Momen 4 Jam Prabowo Diwawancari 7 Jurnalis Senior, Bahas UU TNI-IHSG

19 hours ago 9

Jakarta -

Presiden Prabowo Subianto melakukan sesi wawancara dengan tujuh jurnalis senior lintas media. Wawancara berdurasi empat jam ini membahas sejumlah topik yang banyak menjadi perhatian publik.

Wawancara dilaksanakan di kediaman Prabowo di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, pada Minggu (6/4). Para jurnalis senior yang hadir mulai dari Pemimpin Redaksi tvOne Lalu Mara Satriawangsa, Pemimpin Redaksi IDN Times Uni Lubis, Founder Narasi Najwa Shihab, Pemimpin Redaksi detikcom Alfito Deannova Gintings, Pemimpin Redaksi SCTV-Indosiar Retno Pinasti, dan Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab Harian Kompas Sutta Dharmasaputra.

Tidak ada batasan topik dalam wawancara tersebut. Isu dari UU TNI hingga jebloknya IHSG ditanyakan langsung ke Prabowo dengan semua jawaban bersifat on the record atau bisa dikutip untuk ditayangkan di media.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemimpin Redaksi Harian Kompas, Sutta Dharmasaputra, menjelaskan sesi wawancara dimulai dengan paparan capaian yang telah diraih pemerintahan Prabowo-Gibran sejak dilantik pada 20 Oktober silam. Setelah itu, para jurnalis langsung mencecar Prabowo dengan beragam pertanyaan.

"Kemudian setelah itu kita beri kesempatan untuk masing-masing pemerintah mengajukan pertanyaan. Kalau saya rangkum, pertanyaannya itu banyak ya. Mulai dari persoalan geoekonomi ya, karena pertama terkait dengan Trump," kata Sutta, dikutip Senin (7/4/2025).

"Kemudian juga ada isu-isu ekonomi. Mulai dari penciptaan lapangan kerja. Kemudian bagaimana peran sektor swasta ke depan," lanjutnya.

Pemimpin Redaksi IDN Times, Uni Lubis, mengatakan semua tema pertanyaan yang dilontarkan ke Prabowo bersifat 'hot'. Dia mengaku Prabowo juga tidak mengetahui sebelumnya daftar pertanyaan yang akan ditanyakan para jurnalis dalam pertemuan tersebut.

"Tapi yang highlight-nya menurut saya yang menarik satu, kami itu tidak ditanya, mau nanya apa. Sehingga Presiden itu tidak tahu kami akan nanya apa, termasuk akan dikritik soal apa. Menurut saya itu hal yang baik, karena masih ada narasumber yang suka nanya dulu pertanyaannya apa," ucapnya.

"Presiden siap menjawab pertanyaan apa saja, siap untuk dikritik, siap untuk di-challenge back dari jawabannya, dan semua pertanyaan dijawab cukup lengkap. Apakah jawabannya memuaskan atau tidak, tentu masing-masing kita yang bertanya punya ukurannya sendiri-sendiri. Tapi menurut saya ini langkah yang baik untuk menggambarkan keterbukaan dari pemerintahan Presiden Prabowo," lanjutnya.

Founder Narasi, Najwa Shihbab, mengatakan momen wawancara di Hambalang tersebut merupakan kesempatan berharga untuk mengulik pandangan Prabowo dalam sejumlah isu yang sensitif di masyarakat. Dia mengatakan rekaman wawancara dengan Prabowo itu memiliki durasi empat jam.

"Jurnalis kan selalu berusaha untuk mendapatkan konfirmasi informasi sumber A1, orang nomer satu. Dan karena ketika kemudian saya dilibatkan untuk terlibat dalam wawancara bersama enam jurnalis yang lainnya, ini kesempatan yang berharga. Yang kemudian tadi kita lihat, waktu yang diberikan juga sangat generous, waktu rekaman dari mulai jam 9 pagi sampai hampir jam 1 siang," jelasnya.

Najwa menjelaskan topik pertanyaan yang dilontarkan para jurnalis kepada Prabowo beragam. Dia juga menyebut tidak ada batasan isu pertanyaan dalam sesi wawancara tersebut.

"Dan yang menarik adalah sejak awal memang tidak pernah ada batasan mau bertanya apa, silahkan saja. Jadi yang diatur hanya kurang lebih mekanisme formatnya, karena kan memang ada enam wartawan, satu moderator dari TVRI. Jadi yang diatur hanyalah wartawan bertanya seharusnya satu pertanyaan dan satu follow up question, kemudian mutar begitu," terangnya.

Najwa mengungkap kemudian dalam perkembangannya Prabowo tidak keberatan ketika para jurnalis mengajukan pertanyaan-pertanyaan follow up yang lain.

"Seperti ketika saya bertanya soal RUU Polri, walaupun moderator kerap berusaha memotong, tapi kemudian Pak Prabowo malah justru tidak apa-apa, silahkan bertanya saja. Karena memang saya merasa sayang kesempatannya ketika kita mengkonfirmasi isu yang penting dan tidak mendapat jawaban tuntas, padahal yang kita tanyakan langsung orang nomor satu di negeri ini," ucapnya.

Lebih lanjut Najwa berharap momen wawancara dengan Prabowo itu bisa terus dilakukan. Dia menekankan transparansi pemerintah dalam menjelaskan kebijakan kepada publik lewat kemudahan wawancara dengan media.

"Dan semakin banyak media yang bisa terlibat, karena kan media kan tentunya juga beda-beda prioritasnya, beda-beda target audiensnya. Jadi media yang khusus bicara seni, pertanyaan yang diajukan juga pastinya kan yang berkaitan dengan kepentingan pembacanya. Media olahraga tentu nanti bertanya juga seputar isu-isu olahraga," pungkas Najwa.

(ygs/gbr)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial