Jakarta -
Selama lebih dari tujuh dekade, Indonesia belum pernah memiliki kendaraan kepresidenan yang benar-benar mencerminkan jati diri bangsa. Mobil yang mengangkut kepala negara selalu berasal dari merek asing-mahal, mewah, namun tanpa akar budaya nasionalisme. Namun kini, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, sejarah itu berubah.
Dengan keberpihakan yang nyata terhadap kemandirian bangsa dan keberanian untuk mengambil keputusan strategis, Prabowo menjadi Presiden pertama Republik Indonesia yang secara resmi menggunakan kendaraan produksi dalam negeri sebagai kendaraan operasional hariannya: Maung Garuda buatan PT Pindad (Persero).
Yang menarik dari kisah ini adalah mobil Maung Garuda tidak lahir dari kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Ia lahir dari kebijaksanaan yang lebih menentukan: keberpihakan Presiden.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama bertahun-tahun, TKDN telah dijadikan mantra dalam banyak dokumen kebijakan. Tapi kenyataannya, tak banyak industri yang benar-benar tumbuh karena aturan TKDN. Maung Garuda membuktikan bahwa yang lebih efektif dalam menumbuhkan inovasi dan produksi dalam negeri adalah insentif politik dan keberpihakan nyata dari seorang kepala negara.
Foto: Mobil para kepala negara (Dok Istimewa)
Presiden Prabowo tidak hanya memberi perintah, ia memberi panggung. Ia tidak hanya menandatangani dokumen, tapi menjadikan kendaraan dalam negeri sebagai simbol kepemimpinannya.
Sejak dilantik pada 20 Oktober 2024, Presiden Prabowo secara konsisten menggunakan Maung Garuda dalam aktivitas kenegaraan. Artinya, kendaraan ini telah digunakan lebih dari 160 hari berturut-turut, melewati segala kondisi lapangan, cuaca, protokol, dan medan tugas tanpa kendala berarti. Fakta ini mengukuhkan satu hal penting: anak bangsa mampu mendesain dan memproduksi mobil yang handal, bahkan untuk tantangan operasional seberat tugas seorang presiden.
Mobil Maung Garuda bukan sekadar kendaraan taktis. Ia adalah pernyataan politik, bahwa Indonesia mampu berdiri di atas kaki sendiri jika diberi kepercayaan dan keberanian pemimpinnya. Dibangun dengandesain tangguh, dan fleksibilitas untuk medan Indonesia, Maung adalah jawaban atas kebutuhan Indonesia yang terlalu lama bergantung pada simbol asing.
Kini, mobil kepresidenan Indonesia tak kalah gagah dibandingkan Aurus Senat-nya Rusia, Hongqi-nya Tiongkok, atau Toyota Century Royal-nya Jepang. Dan semua itu berawal dari satu keputusan: keberpihakan Presiden.
Sudah waktunya kita meninjau ulang anggapan bahwa kebijakan teknokratis seperti TKDN cukup untuk membangun industri. Tanpa keberanian pemimpin untuk memberikan insentif nyata - baik dalam bentuk pembelian, penggunaan, maupun kebanggaan - industri tidak akan bertransformasi dan tumbuh.
Presiden Prabowo telah menunjukkan bahwa simbolisme bukan hanya soal protokol atau kemewahan, tapi soal pesan kebangsaan yang kuat. Presiden Prabowo menciptakan narasi baru: Bahwa menjadi Presiden bukan hanya tentang menjadi kepala negara, tapi juga tentang menjadi pemimpin moral dan simbolis dari kemandirian nasional.
Maung Garuda kini melaju di jalan-jalan Indonesia, bukan sekadar membawa seorang Presiden, tapi membawa arah dan harapan baru tentang apa artinya menjadi bangsa besar. Bangsa yang mampu membangkitkan industri dalam negeri.
Iwan Setiawan. Direktur Indonesia Political Review (IPR).
(rdp/rdp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini