Geliat Ekonomi 100 Hari Prabowo-Gibran, Puas?

17 hours ago 5

Jakarta -

Tiga bulan sudah Prabowo-Gibran memimpin negeri ini, sejumlah kebijakan yang ditelurkan dari kabinet yang mereka bangun memunculkan sejumlah efek besar kepada masyarakat. Bukan isapan jempol belaka, oleh berbagai peraturan serta stimulus yang ada, masyarakat memberikan skor kepuasan yang cukup tinggi bagi mereka.

Berdasarkan hasil Survei Litbang Kompas terbaru, kinerja Prabowo-Gibran di 100 hari pertama mendapatkan skor 80,9%. Mengutip detikNews, derajat kepuasan terhadap 100 hari kinerja pemerintahan Prabowo-Gibran berdasarkan status sosial ekonomi responden bervariasi. Namun dari hasil yang ada, dapat dilihat jika semakin tinggi status sosial ekonomi seseorang, semakin rendah tingkat kepuasan mereka. Detail tersebut antara lain sebagai berikut:

- 84,7% kalangan bawah mengaku puas dan 15,3% tidak puas
- 81,4% kalangan menengah bawah mengaku puas dan 18,6% tidak puas
- 75,3% kalangan menengah atas mengaku puas dan 24,7% tidak puas
- 67,9% kalangan atas mengaku puas dan 32,1% tidak puas

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diketahui, dalam tiga bulan terakhir sejumlah kebijakan digelontorkan oleh pemerintah. Dalam bidang ekonomi, sejumlah pihak menyambut gembira dengan adanya kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) sebanyak 6.5% di awal mereka menjabat. Sebulan kemudian, Prabowo kembali memperoleh sambutan meriah usai membatalkan kenaikan PPN untuk sejumlah barang dan tetap menaikkan untuk obyek barang mewah yang memang tidak terjangkau oleh kalangan bawah.

Masih berkaitan dengan kebijakan ekonomi, pemerintah baru-baru ini mencanangkan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Meski dicita-citakan sebagai program yang baik, MBG ternyata dilihat sebagai isu berbahaya oleh sejumlah pihak.

Hal ini ditunjukkan dengan melesetnya perhitungan anggaran yang digadang-gadang bisa meningkat hingga 100 triliun rupiah. Mengutip detikFinance, hal ini diungkapkan oleh Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana. Ia menjelaskan rencana penambahan anggaran dilakukan karena Presiden Prabowo Subianto ingin agar program Makan Bergizi segera bisa dijalankan sesuai target untuk memberi makan 82,9 juta penerima.

Menurutnya anggaran Rp 71 triliun yang ditetapkan sepanjang 2025 ini hanya cukup untuk membiayai pemberian MBG untuk 17 jutaan penerima saja, masih jauh dari target yang ditetapkan.

"Kalau dari hitungan Badan Gizi kalau tambahan itu terjadi di September sebetulnya Rp 100 triliun sudah cukup untuk memberi makan 82,9 juta," sebut Dadan, dikutip dari detikFinance, Jumat (17/1/2025).

Sebelumnya, kebijakan ekonomi yang muncul adalah bergabungnya Indonesia menjadi bagian dari BRICS. Merangkum dari detikFinance, langkah ini dilihat sebagai strategi Indonesia untuk memperkuat kerja sama antar negara berkembang alias kerja sama Selatan-Selatan (KSS).

"Sebagai negara dengan perekonomian yang terus tumbuh dan beragam, Indonesia berkomitmen untuk berkontribusi secara aktif dalam agenda BRICS, termasuk mendorong ketahanan ekonomi, kerja sama teknologi, pembangunan berkelanjutan, dan mengatasi tantangan global seperti perubahan iklim, ketahanan pangan, dan kesehatan masyarakat," jelas Kemlu dalam keterangan resminya, Selasa (7/1/2025).

Melihat kembali hasil survei Litbang Kompas, maka benarlah jika kebijakan-kebijakan yang lahir lebih banyak menyasar masyarakat kalangan bawah. Namun apakah produk-produk kebijakan sejenis nantinya akan berimbas lain bagi masyarakat secara umum? Benarkah kebijakan-kebijakan ini dapat mencerminkan target pertumbuhan ekonomi 8 persen? Menghadirkan Ekonom INDEF, Tauhid Ahmad, Ikuti diskusinya dalam Editorial Review.

Beralih ke Jawa Timur, detiksore akan membahas kegelisahan masyarakat pengguna jalur motor di Jembatan Suramadu. Diketahui sejak pekan pertama Januari, sejumlah pengendara motor diteror oleh adanya jebakan menggunakan senar nylon yang dipasang melintang di jalur motor. Hasilnya, senar yang terpasang tersebut membahayakan sejumlah pengendara.

Berdasarkan penelusuran detikJatim, jebakan benang ini sudah memakan korban salah satunya adalah M Bagus Sugiarto (19), salah satu mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM). Akibatnya, ia mengalami luka serius di wajahnya. Terkait hal ini, Kapolres Bangkalan AKBP Hendro Sukmono dalam waktu dekat akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait agar masyarakat yang melintas di Jembatan Suramadu merasa aman dan nyaman ungkapnya. Benarkah ini modus baru pembegalan di sana? Ikuti laporan lengkapnya bersama Jurnalis detikJatim

Sementara itu untuk menutup edisi kali ini, detikSore akan kedatangan tokoh di balik sosok kartun Mice. Banyak orang mengamini, membaca kartun dan komik adalah hiburan untuk banyak orang. Namun apa jadinya jika kartun digunakan sebagai media kritik sosial? Hal ini lah yang telah dilakukan oleh Muhammad Misrad atau dikenal dengan Mice. Lewat Mice Cartoon, ia mengangkat cerita keseharian yang dikemas dengan fenomena yang lucu. Lalu seberapa efektif media kartun sebagai kritik sosial? Nantikan jawabannya bersama Mice selaku kartunis Mice Cartoon jelang matahari terbenam nanti.

Ikuti terus ulasan mendalam berita-berita hangat detikcom dalam sehari yang disiarkan secara langsung langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 15.30-18.00 WIB, di 20.detik.com dan TikTok detikcom. Jangan ketinggalan untuk mengikuti analisis pergerakan pasar saham jelang penutupan IHSG bersama InvestasiKu di awal acara. Sampaikan komentar Anda melalui kolom live chat yang tersedia.

"Detik Sore, Nggak Cuma Hore-hore!"

(far/vys)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial