Jakarta -
Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Golkar, Firman Soebagyo, meminta pemerintah untuk menyikapi ide metode sawah bapokok murah untuk mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Firman mengatakan pemerintah harus memberikan dukungan terhadap metode ini supaya bisa dikembangkan oleh petani.
"Nah, ini kalau seperti itu, berarti kan itu inovasi dan kearifan lokal. Jadi petani kita ini sesungguhnya kan memang orang-orang yang kreatif. Nah, oleh karena itu, dengan cara-cara inovasi petani-petani dengan menggunakan kearifan lokal, tentunya pemerintah harus menyikapi," kata Firman kepada wartawan, Selasa (25/2/2025).
Firman menyebut petani lebih mengetahui metode terbaik yang digunakan untuk memperluas jaringan produksi. Ia menyebut selama ini pemerintah lebih mengedepankan metode baru yang jarang dipakai oleh para petani.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena dengan inovasi daripada petani itu kan sebetulnya kan tidak sesuatu. Bukan merupakan barang baru. Dari dulu petani itu kan hidupnya ya memang bertani, jadi mereka itu lebih aktif gitu. Lebih proaktif, lebih aktif, dan lebih banyak berinovasi, baik itu dari perbenihan, dari mulai pemupukan, dari menggunakan pupuknya, dari cara bertaninya, menggunakan metodologi yang ditemukan sendiri," ujar Firman.
"Hanya memang karena, kenapa ini tidak berkembang? Karena pemerintah itu selalu membikin kebijakan-kebijakan baru yang sulit dipahami oleh petani. Ini yang kita dorong di pemerintah kita, kalau memang kita mau serius, maka kita dorong saja apa yang menjadi inovasi petani," sambungnya.
Ia menilai inovasi yang berasal dari petani harusnya dimaksimalkan. Ia tak ingin petani di RI justru didikte dengan metode-metode percobaan.
"Dimaksimalkan, jangan diubah dengan pola-pola lain yang mungkin petani tidak mengerti," ungkapnya.
Ia menilai petani di RI harus diberikan kemudahan untuk berkembang. Firman berharap hal ini juga bisa diatensi oleh Kementerian Pertanian.
"Kita kasih kemudahan, kemudahan untuk melakukan, membuat izin, kemudahan untuk mendapatkan proses-proses daripada perizinan dan kemudian juga kita berikan izin edar secara mudah, dan kemudian kita kasih pendampingan-pendampingan," ucap Firman.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi IV DPR, Alex Indra Lukman, memperkenalkan cara baru dalam bersawah yakni sawah bapokok murah atau bertanam padi dengan modal murah. Alex mengungkap metode ini mampu menghemat biaya yang harus dikeluarkan petani hingga 50 persen dibanding sistem konvensional.
"Rendahnya biaya dalam proses produksi, tentunya akan lebih menjanjikan pendapatan yang lebih besar. Terlebih, hasil panen juga meningkat dengan teknik 'sawah bapokok murah' ini," kata Alex dalam keterangannya, Kamis (30/1).
Hal itu ditemukan Alex saat berdialog dengan Kelompok Tani Bukik Baeh, Kampung Rumah Gadang, Nagari Sungai Gayo Lumpo, Kecamatan V Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, pada Selasa (28/1) lalu. Dia menilai metode sawah bapokok murah ini harus jadi program prioritas Kementerian Pertanian karena menciptakan intensifikasi lahan dalam kerangka terwujudnya swasembada pangan yang jadi skala prioritas Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
"Dengan teknik sawah bapokok murah ini, produksi bisa mencapai angka 7 hingga 8 ton per hektare," ucap Alex yang juga Ketua PDI Perjuangan Sumatera Barat itu.
Terjadinya penghematan ini, juga diamini pembina Kelompok Tani Bukik Baeh, Ir Djoni yang juga penemu teknik sawah bapokok murah. "Dengan mengaplikasikan teknik ini, petani tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk pengolahan tanah," imbuh dia.
(dwr/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu