Permintaan Palestina Agar Hamas Bebaskan Sandera

11 hours ago 4
Jakarta -

Kelompok Hamas masih menyandera sejumlah orang di Jalur Gaza. Presiden Palestina Mahmoud Abbas meminta Hamas untuk melakukan pembebasan sandera.

Tarik ulur pembebasan seluruh sandera sudah terjadi beberapa bulan terakhir. Pada akhir Maret 2025 kemarin, Kelompok Hamas mengancam bahwa para sandera mungkin akan terbunuh dan pulang dalam peti mati, jika Israel berupaya membebaskan mereka dengan paksa dan serangan udara terus berlanjut di daerah kantong Palestina itu.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas meminta kelompok militan Hamas untuk menyerahkan tanggung jawabnya atas Jalur Gaza dan menyerahkan senjatanya kepada Otoritas Palestina. Abbas juga meminta Hamas membebaskan para sandera Israel yang ditawan di Gaza, dan mengubah gerakan tersebut menjadi partai politik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hamas telah memberikan alasan kepada pendudukan kriminal untuk melakukan kejahatannya di Jalur Gaza, yang paling menonjol adalah menahan para sandera," kata Abbas dalam pidatonya pada Rabu (23/4) waktu setempat.

"Saya yang membayar harganya, rakyat kami yang membayar harganya, bukan Israel. Saudaraku, serahkan saja mereka," tutur pemimpin Otoritas Palestina itu dalam pidatonya yang disiarkan televisi, dilansir Al Arabiya, Kamis (24/4/2025). Abbas menyampaikan pernyataannya itu dalam pidato selama pertemuan di kota Ramallah, Tepi Barat.

Abbas menilai serangan yang dipimpin Hamas sejak 7 Oktober 2023 justru memberi Israel dalih untuk menghancurkan Gaza. Israel telah melancarkan kampanye militernya terhadap Hamas di Gaza setelah serangan yang dipimpin Hamas tersebut.

Hamas pun menentang upaya Abbas untuk berdamai dengan Israel dan menuduhnya menindak tegas faksi-faksi militan di Tepi Barat yang diduduki Israel. Hamas tidak segera mengomentari pernyataan baru Abbas ini.

Abbas juga mendesak para pemimpin dunia untuk memaksa Israel mengakhiri perang di Gaza, menarik pasukannya, dan mengakhiri aktivitas permukiman Yahudi. Abbas menekankan bahwa tidak akan ada perdamaian sampai Palestina mendirikan negara di perbatasan yang berlaku sebelum perang Timur Tengah 1967.

Hamas Akan Bebaskan Sandera dengan Syarat Perang Berakhir

Displaced Palestinians take the coastal Rashid road to return to Gaza City on April 14, 2024, amid the ongoing conflict between Israel and the militant group Hamas. (Photo by AFP) Jalur Gaza. (Foto: dok. AFP)

Hamas mengatakan hanya akan membebaskan sandera yang tersisa berdasarkan kesepakatan untuk mengakhiri perang. Israel menuntut pembebasan 10 sandera yang masih hidup, dengan imbalannya sebanyak 1.231 tahanan Palestina akan dibebaskan dari penjara-penjara Israel dan bantuan kemanusiaan kembali diperbolehkan masuk ke Jalur Gaza.

Namun, seorang pejabat Hamas menyebut bahwa tawaran Israel itu juga menuntut perlucutan senjata para petempur Hamas demi mengamankan akhir perang sepenuhnya. Tuntutan itu ditolak mentah-mentah oleh Hamas.

"Kesepakatan parsial ini digunakan oleh (Perdana Menteri Israel) Benjamin Netanyahu sebagai kedok untuk agenda politiknya... kami tidak akan terlibat dalam kebijakan ini," tegas Al-Hayya sebagai kepala negosiator Hamas dalam pernyataan yang disampaikan pada Kamis (17/4) malam.

"Hamas mengupayakan kesepakatan komprehensif yang melibatkan pertukaran tahanan dalam satu paket sebagai imbalan atas penghentian perang, penarikan pendudukan dari Jalur Gaza, dan dimulainya rekonstruksi," cetusnya.

Israel Tingkatkan Tekanan

Apa itu penyelidikan Qatar-gate dan apa artinya bagi masa depan Netanyahu? Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (Foto: BBC World)

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan militernya mengintensifkan tekanan pada Hamas. Instruksi tersebut disampaikan Netanyahu usai kelompok Hamas disebut menolak usulan Israel untuk melakukan gencatan senjata sementara dan sebaliknya menuntut kesepakatan untuk mengakhiri perang dengan imbalan pembebasan sandera.

Dilansir Reuters, Minggu (20/4/2025), dalam pidato yang disiarkan pada Sabtu malam, Netanyahu mengatakan meskipun perang harus dibayar mahal, Israel mengaku akan terus berjuang hingga menang.

"Tidak punya pilihan selain terus berjuang demi eksistensi kami, hingga menang," ujar Netanyahu.

Netanyahu bertekad membawa pulang para sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza, tanpa menyerah pada tuntutan Hamas.

"Saya meyakini kita dapat membawa pulang para sandera kita tanpa menyerah pada perintah Hamas," tegas Netanyahu dalam pernyataannya seperti dilansir AFP, Senin (21/4/2025).

Itu menjadi komentar pertama Netanyahu sejak Hamas, yang menginginkan akhir permanen dari perang Gaza, menolak usulan gencatan senjata terbaru.

"Kita berada pada tahap kritis operasi militer, dan pada titik ini, kita membutuhkan kesabaran dan tekad untuk menang," ucap Netanyahu.

(idn/idn)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini


Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial