Mendengar Kekecewaan Anak Muda

2 days ago 9

Jakarta -

Hari-hari ini anak muda Indonesia membuat trending topic dengan tagar KaburAjaDulu sebagai bentuk kekecewaan mereka akan sulitnya mendapatkan pekerjaan di Indonesia. Tren ini mendorong anak muda untuk pindah dan bekerja di luar negeri yang dianggap jauh lebih baik untuk mendapatkan pekerjaan.

Kekecewaan anak muda juga terlihat dari kritik yang diberikan terhadap kabinet gemuk pemerintah saat ini dan prioritas terhadap program makan siang bergizi gratis yang dipandang kurang tepat sasaran. Bahkan terdapat opini bahwa makan siang bergizi gratis sesungguhnya tidak gratis karena mengorbankan di PHK banyak pekerja kontrak dan efisiensi anggaran yang justru tidak mendukung pengembangan Indonesia.

Kondisi ekonomi masyarakat Indonesia saat ini tidak sedang baik-baik saja. Justru terlihat adanya penurunan jumlah masyarakat kelas menengah. Bagaimana Indonesia bisa mencapai Indonesia Emas jika anak-anak diberikan makan siang gratis sementara orangtuanya kesulitan untuk mendapatkan penghasilan yang layak? Saya jadi teringat akan filosofi berilah kail, jangan ikannya. Sulitnya kondisi ekonomi Indonesia saat ini mendorong anak muda untuk berniat "kabur" ke luar negeri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas, benarkah bekerja di luar negeri jauh lebih baik jika dibandingkan di Indonesia?

Nilai tukar rupiah

Tentunya nominal penghasilan yang dihasilkan jika dikonversikan ke rupiah akan lebih besar upah yang diterima jika kita bekerja di luar negeri dibandingkan di Indonesia. Sayangnya, banyak anak muda yang belum tahu bahwa bekerja di luar negeri juga membutuhkan biaya hidup yang sesuai dengan penghasilan yang diterima. Sebagai contoh, masyarakat yang tinggal di negara maju seperti Amerika Serikat (AS) dan Australia saat ini banyak yang tidak sanggup untuk membiayai keluarga dengan membesarkan anak jika hanya bersandar pada satu sumber penghasilan.

Hal ini yang mendorong mereka yang memiliki pekerjaan secara jarak jauh untuk menetap di negara yang murah untuk tinggal seperti Indonesia tapi tetap mendapatkan upah dalam mata uang asing untuk menekan biaya hidup dan memanfaatkan nilai tukar ke rupiah dari mata uang asing yang masih tinggi. Kondisi ini banyak terlihat di kota wisata seperti Bali dan Mataram. Tidak hanya pekerja aktif, terdapat juga warga negara asing yang lebih memilih untuk pensiun di Indonesia karena alasan yang sama.

Aspek selanjutnya yang menjadi pertimbangan adalah peluang karier yang ditawarkan.

Peluang karier

Skilled job yang ditawarkan di negara maju pada umumnya meminta pengalaman kerja yang cukup. Bahkan nilai ini jauh lebih penting dibandingkan ijazah yang dimiliki. Hal ini bahkan menyulitkan banyak lulusan sebagai seorang fresh graduate yang merupakan warga negara maju untuk mencari pekerjaan sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni.

Hijrah ke luar negeri untuk karier yang bagus akan lebih mudah dilakukan jika kita telah memiliki pengalaman yang cukup dan kompetensi yang mumpuni. Tapi, sebaiknya Anda pertimbangkan kembali jika Anda belum memilikinya dan masih berstatus sebagai seorang fresh graduate.

Selain itu, kita biasanya diwajibkan untuk disponsori oleh pemberi kerja dengan bidang yang sesuai dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja kita untuk bermigrasi secara legal ke negara maju. Hal yang perlu dihindari adalah penyalur tenaga kerja yang melakukan eksploitasi terhadap tenaga kerja asal Indonesia yang akan dibayar dengan murah di luar negeri.

Saat ini terdapat juga banyak imigran ilegal di negara maju seperti AS dan salah satu negara asal mereka adalah Indonesia. Rata-rata imigran ilegal yang berasal dari Indonesia adalah turis yang tinggal melebihi masa waktu yang diizinkan untuk berada di AS. Kondisi ini tidak begitu diperhatikan oleh pemerintahan sebelumnya. Tapi, Presiden Trump saat ini sangat serius terhadap hal ini dan dampaknya terlihat dari banyaknya kota besar di AS yang menjadi target operasi Immigration and Customs Enforcement.

Kebjikan yang diambil oleh Presiden Trump didasarkan oleh niatnya untuk memperbaiki kondisi ekonomi AS yang juga dilanda berbagai masalah seperti inflasi dan besarnya utang negara. Pemerintah Indonesia juga tentu berupaya untuk memperbaiki kondisi ekonomi negara. Lantas, bagaimanakah Indonesia mempersiapkan anak muda untuk mudah mendapatkan pekerjaan?

Kualitas pendidikan

Rencana pembangunan jangka panjang kita perlu disesuaikan dengan proses pendidikan kita. Apakah kita ingin menjadi negara industri? Ataukah kita ingin tetap menjadi negara pasar? Jika negara industri masih jauh ketercapaiannya, kita bisa melihat India yang secara serius mempersiapkan lulusan perguruan tingginya untuk mampu langsung bekerja bagi perusahaan internasional.

Hal ini dilakukan dengan pendidikan perguruan tinggi yang mayoritas diselenggarakan dalam Bahasa Inggris. Hasilnya pun terlihat dari tren tenaga IT dunia yang banyak direkrut berasal dari India. Perusahaan besar seperti Microsoft pun akhirnya memilih untuk berinvestasi di India dikarenakan upah tenaga IT yang murah tapi dengan kemampuan yang mumpuni dan diakui di level internasional. Bahkan banyak perusahaan start-up ternama yang telah menjadi perusahaan besar di Indonesia yang masih menggunakan tenaga IT India. Hal yang sama juga terlihat dengan China yang juga telah banyak mengirimkan tenaga kerja ahlinya ke luar negeri.

Pemerintah perlu mendengar kekecewaan para anak muda Indonesia yang tentunya membutuhkan support. Jika kita belum mampu untuk menyediakan banyak lapangan kerja bagi anak-anak muda kita, maka sudah semestinya kita mendidik dan mempersiapkan mereka untuk dapat bekerja tidak hanya di Indonesia. Kualitas pendidikan yang baik akan membentuk kepercayaan akan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia dan dengan sendirinya akan mendorong investasi dari luar negeri.

Tapi, ketersediaan anggaran sangat diperlukan untuk membentuk sistem pendidikan yang berkualitas. Bagaimana dosen bisa fokus untuk mengajar dan melakukan upgrade metode pengajaran ke tingkat internasional jika tunjangannya tidak dibayarkan? Bagaimana fasilitas peralatan laboratorium ditingkatkan sesuai dengan tren kebutuhan industri terkini jika anggarannya tidak ada? Semoga pemerintah kita yang bertindak sebagai nahkoda kapal akan membawa kapal Indonesia ke arah yang tepat.

Jacob Febryadi Nithanel Dethan, PhD Fulbright Visiting Scholar Cornell University

(mmu/mmu)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial