Hari Kebebasan Pers Sedunia 2025: Asal-usul dan Tema Tahun Ini

13 hours ago 10

Jakarta -

Hari Kebebasan Pers Sedunia atau World Press Freedom Day diperingati setiap tahun pada tanggal 3 Mei. Menurut PBB, hari ini merupakan kesempatan untuk merayakan prinsip-prinsip dasar kebebasan pers, menilai keadaan kebebasan pers di seluruh dunia, mempertahankan media dari serangan terhadap independensinya, dan memberi penghormatan kepada jurnalis yang telah kehilangan nyawa saat menjalankan tugas.

Berikut serba-serbi peringatan Hari Kebebasan Pers Sedunia 2025.

Asal-usul Hari Kebebasan Pers Sedunia

Dikutip dari situs UNESCO, Hari Kebebasan Pers Sedunia dicanangkan oleh Majelis Umum PBB pada tahun 1993 setelah Rekomendasi yang diadopsi pada sesi ke-26 Konferensi Umum UNESCO pada tahun 1991. Hal ini merupakan tanggapan terhadap seruan jurnalis Afrika yang pada tahun 1991 menghasilkan Deklarasi Windhoek yang bersejarah .

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tanggal 3 Mei menjadi pengingat bagi pemerintah tentang perlunya menghormati komitmen mereka terhadap kebebasan pers. Hari Kebebasan Pers Sedunia juga menjadi hari refleksi bagi para profesional media tentang isu-isu kebebasan pers dan etika profesional.

Tema Hari Kebebasan Pers Sedunia 2025

Hari Kebebasan Pers Sedunia 2025 akan berfokus pada pengaruh besar Kecerdasan Buatan (AI) terhadap jurnalisme dan media dengan tema "Reporting in the Brave New World - The Impact of Artificial Intelligence on Press Freedom and the Media" atau "Pelaporan di Dunia Baru yang Berani - Dampak Kecerdasan Buatan terhadap Kebebasan Pers dan Media".

Merujuk situs PBB, pertumbuhan dan penggunaan Kecerdasan Buatan (AI) yang pesat mengubah jurnalisme, media, dan kebebasan pers secara besar-besaran. Meskipun prinsip-prinsip media yang bebas, independen, dan pluralistik tetap penting, dampak AI pada pengumpulan, pemrosesan, dan penyebaran informasi sangat besar, menghadirkan peluang inovatif sekaligus tantangan serius.

AI dapat membantu mendukung kebebasan berekspresi dengan membuat informasi lebih mudah diakses, memungkinkan lebih banyak orang berkomunikasi di seluruh dunia, dan mengubah cara informasi mengalir secara global. Namun, pada saat yang sama, AI membawa risiko baru, misalnya untuk menyebarkan informasi palsu atau menyesatkan, meningkatkan ujaran kebencian daring, dan mendukung jenis penyensoran baru.

Beberapa orang menggunakan AI untuk pengawasan massal terhadap jurnalis dan warga negara, sehingga menciptakan efek mengerikan pada kebebasan berekspresi. Platform teknologi besar menggunakan AI untuk menyaring dan mengontrol konten apa yang dilihat, sehingga menjadikannya penjaga informasi yang kuat. Ada kekhawatiran yang berkembang bahwa AI dapat membuat media global terlalu mirip, mengurangi sudut pandang yang berbeda, dan menyingkirkan outlet media yang lebih kecil.

AI juga dapat membantu organisasi media dengan mengotomatiskan tugas, membuatnya lebih efisien, dan membantu mereka memenuhi permintaan. Namun, pada saat yang sama, kesehatan finansial banyak media sedang melemah. Alat AI generatif menggunakan kembali konten jurnalistik tanpa pembayaran yang adil, mengambil pendapatan dari media independen, dan memberikannya kepada platform teknologi dan perusahaan AI.

Selain itu, AI memainkan peran yang lebih besar dalam Pemilu, contohnya membantu pengecekan fakta dan melawan disinformasi. AI juga menyediakan alat bagi jurnalis dan pemilih untuk mendukung partisipasi yang terinformasi dalam demokrasi.

Namun, AI juga menimbulkan risiko. AI dapat digunakan untuk membuat konten palsu tetapi realistis, seperti deepfake, yang dapat merusak kepercayaan pada sistem demokrasi.

Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, media, dan masyarakat sipil. Pakta Digital Global PBB mengatakan penting untuk menangani masalah yang disebabkan oleh teknologi sambil tetap melindungi privasi dan kebebasan berekspresi masyarakat.

(kny/imk)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial