NATO: Ukraina Dapat Pasokan Senjata Berlimpah untuk Lawan Rusia

6 hours ago 1

CNN Indonesia

Selasa, 15 Jul 2025 03:20 WIB

Sekjen NATO Mark Rutte mengumumkan Ukraina akan menerima pasokan senjata besar dari AS, termasuk sistem antirudal Patriot, untuk melawan Rusia. Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte mengatakan Ukraina akan mendapatkan pasokan senjata dalam jumlah besar untuk perang melawan Rusia. (AFP/JOHN THYS)

Jakarta, CNN Indonesia --

Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte mengatakan Ukraina akan mendapatkan pasokan senjata dalam jumlah besar untuk perang melawan Rusia.

"Ini berarti Ukraina akan mendapatkan peralatan militer dalam jumlah yang sangat besar, baik untuk pertahanan udara, rudal, maupun amunisi," ujarnya kepada para wartawan dalam pertemuan dengan Presiden Donald Trump di Gedung Putih, Senin (14/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu Trump mengatakan pasokan tersebut bernilai "miliaran dolar" berupa amunisi dan senjata, termasuk sistem antirudal Patriot.

Trump mengatakan akan memasok senjata-senjata canggih ke Ukraina. Meski demikian, Trump menegaskan rencana tersebut tidak gratis.

Ia menegaskan bahwa Aliansi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) harus membayar seluruh senjata-senjata canggih tersebut buat Ukraina.

AS sebelumnya telah meneken kesepakatan dengan NATO terkait pengiriman senjata ke Ukraina. Dalam kesepakatan tersebut, negara-negara NATO diwajibkan membayar 100 persen setiap senjata canggih AS yang dipasok buat Ukraina.

"Kami akan mengirim mereka (Ukraina) rudal Patriot yang amat mereka butuhkan," kata Trump,

Trump juga telah meminta Rusia untuk menyelesaikan perang Ukraina dalam 50 hari atau menghadapi sanksi ekonomi baru yang lebih besar.

"Kami sangat, sangat tidak puas dengan Rusia," kata Trump kepada wartawan saat bertemu dengan Sekjen NATO Mark Rutte di Gedung Putih, Senin (14/7).

"Kami akan menerapkan tarif yang sangat berat jika tidak ada kesepakatan dalam 50 hari, dengan tarif sekitar 100 persen," kata Trump, menambahkan bahwa tarif tersebut akan menjadi "tarif sekunder" yang menargetkan mitra dagang Rusia yang tersisa.

(afp/fra)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial