Zelensky Kecewa dengan Sikap Trump

US Secretary of State Marco Rubio meets with Saudi Foreign Minister Prince Faisal bin Farhan, Saudi National Security Advisor Mosaad bin Mohammad Al-Aiban, US National Security Advisor Mike Waltz, US Middle East envoy Steve Witkoff, Russian Foreign Minister Sergey Lavrov and Russian President Vladimir Putin’s foreign policy advisor Yuri Ushakov, at Diriyah Palace, in Riyadh, Saudi Arabia, on February 18, 2025. (Reuters) Foto: Momen pertemuan pejabat AS-Rusia di Riyadh membahas perang Ukraina. (dok. Reuters)

Zelensky mengaku dirinya menghormati sosok Trump. Oleh sebab itu dia menyayangkan sikap Trump pada dirinya.

"Sangat disayangkan, Presiden Trump -- saya sangat menghormatinya sebagai pemimpin negara yang sangat kami hormati, rakyat Amerika yang selalu mendukung kami -- sayangnya (Trump) hidup di dalam ruang disinformasi ini," sebut Zelensky, yang menuduh Rusia telah menyesatkan Trump.

Trump melontarkan klaim keliru soal Ukraina memulai perang -- klaim yang sejak lama digaungkan Kremlin dan para pendukungnya. Klaim ini disampaikan Trump, saat menanggapi keluhan Zelensky soal dirinya tidak diundang dalam pertemuan delegasi AS-Rusia di Arab Saudi.

"Hari ini saya mendengar, 'Oh baiklah, kami tidak diundang.' Ya, Anda sudah di sana selama tiga tahun. Anda seharusnya mengakhirinya setelah tiga tahun. Anda seharusnya tidak pernah memulainya. Anda bisa saja membuat kesepakatan," ujar Trump dalam komentarnya merujuk pada Zelensky.

Trump pun mempertanyakan legitimasi Zelensky sebagai Presiden Ukraina. Dia menyerukan pemilu di Ukraina, yang dilarang dalam keadaan darurat militer.

Trump bahkan mengklaim bahwa tingkat dukungan publik Ukraina terhadap Zelensky hanya mencapai 'empat persen'. Zelensky, dalam tanggapannya, menyebut isu perolehan diukungan keci berasal dari Rusia.

(aud/aud)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu


Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial