Dedikasi Tanpa Batas Bripka Arif, Buta Mata Sebelah Usai Diserang KKB di Papua

2 months ago 35

Jakarta -

Bripka Arif Hidayat menunjukkan pengabdian tanpa batas saat bertugas di Papua. Anggota Polsek Ilu, Puncak Jaya, Papua itu terluka parah bahkan matanya kini buta sebelah setelah diserang Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Atas dedikasinya itu, Bripka Arif diusulkan oleh dokter Budi Eka Wardoyo dalam program Hoegeng Awards 2025 lewat form digital. Budi, yang pernah bertugas di Puskesmas Ilu, menceritakan dirinya dan Bripka Arif kerap terlibat kerja sama dalam sektor pengamanan kesehatan.

"Puncak Jaya distrik itu daerah merah zona merah basisnya KKB atau OPM sheingga banyak gangguan-gangguan di situ," kata Budi saat dihubungi detikcom, Rabu (5/2/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budi mengatakan Bripka Arif sempat kena tembakan nyasar beberapa tahun lalu. Namun semangat Bripka Arif tak surut, dia kembali bertugas di Papua setelah pulih.

Selanjutnya pada 2024, Bripka Arif diserang oleh KKB di Puncak Jaya hingga terluka parah. Dia dibacok saat bertugas dalam masa pengamanan Pilkada.

"Dibacok kakinya hampir putus, (diserang) di wajah, seluruh badan, masih selamat, tidak meninggal," ujar Budi.

Bripka Arif saat ini masih dalam proses pemulihan. Bripka Arif kehilangan satu matanya akibat kejadian tersebut.

Menurut Budi, semangat Bripka Arif harus dicontoh anggota lain. Bripka Arif tetap bertugas meski harus bertaruh nyawa.

"Patut diteladani meskipun dapat ancaman hampir merenggut nyawanya saya sebagai tenaga medis kalau saya jadi dia mungkin saya minta pindah," ujar Budi.

Cerita Bripka Arif

Usai menghubungi dokter Budi, detikcom menelpon Bripka Arif yang saat ini masih dalam proses pemulihan. Polisi yang bertugas di Papua sejak 2017 itu menceritakan setidaknya sudah ada tiga insiden yang hampir merenggut nyawa.

"Pertama tahun 2020 saya kena tembak di bagian perut tembus ke belakang. Terus saya ditembak di Puncak Jaya, terus istirahat satu tahun tidak pernah dinas, setelah keluar akhirnya bisa beraktivitas kembali," kata Bripka Arif.

Usai kena tembakan nyasar itu, Bripka Arif tetap ingin kembali bertugas di Puncak Jaya meskipun dokter saat itu tak mengizinkan. Alasannya karena dia sudah merasa nyaman berbaur dengan masyarakat setempat.

"Kami memang disarankan tidak tugas lagi di tempat sana, cuman kita rasanya sudah berbaur masyarakat di sana, sudah cukup lama di sana 6, 7 tahunan di sana jadi sudah dekat jadi akhirnya," imbuh Bripka Arif.

Setelah itu, Bripka Arif terkena rekoset peluru saat bertugas mengamankan salat tarawih pada 2023. Bripka Arif selamat, namun dua orang rekannya TNI-Polri gugur usai ditembak KKB.

"Kita pengamanan tarawih, terus kami memang sudah dibuntuti karena pada saat itu cuacanya lagi hujan, jadi kita berteduh kita di depan bagian masjid musala gitu. Tiba-tiba dari kelompok mereka datang, mereka kan nembaknya membabi buta. Jadi yang kena dua teman saya yang kena, terus saya kenanya di paha, rekoset," ujar Bripka Arif.

Kemudian Bripka Arif mengalami insiden pembacokan pada 2024 lalu. Kejadian itu bermula saat dirinya melakukan patroli yang kemudian dibuntuti dua orang KKB.

"Kami melakukan pemantauan, tak lama berselang ini perasaan ada yang mengikuti saya, waktu di kios tapi belum sempat saya bicara balik ke belakang langsung dibacok," ujar Bripka Arif.

"Dibacoknya itu saya kan posisinya menghadap belakang, jadi kenanya dibacok bagian ke belakang, kepala belakang tengkorak kanan, hidung telinga," sambung dia.

Ada dua orang KKB yang membuntuti Bripka Arif dalam momen mengerikan itu. Kaki Bripka Arif hampir putus dibacok KKB.

"Jadi daerah dan tempat saya tugas, daerah merah, tempat rawan," kata Bripka Arif.

Bripka Arif saat ini sedang dalam proses pemulihan usai menjalani operasi sebanyak 4 kali. Mata kanan Bripka Arif sudah tidak bisa digunakan karena buta permanen.

"Klau pincang, pasti masih pincang. Alhamdulillah kemarin tidak amputasi padahal kemarin dari dokter untuk dilakukan langkah-langkah untuk amputasi tapi memang masih bisa tertolong," ujar Bripka Arif.

Dia awalnya menjalani perawatan di Jayapura yang kemudian dilanjutkan di RS Polri Kramat Jati. Setelah beberapa bulan, Bripka Arif kembali ke Papua namun belum kembali bertugas.

"Sudah tinggal kita check up aja, daripada menunggunya. mending balik ke Papua," imbuh dia.

Bripka Arif menjelaskan alasannya tetap bertugas di Papua meski sebelumnya sempat mengalami beberapa insiden yang hampir merenggut nyawa. Dia merasa sudah kerasan dengan suasana di Papua.

"Saya sudah betah tugas di sana, karena sudah merasa nyaman dengan masyarakatnya, dengan suasananya, jadi memang sudah terbiasa. Akhirnya saya putuskan untuk bertugas di sana, dari beberapa tawaran pimpinan untuk melakukan pindah daerah tapi saya lebih pilihnya di sana, karena sudah merasa nyaman dengan masyarakatnya dengan suasananya," ujar dia.

(knv/hri)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial