Jakarta -
Kantor Imigrasi Bandara Soekarno Hatta (Kanim Soetta) Ditjen Imigrasi Kementerian Imigrasi dan Permasyarakatan (Imipas) masuk dalam 10 besar World's Best Airport Immigration 2025. Kantor Imigrasi Bandara Soetta berada di urutan ke-10.
"Kami berharap pencapaian ini menjadi pemacu semangat bagi seluruh jajaran Imigrasi di Indonesia, untuk terus meningkatkan kualitas layanan," kata Menteri Imipas Agus Andrianto dalam keterangannya, dilihat dari unggahan akun Instagram ditjen_imigrasi, Sabtu (12/4/2025).
Ditjen Imigrasi mengutip situs Skytrax World Airport Awards. Di situs tersebut tertera penghargaan untuk layanan Imigrasi Bandara Terbaik Dunia. Indikator penilaian dari berbagai aspek mulai dari kedatangan dan keberangkatan, layanan imigrasi dan control perbatasan, waktu tunggu, sistem antrean, jalur prioritas, system dan efisiensi e-gate (pintu otomatis), hingga efisiensi dan kesopanan staf imigrasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk diketahui, autogate bandara internasional di Indonesia juga sudah melayani warga asing, bahkan anak 6 tahun ke atas. Hal itu dimungkinkan dengan pemegang e-visa, dan teknologi face recognition.
"Ditjen Imigrasi mengimplementasikan program digitalisasi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi layanan di bandara-bandara dan pelabuhan internasional. Salah satunya pemanfaatan autogate berteknologi mutakhir sehingga penumpang dapat merasakan pengalaman yang mulus (seamless) saat menggunakan autogate, dengan proses pemeriksaan hanya 10-15 detik per lintasan," ujar Plt Direktur Jenderal Imigrasi Saffar Muhammad Godam.
Sebelumnya, Kementerian Imigrasi dan Permasyarakatan (Kemen-Imipas) menghadirkan autogate di Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo. Sarana ini diharapkan mengoptimalkan dan menambah efisien layanan imigrasi.
"Ini merupakan implementasi dari Program Akselerasi Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan yang selaras dengan Asta Cita Bapak Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto," kata Menteri Imipas Agus Andrianto dalam keterangan tertulis, Kamis (16/1/2025).
"Yang bertujuan untuk memberikan pelayanan keimigrasian yang optimal serta meningkatkan efisiensi, keamanan dan kenyamanan proses imigrasi internasional pada tempat pemeriksaan imigrasi," sambung dia.
Menteri Agus menerangkan era Society 5.0 dengan kemajuan teknologi yang pesat saat ini berpengaruh signifikan pada arus migrasi global. Menteri Agus mengungkapkan arus migrasi di Indonesia mengalami peningkatan pada 2024.
"Terdapat perlintasan WNI maupun WNA sebanyak lebih dari 49,2 juta orang atau meningkat 18,27 persen dari 2023. Fenomena migrasi ini juga berdampak pada peningkatan permintaan dan tuntutan pelayanan yang cepat, mudah, dan berkualitas dalam penerbitan dokumen keimigrasian, baik pengajuan paspor bagi WNI, dan izin tinggal bagi WNA yang bermukim di Indonesia," terang Menteri Agus.
Dia menekankan peran Imigrasi yang sangat krusial dalam upaya pengoptimalan dampak positif dari fenomena migrasi. Menteri Agus menyebutkan fungsi Imigrasi sebagai pelayan, penegakan hukum di lini keimigrasian, penjaga pintu negara, dan fasilitator pembangunan kesejahteraan masyarakat.
"Dalam rangka mewujudkan Indonesia Emas di tahun 2045," ucap Menteri Agus.
Untuk diketahui, autogate di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Bandara Internasional Juanda Sidoarjo merupakan lokasi ke-5 dari pengembangan autogate di Indonesia. Empat lokasi autogate sebelumnya adalah:
- TPI Bandara Internasional Soekarno Hatta Jakarta
- TPI Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali
- TPI Pelabuhan Laut Batam Center
- TPI Pelabuhan Laut Citra Tri Tunas Kepri.
Autogate merupakan sistem otomisasi yang memanfaatkan teknologi untuk memverifikasi identitas, kelengkapan dokumen perjalanan penumpang tanpa memerlukan interaksi langsung dengan petugas. Autogate juga mampu mendeteksi paspor palsu atau daftar hitam imigrasi.
Penerapan autogate diharapkan dapat mempercepat proses pemeriksaan keimigrasian. Harapannya tidak terjadi penumpukan antrean di konter Imigrasi manual tanpa mengesampingkan aspek keamanan negara.
Selain itu, penerapan autogate ini merupakan implementasi dari standar dan rekomendasi praktik yang ditetapkan oleh International Civil Aviation Organization (ICAO), yang dirancang untuk bekerja dengan Machine Readable Travel Documents (MRTD) seperti paspor elektronik yang sesuai dengan spesifikasi ICAO Doc 9303.
"Imigrasi akan terus berinovasi dalam program pelayanan publik yang diterapkan dalam rangka memberikan layanan keimigrasian yang mudah dan prima melalui penerapan digitalisasi, transparansi, dan penguatan kerja sama dengan berbagai pihak dan menerapkan asas selective policy secara ketat terhadap setiap orang asing yang hendak memasuki wilayah Indonesia," ungkap Menteri Agus.
"Dengan didasari pada pendekatan keamanan atau security approach dan pendekatan kesejahteraan atau prosperity approach, yang berjalan secara seimbang sehingga meminimalisir dampak negatif dari kedatangan orang asing yang akan mengganggu keamanan dan ketertiban di tengah masyarakat," kata dia.
(aud/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini