Dedikasi Ipda Yunus Habiskan Hampir Rp 2 M Rawat Anak-Anak Terlantar Sejak 2007

13 hours ago 8

Jakarta -

Kapolsek Amarasi Timur, Ipda Yunus Labba, mengabdikan dirinya untuk merawat anak-anak yang terlantar di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sejak 2007, dia telah menampung seratusan anak yang membutuhkan tempat tinggal hingga akhirnya dia mendirikan panti asuhan untuk mereka.

Atas dedikasinya itu, Ipda Yunus diusulkan sebagai kandidat Hoegeng Awards 2025. Salah seorang pendeta di Kupang, Johny Kilapong, mengenal Ipda Yunus sebagai sosok polisi yang tulus melayani masyarakat.

"Karena hatinya memang mau nolong orang sebenarnya, nah tetapi ternyata dia melihat banyak anak yang perlu ditolong. Sebenarnya beliau ini melakukan lebih dari kemampuan beliau," kata Johny saat dihubungi detikcom beberapa waktu lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan, Johny mengungkapkan Ipda Yunus pernah menggadaikan SK pengangkatannya sebagai polisi demi membiayai anak-anak terlantar. Dia pun mengapresiasi semangat pengabdian Ipda Yunus dalam membantu masyarakat, terlebih dengan adanya dukungan penuh dari sang istri.

"Dia gadein SK-nya loh, Pak, 'gila' loh ini orang, dia gade SK nya untuk beri makan anak-anak itu," ujar Johny.

Cerita Ipda Yunus

Saat berbincang dengan detikcom, Ipda Yunus menceritakan awal perjalanannya merawat anak-anak terlantar. Pada 2007, dia mulai dengan merawat tujuh anak. Namun, seiring berjalannya waktu, jumlah mereka terus bertambah hingga mencapai 22 anak pada 2014.

Meningkatnya jumlah anak yang dia rawat membuat Ipda Yunus harus bekerja lebih keras. Ipda Yunus mencari pekerjaan tambahan di luar jam dinas sebagai polisi agar bisa terus membiayai pendidikan dan kehidupan anak-anak tersebut.

"Saya coba untuk cari kerja untuk bisa tambah-tambah untuk dapur dan untuk pendidikan tapi tetap mengalami kesulitan karena jumlah mereka sudah belasan," kata Ipda Yunus saat dihubungi beberapa waktu lalu.

Ipda Yunus Labba Rawat Anak Terlantar di Panti Asuhan Kupang NTTIpda Yunus Labba bersama Kapolda NTT Foto: Dok Ist

Lalu pada 2015, Ipda Yunus berkonsultasi dengan temannya mengenai cara terbaik untuk menangani anak-anak terlantar yang dia rawat. Saat itu, dia mendapat saran untuk mendirikan panti asuhan.

"Akhirnya saya ajukan ke notaris keluarlah SK Kementerian Hukum dan HAM dan notaris mendirikan yayasan yang di dalamnya bergerak di dalam bidang sosial dalam hal ini panti asuhan," ujar Ipda Yunus.

Pada 2017, rencana itu akhirnya terwujud dengan berdirinya panti asuhan yang menampung sekitar 35 anak. Seiring berjalannya waktu, jumlah anak yang dirawat terus bertambah, terutama saat pandemi COVID-19 dan bencana Seroja melanda NTT.

"Pada 2022 bulan Desember, sudah 119 anak," kata Ipda Yunus.

Dari seratusan anak-anak itu, sekitar 30 orang di antaranya dibantu untuk mengenyam pendidikan tinggi. Ada yang kuliah di Jakarta dan ada juga yang melanjutkan pendidikan S1 di Kupang.

"Enam orang sudah wisuda dan ada yang sudah mengajar, sudah kerja," kata Ipda Yunus.

Habiskan Biaya Hampir Rp 2 M

Demi memenuhi kebutuhan anak-anak asuhnya, Ipda Yunus tak hanya mengandalkan gaji sebagai anggota Polri, tetapi juga bekerja di berbagai tempat. Dia sempat bekerja di tiga tempat berbeda tapi tetap tidak meninggalkan dinas. Dia mengatur waktu agar tidak mengganggu tugasnya di kepolisian.

"Jadi saya kerja (di luar polisi) sistemnya kontrol, kadang lewat HP, kadang saya ke situ waktu libur, kasih arahan 1-2 jam," ujar Ipda Yunus.

Selain itu, dia juga mengandalkan pinjaman dari bank untuk membangun panti asuhan. Dia telah beberapa kali meminjam uang hingga total biaya yang digunakan untuk membangun panti mencapai hampir Rp 2 miliar.

"Saya pinjam, saya tidak punya uang pribadi, saya hitung-hitung itu mendekati Rp 2 miliar, jadi artinya pinjam habis itu berjalan 2 tahun-3 tahun, selesai saya pinjam lagi," kata Ipda Yunus.

Pada 2024, dia kembali mengajukan pinjaman Rp 500 juta dengan tenor hingga 2039. Semua dana tersebut dia gunakan sepenuhnya untuk pembangunan panti asuhan dan fasilitas bagi anak-anak.

Atas dedikasinya itu, Ipda Yunus mendapat perhatian dari berbagai pihak, termasuk pimpinan Polri. Pada 2020, dia menerima penghargaan pin emas dari Kapolri Jenderal Idham Azis.

Dia juga mendapat penghargaan dari Setyo Budiyanto yang saat itu menjabat sebagai Kapolda NTT. Setyo Budiyanto bahkan memberikan bantuan langsung untuk pembangunan asrama panti asuhan.

(knv/fjp)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial