Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi yakin akan kesuksesan program Koperasi Desa Merah Putih. Menkop Budi yakin Kopdes Merah Putih bisa membawa perubahan di desa.
Keyakinan itu disampaikan Menkop Budi Arie dalam gelaran acara yang bertempat di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Rabu (12/3/2025). Acara ini diikuti oleh puluhan peserta. Hadir pula Founder & Chairman CT Corp Chairul Tanjung (CT) dan Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT).
Untuk diketahui, #DemiIndonesia Ayo Berkoperasi, Koperasi Bangkit adalah program komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran seluruh lapisan masyarakat Indonesia tentang pentingnya menerapkan sistem koperasi dan keuntungan pemaksimalan sistem koperasi melalui wawasan yang relevan dan penerapan yang praktis oleh para ahli.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Acara ini dimoderatori oleh Pemimpin Redaksi detikcom Alfito Deannova Ginting. Budi Arie mengisi keynote speech sekaligus narasumber dalam talkshow inspiratif #DemiIndonesia Ayo Berkoperasi, Koperasi Bangkit. Acara ini juga menghadirkan sesi hiburan dari Uut Salsabil.
Tak hanya Budi Arie, acara #DemiIndonesia Ayo Berkoperasi akan menghadirkan berbagai narasumber yang kompeten di bidangnya, di antaranya:
1. Komjen Tomsi Tohir Balaw - Sekjen Kementerian Menteri Dalam Negeri
2. Yandri Susanto - Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal
3. Munadi Herlambang - Direktur Institutional Banking BNI
4. Supomo - Direktur Utama LPDB (Lembaga Pengelola Dana Bergulir)
#DemiIndonesia #AyoBerkoperasi #KoperasiBangkit dipersembahkan oleh detikcom bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan Lembaga Pengelola Dana Bergulir serta didukung PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan PT PLN (Persero).
Bagaimana penjelasan Menkop Budi Arie? Baca halaman selanjutnya.
Kopdes Merah Putih Ubah Tatanan Desa
Foto: Menkop Budi Arie (Andhika Prasetia)
"Saya sudah bisa membayangkan kalau ini terwujud secara masif, Kopdes Merah Putih ini akan mengubah tatanan sosial ekonomi di desa, tatanannya juga pasti berubah," ujar Budi Arie.
Dia menerangkan, Kopdes Merah Putih dapat memutar ekonomi rakyat di desa. Misal caranya dengan membeli hasil pertanian petani desa.
"Ini kan kita juga musti mapping-in misalnya bagaimana dengan existing-existing sekarang, pertanyaannya begitu, toko klontong desa gimana. Tapi saya yakin karena Kopdes Merah Putih ini konsepsinya adalah untuk juga menjadi off-taker hasil pertanian," ungkap dia.
Selanjutnya, dalam Kopdes Merah Putih nantinya akan ada gerai-gerai tertentu yang masuk dalam kebutuhan rakyat. Mulai dari gerai sembako, klinik, hingga apotek.
"Karena itu memang Kopdes Merah Putih ini berangkatnya dari kebutuhan termasuk juga apotek desa yang namanya obat untuk masyarakat desa itu kan semuanya perlu, makanya idenya pak presiden itu harus obat generik, supaya harganya bisa lebih murah 50-60% dari harga yang ada sekarang," jelasnya.
Menurutnya, obat generik dengan harga murah di koperasi dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang sakit ringan. Terlebih komposisi obat generik sama dengan obat-obat mahal lainnya.
"Karena kalau harganya murah kan obat generik orang desa misalnya sakit pilek cukup minum obat generik aja yang ingredients-nya sama dengan obat-obat flu yang ada, karena itu memang ini eksperimen dan pemikiran yang melompat tentang kopdes merah putih ini," ujarnya.
Membangun Desa, Membangun Indonesia
Foto: Mendes PDT Yandri Susanto (Andhika Prasetya/detikcom)
"Maka sejatinya kalau kita membangun desa, otomatis itu kita membangun Indonesia. Kalau kita melupakan desa, tadi seperti kita melupakan kooperasi selama 27 tahun, itu menurut saya sangat berbahaya," tutur Yandri.
Yandri mengatakan desa memiliki potensi yang besar membantu pertumbuhan ekonomi dengan maksimal. Ia mengatakan, apabila setiap desa memiliki koperasi desa yang dijalankan dengan baik, bisa membantu pertumbuhan ekonomi dari desa hingga 2-3 persen.
"Kalau kooperasi desa ini cepat dan akurat, kemudian strukturnya bagus, kemudian sumber daya manusia juga mumpuni, kemudian semua potensi yang ada itu kita maksimalkan, maka gerakan ekonomi dari desa itu untuk pertumbuhan ekonomi 8% yang dicanangkan oleh pemerintah sekarang, itu insyaallah dari desa bisa menyumbangkan 2-3%," tutur Yandri.
Melihat potensi tersebut Yandri menyambut baik kehadiran sumber ekonomi baru seperti koperasi desa atau badan usaha milik desa (BUMDes). Yandri mengatakan akan mendukung penuh sumber ekonomi itu yang berpusat di desa.
"Maka kehadiran banyak pihak atau sumber-sumber ekonomi baru, apakah itu BUMDes, apakah itu kooperasi desa merah putih karena khususnya atau tempatnya di desa, tentu Kementerian Desa dan PDT menyambut baik," tutur Yandri.
Akses Pembiayaan Pengembangan Kopdes
Foto: Direktur Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Supomo (Andhika Prasetya/detikcom)
"LPDB ini adalah bagian yang tidak bisa terpisahkan oleh Kementerian Kooperasi. Jadi LPDB ini sudah punya pengalaman yang kemarin karena spesialisasi LPDB ini untuk pembiayaan kepada kooperasi," tutur Supomo.
Supomo mengatakan bahwa LBDB sudah mensukseskan 70 ribu koperasi. Hak itu dapat dilihat dari berbagai uji coba yang selama ini sudah dilakukan LPDB.
"Jadi dalam rangka untuk mensukseskan 70 ribu kooperasi yang ada ini sebenarnya piloting-piloting itu sudah bisa dilihat dari kinerja LPDB selama ini," tutur Supomo.
Supomo mengatakan telah mengelola Rp 19 triliun dana kepada 3.829 koperasi dengan mencakup 522.309 penerima manfaat. Pengelolaan tersebut dilakukan LPDB dalam memberikan pendampingan melalui inkubator-inkubator yang dimiliki LPDB.
"Udah 19 triliunan, itu ada mitra kami kooperasi itu 3.839, di mana penerima manfaat itu udah 522.309. Jadi sebenarnya apa yang dilakukan oleh LPDB yaitu dalam rangka penyaluran kepada kooperasi ini yaitu melalui pendampingan dan kita punya inkubator," kata Supomo.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Institutional Banking BNI Munadi Herlambang mengatakan peran lembaganya dalam mendukung Koperasi Desa Merah Putih. Bentuk peran tersebut termasuk upaya mengurangi risiko bisnisnya.
Munadi menerangkan, latar belakang BNI memang mendukung program ketahanan pangan pemerintah. Misalnya dia menyokong Gapoktan yang dijadikan koperasi sehingga penyaluran pupuk bersubsidi bisa berjalan baik.
"Jadi itu yang kita mulai kerja sama dengan Kemenkop, tentu bentuknya koperasi karena prinsip koperasi itu gotong royong dan kebersamaan, harapan kami bisa mengurangi risiko bisnis dan lainnya," ujar Munadi.
Direktur Institutional Banking BNI Munadi Herlambang (Andhika Prasetya/detikcom)
Upaya mendukung koperasi bersama Kemenkop bahkan sudah dilakukan BNI sebelum ada wacana program Kopdes Merah Putih. Sokongan tersebut masih berjalan sampai saat ini.
"Kita sebelum event ini sudah bekerja sama dengan Kemenkop untuk mengconvert badan hukum Gapoktan menjadi koperasi," jelasnya.
(rdp/rdp)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu