Efisiensi Anggaran, Perpustakaan Keliling-Pengadaan Buku di Lebak Dikurangi

3 weeks ago 21

Lebak -

Layanan perpustakaan keliling dan pengadaan buku di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Lebak, Banten, akan dikurangi akibat adanya efisiensi anggaran. Dampaknya, hanya 15 dari 28 kecamatan yang akan dilayani perpustakaan keliling.

"Selain anggaran perjalanan dinas, anggaran operasional perpustakaan keliling dan pengadaan buku juga akan diefisiensikan," kata Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Lebak, Wawan Sukmara kepada wartawan di kantornya, Senin (17/2/2025).

Wawan menjelaskan, tahun 2025 pihaknya memiliki anggaran sebesar Rp 5,4 miliar untuk kegiatan, perawatan, termasuk gaji pegawai. Adanya instruksi efisiensi anggaran, pihaknya diminta melakukan efisiensi sebesar Rp 270 juta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita diminta menyesuaikan anggaran sesuai formulasi efisiensi anggaran yang sudah ditetapkan. Kita ajukan mana saja dari formulasi itu, tapi efisiensi ini belum pasti apakah nanti disetujui atau tidak," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Perpustakaan Kadarina menjelaskan, rencana efisiensi anggaran akan berdampak pada layanan perpustakaan keliling. Semula, anggaran untuk perpustakaan keliling sebesar Rp 98 juta untuk 28 kecamatan, kini anggarannya dipangkas menjadi Rp 36 juta untuk 15 kecamatan atau 45 lokasi.

"Dari 28 kecamatan yang ada di Lebak, nantinya hanya 15 kecamatan yang bisa dilayani perpustakaan keliling. Satu kecamatan akan diberi layanan tiga kali atau tiga lokasi secara bergantian," ujar Kadarina.

 Fathul Rizkoh/detikcom)Sejumlah pelajar tengah mengerjakan tugas di Perpustakaan Saidjah Adinda, Rangkasbitung. (Foto: Fathul Rizkoh/detikcom)

Kadarina tidak menegaskan layanan tersebut akan diperuntukkan bagi daerah plosok di Lebak. Hanya saja, dia meminta sekolah ataupun komunitas di sekitar Kecamatan Rangkasbitung yang ingin membaca bisa mendatangi Perpustakaan Saidah Adinda.

"Sampai hari ini sudah banyak sekolah-sekolah maupun teman-teman KKN yang mengajukan layanan perpustakaan keliling. Ini masih kita tahan karena masih menunggu kebijakan efisiensi anggaran," tuturnya.

Dampak lain dari efisiensi anggaran yakni pengadaan buku. Menurut Kadarina, anggaran pengadaan buku hanya Rp 30 juta untuk 200 judul buku atau sebanyak 400 eksemplar, setelah dipangkas anggarannya menjadi Rp 15 juta.

"Terdampak setengahnya, sekarang kita hanya bisa mengadakan 100 judul buku atau 200 eksemplar dari anggaran Rp 15 juta. Padahal koleksi buku di sini juga nggak banyak. Makanya Kita juga berusaha agar pengunjung taat membalikan buku yang dipinjam," jelasnya.

Kadarina juga menyampaikan bahwa air conditioner (AC) di ruang baca umum maupun di ruang anak yang kondisinya sudah usang belum bisa diperbaharui. Selain itu, pendampingan kepada taman baca masyarakat juga akan dihilangkan.

"AC tetap dinyalakan meskipun tidak begitu dingin karena memang kondisinya sudah harus diperbarui, betul mati-matian saja," ucapnya.

(idn/idn)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial