Warga Indonesia peserta Work and Holiday Visa (WHV) meninggal dunia pada Selasa, 18 Februari 2025 akibat kecelakaan tunggal di tempat kerjanya di Australia.
Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Sydney mengonfirmasi bahwa korban tersebut bernama Khusnul Hafizin.
Foto Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang diperoleh ABC Indonesia menunjukkan bahwa Hafizin berasal dari Gubuk Mamben, Mataram, Nusa Tenggara Barat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan KTP tersebut, diketahui Hafizin berusia 23 tahun.
Riadatus Solihin, yang akrab disapa Rian, adalah teman kerja Hafizin yang juga berbagi tempat tinggal dengan almarhum.
Ia mengatakan Hafizin mengalami kecelakaan di tempat kerjanya, yaitu sebuah perkebunan kapas di daerah Hay, New South Wales.
ABC Indonesia mencoba menghubungi pihak Kepolisian New South Wales untuk memverifikasi kecelakaan tersebut.
"Kami belum bisa mengeluarkan rilis media bila kejadiannya ada di properti milik perseorangan," bunyi pernyataan Kepolisian NSW kepada ABC.
Mengutip dugaan polisi yang ia temui di lokasi kejadian, Rian mengatakan Hafizin sedang dalam perjalanan pulang bersama rekan kerjanya ketika kendaraan pick-up yang dikendarainya terbalik.
"Kalau saya lihat dari bekasnya [di kendaraan yang] sebanyak itu, mungkin yang keangkat sebelah mobilnya, baru almarhum banting setir," ujar Rian kepada Natasya Salim dari ABC Indonesia.
"Sehingga mobil itu terbalik ... ketika mobil itu terbalik pas dia [Hafizin] di bawah ... karena saya lihat kondisi almarhum bagian [kanan wajahnya] full [dipenuhi] dengan darah."
Ia mengatakan Hafizin meninggal dunia di tempat sementara teman kerjanya "luka-luka ringan."
Menurut Rian, kini jenazahnya masih diperiksa di Newcastle, New South Wales.
"Alhamdulillah-nya sesuai dengan rencana kami dan juga dari permintaan dari keluarga almarhum tidak akan dibedah, hanya di-scan biasa saja," katanya.
"External medical examination [pemeriksaan medis eksternal] adapun nanti seandainya ditemukan beberapa luka-luka itu hanya sekedar dijahit saja."
Rian yang berhubungan langsung dengan fasilitas kesehatan tersebut mengatakan tidak bisa dipastikan berapa lama prosesnya akan berlangsung.
Ia menambahkan pihak keluarga meminta supaya jenazahnya direpatriasi ke Indonesia.
'Etos kerja luar biasa'
Hafizin di mata Rian adalah seseorang yang tekun menjalankan pekerjaannya di bidang irigasi perkebunan kapas.
"Etos kerjanya luar biasa, memiliki motivasi yang sangat tinggi," kata Rian.
"Pekerjaan yang apapun yang dikasih he will say 'yes, let's go' [ia akan menjawab, 'ayo'] ... apapun pekerjaan yang dikasih dia selalu do the best [melakukan yang terbaik]."
Bukan hanya di tempat kerja. Rian yang mengenal Hafizin selama tujuh bulan lamanya juga menggambarkan seberapa dermawan Hafiz pada orang-orang terdekat di Indonesia.
"Setiap anggota keluarga yang sekolah, termasuk keponakannya, keluarganya, adiknya, semuanya itu [biayanya] dia yang tanggung."
"Dari SPP, dari uang bukunya, bahkan adiknya minta motor pun dia belikan, semua pendidikan di keluarganya dia akan funding [biayai]."
Rian juga mengatakan berkat kerja kerasnya, Hafizin berhasil memberangkatkan nenek dan ibunya untuk umrah.
Ia mengatakan Hafizin juga aktif di komunitas Australia.
"Almarhum juga banyak membantu kawan-kawan di sini sehingga kami merasa benar-benar kehilangan," katanya.
"Karena almarhum benar-benar bermakna di kami. Orangnya periang, semangat kerjanya luar biasa."
Penggalangan dana oleh warga
Feri Patoni, Ketua Sasambo Australia, perkumpulan suku Sasak, Sumbawa, dan Bima membantu menggalang dana bagi keperluan mengurus jenazah Hafizin.
Meski ia mengatakan perusahaan akan menanggung keperluan biaya pemulangan jenazah Hafizin, ia tetap mengumpulkan dana untuk berjaga-jaga.
"Tetap kita akan menggalang dana yang akan ditanggung oleh perusahaan karena perusahaan sendiri belum tahu [akan menanggung atau tidak]," ujarnya kepada ABC Indonesia.
"Untuk dana yang terkumpul nanti kita akan [bisa] serahkan kepada keluarga almarhum yang ada di Lombok," katanya.
Feri mengatakan biaya yang terkumpul sejauh ini adalah sekitar AU$2,000 (Rp20 juta).
Ia mengajak warga untuk membantu menyisihkan uang untuk penggalangan dana yang turut disebarkan di Facebook tersebut.
Laporan ini masih kami perbarui. Anda punya informasi terkait berita ini? Hubungi kami di [email protected]