Jakarta -
Menteri Kebudayaan RI mengapresiasi inisiatif dan dedikasi para pelaku seni budaya yang terus menjaga dan memajukan seni tradisi Indonesia, khususnya Tari Lengger. Hal tersebut disampaikan Fadli Zon dalam pertemuan bersama Andy F Noya dan maestro Tari Lengger Rianto.
Pertemuan tersebut membahas berbagai langkah strategis untuk memperkuat posisi Lengger sebagai kekayaan budaya nasional, termasuk dukungan program melalui Dana Indonesiana serta pentingnya memberikan penghargaan bagi maestro-maestro lokal.
Fadli Zon pun secara khusus akan diundang untuk hadir dalam festival 'Banyumas Ngibing, 24 Jam Menari' di Banyumas, pada bulan Juni 2025 mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sangat mengapresiasi Mas Andy dan Mas Rianto. Keduanya adalah contoh nyata bagaimana pemajuan kebudayaan dijalankan dengan semangat kolektif dan cinta Tanah Air, sejalan dengan amanat Pasal 32 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945," ujar Fadli, dalam keterangan tertulis, Jumat (25/4/2025).
Selain memberi apresiasi kepada Andy dan Rianto, Fadli kembali menekankan pentingnya upaya pendokumentasian berbagai tarian tradisional Indonesia dalam bentuk buku. Menurutnya, langkah ini akan menjadi sumber referensi abadi dan berkelanjutan bagi generasi mendatang dalam memahami kekayaan budaya bangsa.
Tak lupa, Fadli juga mengundang Andy dan Rianto untuk dapat menyuguhkan tarian Lengger di Osaka Expo 2025. Fadli menegaskan pentingnya skema bantuan Dana Indonesia yang nantinya dirancang agar dapat diakses oleh seluruh pelaku budaya.
Inisiatif ini diharapkan menjadi stimulan yang mendorong para seniman dan budayawan untuk terus berkarya serta berkontribusi dalam pelestarian budaya Indonesia, salah satunya untuk festival Banyumas Ngibing ini.
"Harapannya, Dana Indonesiana dapat dimanfaatkan oleh seluruh pelaku budaya di Indonesia," jelas Fadli
Andy Noya yang turut terlibat pada festival ini menyampaikan harapannya agar perhelatan ini tak hanya menjadi panggung ekspresi, tetapi juga menjadi pengingat akan kekayaan budaya Banyumas dan kontribusi para penari dari berbagai daerah di Indonesia. Menurut Andy, Lengger adalah aset bangsa.
"Lewat festival Banyumas Ngibing, kami ingin membangkitkan kembali semangat masyarakat untuk mencintai dan melestarikan seluruh tarian di Indonesia, termasuk Lengger. Semua ini adalah bagian dari kekayaan budaya kita. Kami juga ingin menghapus stigma negatif yang selama ini melekat pada Lengger," ungkap Andy.
"Karena itu, dukungan negara, termasuk kehadiran langsung Bapak Menteri, sangat berarti bagi para seniman dan masyarakat Banyumas," sambungnya.
Sementara itu, maestro Lengger yang juga terlibat dalam festival Banyumas Ngibing Rianto menekankan pentingnya apresiasi dan penghargaan khusus bagi para pelaku budaya, khususnya maestro lokal yang telah lama berjuang menjaga tradisi.
Menurut Rianto, banyak maestro lokal yang menyimpan pengetahuan mengenai berbagai tarian di Indonesia, termasuk Lengger, yang hingga kini belum mendapatkan perhatian.
"Saya berharap melalui dukungan pemerintah, kita bisa memberikan atensi khusus terhadap para maestro lokal tersebut," jelas Rianto.
Sebagai informasi, festival 'Banyumas Ngibing, 24 Jam Menari' akan menjadi ruang kolaboratif bagi para penari dari berbagai daerah di Indonesia, yang mengusung semangat kebhinekaan dan pelestarian budaya.
Diselenggarakan pada 2-3 Mei 2025 di Alun-alun Banyumas, Jateng, festival ini menghadirkan berbagai aktivasi budaya, termasuk pertunjukan menari tanpa henti selama 24 jam.
(anl/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini