Ragam Komentar Parpol Menepis Isu 'Matahari Kembar'

1 day ago 8
Jakarta -

Isu 'matahari kembar' mengemuka usai sejumlah menteri Kabinet Merah Putih menemui Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) di kediamannya di Surakarta (Solo). Ucapan itu awalnya dilontarkan politikus PKS Mardani Ali Sera.

Mardani menyebut bahwa silaturahmi tentu merupakan kegiatan yang baik. Namun, dia mewanti-wanti jangan sampai ada matahari kembar.

Sontak, ucapan itu mendapat berbagai komentar dari berbagai parpol. Mardani berharap kunjungan para menteri itu hanya silaturahmi biasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya, yang pertama tentu silaturahmi tetap baik ya, tapi yang kedua tidak boleh ada matahari kembar," kata Mardani kepada wartawan, Jumat (11/4/2025).

"Bagaimanapun, presiden kita Pak Prabowo dan Pak Prabowo sudah menunjukkan determinasinya, kapasitasnya, komitmennya, dan saya pikir Pak Prabowo juga tidak tersinggung ketika ada menterinya yang ke Pak Jokowi," ucap Ketua BKSAP DPR itu.

"Ini pesan saya cuma satu, jangan ada matahari kembar. Satu matahari saja lagi berat, apalagi kalau dua, gitu," ujarnya.

PKS: Pernyataan Pribadi

Juru Bicara PKS Ahmad Mabruri Ahmad Mabruri. (Dok. Istimewa)

PKS mengklarifikasi pernyataan kadernya Mardani Ali Sera yang mengingatkan jangan sampai ada 'matahari kembar' usai sejumlah menteri menemui Jokowi. PKS menyebut pernyataan Mardani merupakan pendapat pribadi tak mewakili sikap PKS.

"Statement Mardani masalah ada 'matahari kembar' adalah pernyataan pribadi. Tidak mewakili PKS," kata jubir PKS Ahmad Mabruri kepada wartawan, Minggu (13/4).

Mardani, kata Mabruri, kini bukan bagian pengurus DPP PKS yang terlibat mengambil keputusan politik. Mardani kini hanya bertugas di DPR sesuai dengan alat kelengkapan Dewan (AKD).

"Mardani sejak awal 2024 bukan Ketua DPP PKS lagi jadi yang bersangkutan tidak terlibat dalam pengambilan keputusan politik di DPP PKS. ⁠Pak Mardani sebagai anggota Dewan dari Fraksi PKS bekerja sesuai tupoksi beliau di BKSAP dan komisi yang ditugaskan," ujarnya.

Kata Demokrat

Kepala Bamkostra DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra (Mulia/detikcom). Kepala Bamkostra DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra. (Mulia/detikcom)

Partai Demokrat mengatakan hanya ada satu yang memimpin pemerintahan saat ini yakni Presiden Prabowo Subianto.

"Matahari hanya satu, hanya Pak Presiden Prabowo Subianto gitu ya," kata Kepala Bakomstra PD Herzaky Mahendra Putra di Grand Sahid, Jakarta, Minggu (13/4).

"Janganlah kemudian silaturahmi misalnya ya, tadi kemudian diartikan lalu sebuah hal yang negatif," tambahnya.

Partai Demokrat meminta agar silaturahmi itu tidak diartikan negatif. Herzaky menjelaskan, Demokrat melihat kunjungan itu sebagai hal biasa.

"Jadi kalau dari kami melihatnya, kalau menteri-menteri masih ada yang suka datang ke Pak Jokowi, ya biasa aja. Karena yang suka datang ke Pak SBY juga banyak kok, biasa aja gitu," sebutnya.

Golkar Bantah

Sekjen Partai Golkar Sarmuji Sekjen Golkar Sarmuji. (Kurniawan Fadilah/detikcom)

Sementara itu, Partai Golkar menilai tak ada 'matahari kembar' seperti yang diingatkan Mardani.

"Nggaklah (matahari kembar). Ini kan momentumnya Lebaran. Wajar kita sowan kepada orang yang dituakan atau dihormati. Justru kita respek pada orang yang masih mau mengunjungi orang yang sudah tidak dalam tampuk kekuasaan," kata Sekjen Partai Golkar Sarmuji, kepada wartawan, Minggu (13/4).

Sarmuji menilai menteri kabinet sadar bahwa pemimpin mereka saat ini ada Presiden Prabowo Subianto. Para menteri, menurut Sarmuji patuh dengan Prabowo sebagai pemimpin negara dan pemerintahan.

"Menteri-menteri yang silaturahmi ke Pak Jokowi juga menyadari sepenuhnya kalau bosnya sekarang Pak Prabowo. Mereka pasti patuh pada bosnya sekarang. Jadi tak ada yang perlu dikhawatirkan," ujar Sarmuji.

Sarmuji menilai pertemuan para tokoh tak perlu dianggap selalu sebagai pertemuan politis. Sebabnya, orang akan khawatir setiap pertemuan dilihat politis.

"Jangan semua dipolitisir, nanti kita jadi asosial, mau mengunjungi orang sakit takut, silaturahmi jadi takut, hadir ulang tahun takut hanya karena persepsi yang belum tentu benar," imbuhnya.

PAN Anggap Berlebihan

Ketua DPW PAN DKI Jakarta, Eko Hendro Purnomo atau Eko Patrio, di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (14/5/2024). Sekjen PAN Eko Hendro Purnomo. (Adrial Akbar/detikcom)

Sekjen PAN Eko Hendro Purnomo menilai kekhawatiran PKS Mardani Ali Sera soal menteri kabinet menemui Jokowi timbulkan 'matahari kembar' sebagai hal yang berlebihan. Eko menilai pertemuan tersebut menteri dan Jokowi adalah silaturahmi biasa.

"Menurut saya, ini momen yang sangat wajar. Apalagi suasana setelah Ramadan, nuansanya masih dalam semangat halalbihalal. Jadi, pertemuan ini saya pandang sebagai bentuk silaturahmi biasa, tidak perlu dipersepsikan macam-macam," kata Eko kepada wartawan, Minggu (13/4).

Eko menilai pertemuan di Solo itu silaturahmi antara para menteri yang hari ini menjadi pembantu Presiden Prabowo Subianto dengan Jokowi. Menurut Eko silaturahmi mempunyai sisi positif dan menjaga hubungan baik antartokoh bangsa.

"Saya memandangnya seperti hubungan anak dengan orang tua, yang memang sudah semestinya saling menghormati dan menjaga kedekatan. Dalam tradisi kita, terutama setelah Lebaran, silaturahmi seperti ini membawa banyak kebaikan" ujarnya.

Kadang, menurut Eko, silaturahmi menteri Prabowo dan Jokowi memang murni untuk menjaga hubungan baik. Dalam konteks ini, Eko menilai suasana Lebaran dan penuh dengan semangat kebersamaan.

"Perlu juga saya sampaikan bahwa berkunjung ke rumah mantan Presiden tidak selamanya bicara soal politik. Tidak harus selalu ada agenda politik dalam setiap pertemuan seperti ini," ucap Eko.

"Adapun soal istilah 'matahari kembar', menurut saya itu berlebihan. Semua pihak memahami posisi dan perannya masing-masing. Pemerintahan saat ini berjalan dengan Presiden Prabowo, dan para menteri pun bekerja penuh tanggung jawab di bawah arahan beliau," tambahnya.

Komentar Puan

Puan Maharani hadiri bukber NasDem di NasDem Tower, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (21/3/2025). Ketua DPP PDIP Puan Maharani. (Mulia Budi/detikcom)

Ketua DPP PDIP Puan Maharani menanggapi politikus PKS Mardani Ali Sera terkait menteri kabinet menemui Jokowi menimbulkan kesan 'matahari kembar'. Puan mengatakan Presiden Indonesia saat ini ialah Prabowo Subianto.

"Matahari kembar? Presiden saat ini, Presiden Prabowo Subianto," kata Puan di kompleks parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Senin (14/4).

Menurutnya, pertemuan menteri kabinet dengan Jokowi merupakan silaturahmi. Ketua DPR RI itu mengatakan silaturahmi tersebut adalah hal yang baik.

"Silaturahmi di masa Lebaran akan sangat baik," ujarnya.

Saksikan Live DetikPagi:

(azh/rfs)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini


Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial