Foto: Ilustrasi kucing (Unsplash/Pacto Visual)
Sabtu, 08 Februari 2025
Lion (kucing oranye) tampaknya sayang dengan pengasuhnya, Tasha Annisa (26), yang mengunjunginya tiga jam setiap harinya, empat kali seminggu, selama setahun terakhir. Pasalnya, meski di luar cuek dan dingin, Lion tidak pernah merepotkan Tasha dan anteng baik itu saat digunting kukunya, disisir rambutnya, atau disuapi vitamin dan obat cacing.
Tasha pun sama, ia paling terkesan dengan tengilnya Lion meski ia juga merawat enam kucing lain di rumah itu. Tasha adalah cat sitter profesional yang tergabung dalam penyedia layanan pengasuhan kucing Cat Sitter Indonesia (CSI). Wali Lion, Uffa (30), menemukan CSI di Instagram pada Desember 2023. Saat itu ia mendapat pekerjaan di San Fransisco, mengharuskannya pindah dan meninggalkan tujuh kucing.
Sebelumnya, Uffa tinggal di Tangerang Selatan bersama ibu dan adiknya. Namun, dengan adiknya bekerja dan banyaknya jumlah kucing, jasa pengasuh kucing dirasa perlu. CSI pun menghubungkan Uffa dengan salah satu sitter-nya, Tasha, yang tinggal tak terlalu jauh di Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Sebelum mulai sitting, ada sesi pra-kunjungan untuk perkenalan dan penyesuaian antara sitter dengan kucing. “Yang dilakukan membahas kebiasaan kucingnya, riwayat kesehatan, cara owner membuang kotoran, tempat menyimpan perlengkapan dan kebutuhan anabul (anak bulu). Sekaligus mencocokkan data yang diisi di formulir saat order, seperti jumlah kucing dan karakteristik kucing, misalnya apakah kucingnya galak, atau kucing senior, atau newborn,” jelas Tasha kepada detikX.
Uffa dan kucing kesayangannya, Lion.
Foto: Dokumentasi Pribadi Uffa
Pra-kunjungan sifatnya opsional. Ada juga klien yang merasa cukup memberikan panduan dan daftar kebutuhan. Namun, kata Tasha, umumnya pra-kunjungan dilakukan untuk memperkuat rasa saling percaya. Sebagian klien juga meninggalkan kunci.
“Namanya mau ninggalin rumah, tentu ingin tahu wajah orang yang akan masuk ke rumahnya dan menjaga ‘anak-anaknya’. Untuk keamanan, aku mendokumentasikan seluruh proses termasuk mengunci pintu. Tugas cat sitter tidak hanya mengajak kucing main, memberi makan-minum, dan membersihkan kotoran, tapi juga rutin mengabarkan kondisi kucing dan lingkungannya kepada orang tuanya,” ujar Tasha.
Uffa puas dengan kinerja Tasha sehingga sewa jasa pun berlanjut. “Tasha cukup telaten. Kebetulan saya juga beberapa kali TNR (trap-neuter-return) kucing-kucing stray di kompleks rumah. Nah, Tasha ikut bantu menangkap kucingnya, diserahkan ke klinik untuk disteril, kemudian dikembalikan lagi ke tempat menangkapnya semula. Tasha juga punya kucing, jadi saya nggak khawatir soal perawatan,” kata Uffa kepada detikX.
Co-Founder dan CEO Cat Sitter Indonesia, Sheilla Rafa Azzahra (23), mengatakan proses rekrutmen sitter cukup ketat guna memastikan kualitas dan keamanan jasa yang ditawarkan. Ada beberapa tahapan yaitu seleksi administrasi, tes pengetahuan dasar (meliputi pengetahuan tentang perilaku kucing, jenis-jenis penyakit ringan hingga berat pada kucing, dan grooming), wawancara, dan pelatihan onboarding bagi sitter yang lolos. Berikutnya, kinerja sitter dipantau tim internal dan dilakukan evaluasi berkala.
“Cukup ketat untuk posisi yang bisa dibilang ‘hanya menjaga kucing’. Nyatanya, mengasuh kucing lebih dari itu. Sitter harus memastikan kucing tetap aktif, tidak bosan atau stres, memantau perilaku kucing dan langsung melaporkan jika ada indikasi ketidakwajaran, juga membantu membawanya ke dokter hewan jika sakit. Seorang cat sitter harus peka terhadap kondisi kucing dan komunikatif kepada walinya,” terangnya kepada detikX.
Sitter CSI mengikuti pelatihan pertolongan pertama pada kucing oleh Medivet.
Foto: Dokumentasi Cat Sitter Indonesia
Komunikasi, kata Sheilla, jadi hal yang tak kalah penting dari pengalaman dan skill mengurus kucing dalam upaya memuaskan pelanggan. Untuk itu, CSI membekali sitter dengan pelatihan komunikasi interpersonal, di samping pelatihan seperti cara menangani kucing dengan karakteristik yang berbeda, P3K pada kucing, dan lainnya.
Cat Sitter Indonesia memiliki lebih dari 80 sitter yang tersebar di wilayah Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya. Selain home visit, di mana para sitter yang berkunjung ke tempat si kucing berada, ada juga layanan home care/boarding, yaitu kucing dititipkan di rumah sitter tanpa dikandang. Tarifnya bervariasi, tergantung jumlah kucing dan jenis layanan yang dipilih.
Misalnya, untuk 1x kunjungan 3 jam kepada 1-2 kucing, tarifnya Rp 55.000, sedangkan untuk 3-5 kucing Rp 90.000 dan 6-10 kucing Rp 115.000. Ada juga layanan 2x kunjungan 3 jam, 6 jam, dan 1 hari.
Sementara, untuk home care, dipatok Rp 60.000 per hari untuk 1-2 kucing, dengan tambahan Rp 40.000 per kucing jika jumlahnya lebih dari dua. Ada biaya transportasi di luar tarif layanan, kecuali bagi pelanggan yang memilih home care dan mengantar sendiri kucingnya.
Dari mengasuh Lion dan enam anak Uffa lainnya saja, belum klien lainnya, Tasha mendapat penghasilan sekitar Rp 1,5 juta sebulan. Dalam satu bulan, ada 2-3 orang yang langganan memesan jasanya. Ibu rumah tangga dan ibu dari empat kucing itu merasa senang karena punya pemasukan tambahan untuk keluarganya dengan bekerja rata-rata 3 jam sehari.
Dari sisi pemilik kucing, Uffa juga senang dan terbantu dengan adanya jasa cat sitting. Ia menyebut Cat Sitter Indonesia bisa jadi ‘kiblat’ layanan penitipan kucing di Indonesia. “Selain membuka lapangan pekerjaan, juga memberi solusi buat pemilik kucing yang sering bepergian. Dengar sitter datang ke rumah, kucing tidak harus beradaptasi di tempat baru seperti pet hotel,” ungkapnya.
Para Co-Founder Cat Sitter Indonesia, Muhammad Reza Kusuma Wardana dan Sheilla Rafa Azzahra.
Foto: Dokumentasi Cat Sitter Indonesia
Pet hotel umumnya menggunakan kandang, ada risiko membuat kucing stres. Selain itu, dengan home visit atau home care, kucing dirawat secara private, sehingga meminimalisir risiko tertular penyakit dari kucing asing.
“Untuk CSI, harapannya, proses booking-nya bisa full via website. Kalau sekarang kan dari landing page terus diarahkan ke WhatsApp, ya. Jadi, semoga ke depannya bisa lebih seamless dan praktis lagi,” imbuh Uffa.
Cat Sitter Indonesia telah berjalan hampir tiga tahun. Perjalanan dimulai dengan Sheilla Rafa Azzahra, yang khawatir akan kenyamanan kucingnya ketika harus ditinggalkan, memutuskan menjadi cat sitter untuk membantu para pemilik kucing sepertinya. Tingginya permintaan penitipan pada libur lebaran, Mei 2022, membuatnya meluaskan bisnis dengan Muhammad Reza Kusuma Wardana dengan merekrut sitter.
Kini, CSI bahkan memiliki program cat sitter holiday, yaitu rekrutmen untuk siapapun yang ingin menjadi cat sitter tetapi hanya bisa bekerja saat cuti Natal, tahun baru, Imlek, Lebaran, dan cuti-cuti saat long-weekend lainnya. Terlebih, pada masa liburan, biasanya jumlah pesanan penitipan kucing meningkat.
“Kami memberi kesempatan bagi teman-teman cat lovers yang ingin merasakan bagaimana menjadi seorang cat sitter professional. Total pendaftar terbanyak kami adalah saat Nataru 2024 yaitu 250 pendaftar, yang kemudian terkurasi menjadi 45 cat sitter holiday dengan kualitas terbaik,” pungkasnya.
Penulis: Alya Nurbaiti
Editor: Irwan Nugroho