Jakarta -
Kekhawatiran para dokter tentang obat generik yang "tidak efektif" di rumah sakit umum di China telah memicu kemarahan publik.
Para dokter meyakini sistem pengadaan obat generik lebih murah ketimbang obat asli dengan paten telah menyebabkan pemotongan biaya tapi mengorbankan keselamatan masyarakat.
Para pejabat China yang dikutip sejumlah media pemerintah pada Minggu (09/02), mengatakan masalah ini didasari perbedaan persepsi meskipun di lapangan menimbulkan persoalan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebuah laporan mengungkap masing-masing orang punya reaksi berbeda terhadap obat-obatan.
Selain itu, klaim tentang ketidakefektifan obat-obatan "sebagian besar berasal dari anekdot dan perasaan subjektif orang-orang".
Tanggapan resmi tersebut tidak meredakan kekhawatiran publik atas reputasi obat-obatan di rumah sakit dan apotek umum.
Masalah ini jadi tantangan baru bagi sistem pelayanan kesehatan di China. Ditambah lagi tekanan jumlah penduduk yang menua dengan cepat.
Bagaimana polemik obat generik ini bermula?
Perdebatan seputar penggunaan obat generik di China bermula pada Desember 2024.
Kala itu, pemerintah mengumumkan daftar yang berisi hampir 200 perusahaan yang memenangkan kontrak untuk menjual obat-obatan ke rumah sakit pemerintah China.
Hampir semuanya adalah produsen obat generik lokal.
BBC
BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.
Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.
BBC
Perdebatan semakin memanas pada Januari 2025. Dalam sebuah wawancara video yang viral di dunia maya, direktur sebuah departemen rumah sakit di Shanghai, Zheng Hua, menyampaikan kekhawatirannya tentang sistem pengadaan obat.
Zheng Minhua mengungkap berbagai persoalan, termasuk tentang "antibiotik yang menyebabkan alergi, tekanan darah yang tidak turun, pasien yang tetap sadar meski dibius" dan obat pencahar yang tidak efektif.
Perkataan Zheng langsung disorot banyak orang dan menjadi slogan di media sosial yang telah dilihat jutaan orang dalam sebulan terakhirmeski sebagian besar pembahasan tentang topik tersebut telah disensor di Weibo.
Baca juga:
- 'Orang bilang wajah saya gosong seperti terkena azab' Kosmetik ilegal mengandung merkuri, mengapa susah diberantas?
- Apa yang akan dilakukan pemimpin HTS terhadap peredaran narkoba pil Captagon di Suriah?
- Pengakuan seorang ibu yang mengakhiri hidup anaknya yang sakit parah - 'Saya memberinya morfin dalam dosis besar secara diam-diam'
Banyak orang mengungkapkan pengalaman buruk mengenai obat-obatan yang diduga tidak memenuhi standar.
"Saya menjalani operasi usus pada 2024, yang mengharuskan saya mengonsumsi obat pencahar terlebih dahulu," tulis seorang pengguna Weibo.
Mereka mengatakan obat yang diberikan "tidak memberikan efek apa pun", bahkan setelah dosisnya digandakan, mereka harus minum kopi untuk membantu membersihkan usus.
Apa kekhawatiran warga?
Kekhawatiran terhadap kemanjuran obat generik telah menyebabkan ketidakpercayaan dan membuat sebagian orang enggan menggunakannya.
Seseorang di Xiaohongshu, aplikasi mirip Instagram di China mengatakan bahwa ketika dokter rumah sakit meresepkan antibiotik versi generik, mereka langsung membeli versi "asli" secara daring, karena versi generik "rasanya berbeda".
"Banyak orang yang terserang flu akhir-akhir ini. Banyak dari mereka mungkin membeli obat ini. Segera ingatkan teman-teman Anda sekarang dan minta mereka untuk memeriksa merek sebelum membeli," pengguna tersebut memperingatkan.
Beberapa unggahan paling populer yang membahas kontroversi pengadaan obat generik telah dihapus, meskipun tidak jelas siapa yang menghapusnya.
Warga China menyuarakan aspirasi soal keinginan mereka membeli obat bermerk, bukan generik. (Getty Images)
Internet China yang diawasi ketat memiliki budaya penyensoran yang kuat, baik oleh otoritas maupun para pengguna.
Dalam sebuah unggahan yang telah dihapus oleh pembawa acara podcast populer Meng Chang, ia mengecam kurangnya obat impor di sektor publik.
"Jika ini bukan tujuan akhir, saya tidak tahu apa lagi yang menjadi tujuan akhir."
Kemarahan publik juga fokus pada kesulitan mengakses obat impor yang diyakini masyarakat memiliki kualitas lebih baik.
Menanggapi upaya pihak berwenang meyakinkan masyarakat tentang kualitas obat generik, seorang pengguna Weibo menulis:
"Selama kita diizinkan membeli obat bermerek, saya tidak punya keluhan lain."
Bagaimana sistem pengadaan obat di China?
Sistem pengadaan obat di China diperkenalkan pada 2018 sebagai cara menurunkan pengeluaran negara untuk obat-obatan.
Pemerintah pusat melibatkan pemerintah daerah untuk proses tender dalam rangka memenuhi 70% kebutuhan obat tahunan rumah sakit negara.
Berbagai produsen obat kemudian bersaing untuk menawarkan harga obat terendah demi memenangkan kontrak yang menguntungkan ini.
Hal ini memberikan keuntungan bagi obat generik yang diproduksi di dalam negeri. Obat ini mengandung komposisi farmasi sama dengan obat asli yang dipatenkan.
Baca juga:
- Pemerintah Jokowi segera atur regulasi kratom Apa dampaknya bagi petani dan khalayak luas?
- Dampak buruk konsumsi antibiotik secara berlebihan: Merusak bakteri baik hingga sistem kekebalan tubuh
- Anak-anak TK di Taiwan dicekoki obat batuk sirop berbahaya, picu kerisauan orang tua
- Anak-anak TK di Taiwan dicekoki obat batuk sirop berbahaya, picu kerisauan orang tua
Ongkos produksi obat generik ini juga lebih murah karena tidak memerlukan biaya penelitian dan pengembangan yang besar.
China telah muncul sebagai salah satu pemain terbesar di pasar farmasi generik global, mengekspor produk jadi ke konsumen di luar negeri dan bahan-bahan utama ke perusahaan asing.
Di dalam negeri, ribuan produsen obat generik bersaing menjual produk mereka dengan harga kompetitif di pasar domestik yang terus berkembang.
Agar obat generik memenuhi syarat untuk proses pengadaan di China, obat tersebut harus diuji dan dipastikan cukup mirip dengan versi obat bermerek.
Sistem pengadaan obat dipuji pemerintah China karena dinilai menghemat pengeluaran warga. (Getty Images)
Beijing mendapat pujian karena sistem pengadaan obat-obatan ini telah menghemat dari US$50 miliar (Rp818 triliun) dalam lima tahun pertama.
Namun, proses tender menyebabkan persaingan ketat. Sejumlah produsen bahkan menawarkan obat-obatan dengan harga sangat rendah.
Salah satu pemenang pada Desember lalu adalah tablet aspirin yang dijual dengan harga kurang dari satu sen.
"Apakah tablet obat yang harganya kurang dari satu sen dapat dikonsumsi?" menjadi topik yang hangat dibicarakan di Weibo saat itu.
"Produsen yang memenangkan tender sering kali menetapkan harga yang sangat rendah sehingga mereka kesulitan memproduksi obat berkualitas tinggi dengan bahan yang tepat, yang berpotensi menghasilkan obat yang tidak efektif," kata Stacy Zhang, profesor madya di NYU Langone Health, kepada BBC.
Ia menambahkan meskipun sistem pengadaan "tidak dirancang untuk membatasi akses ke obat bermerek impor", sistem tersebut mungkin masih "mempengaruhi aksesibilitasnya".
Bagaimana dengan efektivitasnya?
Sebuah proposal yang diajukan 20 dokter, termasuk dr. Zheng, kepada otoritas Shanghai bulan lalu menyatakan, "Ada kekhawatiran yang meluas di industri bahwa harga pengadaan terlalu rendah, yang mendorong perusahaan secara tidak etis mengambil jalan pintas guna mengurangi biaya, yang dapat memengaruhi kemanjuran obat".
"Dokter tidak berdaya karena mereka tidak punya pilihan, dan tidak ada saluran untuk memberi masukan."
Artikel yang ditulis Xia Zhimin, dokter di Hangzhou, mengomentari pengadaan obat generik ini.
Lewat artikel itu, ia menyebut data yang dipertanyakan dari uji coba obat generik pada daftar pengadaan data tersebut identik dengan data dari obat asli yang menjadi dasar produksi.
Tenaga kesehatan di Nanchang, China menunjukkan vaksin HPV. (Getty Images)
Xia menyebut bahwa hal itu bisa menjadi bukti penipuan.
Badan Pengawas Produk Medis Nasional menanggapi artikel itu dengan mengatakan temuan "kesalahan editorial" pada artikel Xia.
Artikel Xia pun dihapus.
Masalah kualitas juga bertambah dengan beredarnya obat palsu, yang telah merambah pasar obat generik dan bermerek di seluruh dunia dan sangat sulit dideteksi.
Baca juga:
- Risiko di balik semaglutide, obat penurun berat badan yang dijual bebas di toko online Indonesia
- Obat diabetes Ozempic dipakai sebagai penurun berat badan dan dijual bebas di toko online, apakah berbahaya?
- Obat dari magic mushroom bisa dipakai untuk perawatan depresi akut
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggambarkan masalah ini sebagai masalah kesehatan global.
"Untuk meningkatkan keterjangkauan, pengenalan obat generik yang hemat biaya sangat penting," Kevin Lu, profesor madya di Fakultas Farmasi pada South Carolina University kepada BBC.
Ia menambahkan, proses pengadaan membutuhkan "penguatan kontrol kualitas" dan "perbaikan berkelanjutan dalam hal perizinan obat dan standar manufaktur".
Sektor yang sedang mengalami krisis
Kontroversi ini mencuat ketika sistem perawatan kesehatan China berada di bawah tekanan yang meningkat.
Penuaan populasi yang cepat menyebabkan total pengeluaran kesehatan negara itu meningkat hampir 20 kali lipat selama 20 tahun terakhir, mencapai 9 triliun yuan (sekitar Rp20 ribu triliun) pada 2023.
Di seluruh negeri, dana asuransi kesehatan publik menipis.
Defisit telah muncul di beberapa provinsi. Pemerintah daerah yang sangat bergantung pada penjualan tanah untuk pendapatan, kini berjuang untuk utang karena krisis properti melanda perekonomian China.
Pada saat yang bersamaan, sistem pelayanan kesehatan China tengah diliputi krisis kepercayaan.
Populasi China yang menua menambah ongkos kesehatan negara. (Getty Images)
Kekerasan terhadap staf medis meningkat sejak 2000-an, dipicu kemarahan atas kurangnya sumber daya dan terkikisnya kepercayaan terhadap dokter.
Kontroversi seputar pengadaan obat-obatan setidaknya telah diakui negara sebagai masalah yang harus ditangani.
Isu ini tidak dianggap sensitif secara politis dan disensor ketat pihak berwenang, sebagaimana penganiayaan terhadap pembangkang politik atau penindasan terhadap suku Uighur di Xinjiang.
Baca juga:
- 'Mereka semua meninggal karena menyuntikkan Suboxone'
- Ketika sabu dan heroin jadi solusi kelaparan di Afghanistan
- Klaim temuan 'kombinasi obat' Covid-19, berapa lama penelitian harus dilakukan sebelum obat dinyatakan aman dan efektif?
Badan Keamanan Kesehatan Nasional dalam sebuah pernyataan 19 Januari lalu mengatakan pihak berwenang "sangat mementingkan" masalah keselamatan ini dan akan meminta masukan tentang kebijakan pengadaan obat-obatan.
"Tidak dapat disangkal pengadaan terpusat nasional masih dalam tahap awal," kata seorang pakar kesehatan masyarakat, seperti dikutip dari media pemerintah, Life Times.
"Ada banyak perusahaan farmasi dengan kualitas produksi yang beragam," lanjutnya.
Pakar lain yang dikutip dalam artikel tersebut menyerukan agar standar evaluasi obat ditingkatkan.
Pihak berwenang mencoba memperbaiki citra sistem pengadaan obat generik. Caranya, dengan fokus pada pengawasan. Sistem ini tetap dirancang dapat menyelamatkan warga dan di sisi lain menghemat uang.
Seorang pengguna Weibo mengatakan penghematan dari harga obat yang lebih rendah hanyalah "setetes air dalam ember" dari total biaya perawatan kesehatan nasional China.
Di sisi lain, mereka menulis, membiarkan obat yang berpotensi cacat beredar secara luas, sama saja dengan "meminum racun untuk menghilangkan dahaga".
- Obat diabetes Ozempic dipakai sebagai penurun berat badan dan dijual bebas di toko online, apakah berbahaya?
- 'Orang bilang wajah saya gosong seperti terkena azab' Kosmetik ilegal mengandung merkuri, mengapa susah diberantas?
- 'Mereka semua meninggal karena menyuntikkan Suboxone'
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu