Kota Depok -
Sebuah tembok pembatas ambruk karena tak mampu menampung air di Cipayung, Kota Depok, Jawa Barat. Seorang warga, Fitri (35), sempat menahan terjangan banjir usai tembok pembatas roboh.
Rumah Fitri berhadapan langsung dengan tembok pembatas antara tebing dan parit yang ambruk setelah hujan deras pada Jumat (11/4) kemarin. Dia mengatakan sebelum ambruk, tembok panjang tersebut sempat bocor.
Siang kemarin, debit air di parit begitu besar karena menampung derasnya air hujan dan air yang turun dari tebing. Fitri sempat menutup lubang-lubang bocor itu dengan batu karena air mulai menggenangi halaman rumahnya yang berlokasi di RT 02 RW 09 Cipayung Depok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lubang-lubang di tembok pembatas yang bocor itu ditutupnya menggunakan batu karena air mulai menggenangi halaman rumahnya.
"Awalnya itu di tembok benteng itu ada air bocor kecil, tapi ada beberapa titik gitu. Terus saya sempat tutupin itu karena kan ngalir terus ya. Di sini saya terus ngerasa kalau 'wah jangan lama-lama nih dekat tembok ini'," ujar Fitri saat ditemui detikcom di lokasi, Sabtu (12/4/2025).
Parit yang menampung air lebarnya tak lebih dari 2 meter. Parit ini ada di antara tembok panjang yang roboh dengan tebing (Taufiq S/detikcom)
Fitri merasa air yang bocor di tembok tidak seperti biasanya. Dia pun masuk kembali ke rumah untuk berteduh.
"Akhirnya saya masuklah ke rumah, nggak lama ambruklah itu," jelasnya.
Beberapa saat sebelum tembok ambruk, Fitri ditelpon tetangganya. Mereka menanyakan kondisi Fitri yang rumahnya berada tepat di seberang tembok.
Setelah tembok pembatas parit dan tebing roboh, air pun menerjang pintu rumah Fitri. Terjangan banjir yang kuat sempat membuat anaknya ketakutan.
"Saya lagi teleponan di dalam, terus tiba-tiba rubuh. Air langsung masuk. Saya cuma bisa tahan pintu dari dalam biar air nggak masuk banyak. Anak saya sampai nangis, saya juga nggak bisa mindahin barang karena suami lagi kerja, jadi pasrah aja," jelasnya.
Warga memberihkan material yang menutupi parit. Parit ini mengalirkan air menuju Kali Baru. Warga menyebut terjadi penyempitan badan parit (Taufiq S/detikcom)
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Sebelum tembok ambruk, Fitri sempat ikut membantu tetangganya mengatasi banjir. Dia ikut memindahkan barang-barang tetangga ke tempat aman dari banjir.
Lalu saat ditanya yang membuat tembok ambruk, Fitri mengira karena adanya longsoran tanah yang menghalangi aliran air. Hal ini pun membuat air meluap dan membuat tekanan yang membuat tembok ambruk.
"Tanahnya ngalangin air, jadinya ngeluap. Temboknya nggak bisa nampung, ya sudah kejadian itu," ucapnya.
Warga bergotong royong membersihkan puing tembok panjang yang roboh dan lumpur sisa banjir serta meterial longsor dari tebing (Taufiq S/detikcom)
Warga lainnya, Angga (40), mengatakan peristiwa tembok ambruk dan banjir ini baru pertama kali terjadi. Dia juga menduga aliran parit tak lancar setelah ada pembangunan tahap 2 di perumahan tersebut.
"Biasanya nggak pernah ada genangan apapun sebelumnya. Nah baru 2 bulan terakhir, pas tahap 2 dibangun perumahan belakang itu mulai ada genangan. Jadi ini air kurang lancar, air nggak ngalir. Drainase nggak diperhatikanlah," ungkap Angga.
Damkar Depok menerima informasi dari warga bahwa sempat terjadi banjir di lokasi tersebut setinggi sekitar 1 meter. Tak ada korban dalam peristiwa tersebut.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini