Bripka Mudiyanto Nyalakan Literasi di Natuna Lewat Perpustakaan Keliling

4 hours ago 1

Jakarta -

Bripka Mudiyanto tak hanya menjalankan tugas sebagai polisi di Bunguran Timur, Natuna, Kepulauan Riau. Dia juga berjuang untuk menyalakan semangat literasi anak-anak di wilayah tersebut.

Atas aksinya tersebut, Bripka Mudiyanto diusulkan sebagai salah satu kandidat Hoegeng Awards 2025 oleh pembaca detikcom lewat form digital. Selain itu, detikcom juga menghubungi Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Natuna, Erson Gempa Afriandi, mengenai sosok Bripka Mudiyanto.

"Jadi selama saya menjabat lebih kurang 3 tahun di Natuna, saya mengenal sosok Bripka Mudiyanto, beliau di mata saya, betul-betul seorang yang tulus dalam bekerja, iklhas dan betul-betul sangat merakyat di mata saya, dan sangat dekat dengan masyarakat," kata Erson.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Erson mengatakan Bripka Mudiyanto juga sering menghadiri kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Bripka Mudiyanto memang banyak terlibat dalam kegiatan literasi di Natuna.

"Selama ini semua acara-acara yang kami gelar, dari perpustakaan contohnya festival literasi, kemudian ada acara bedah buku, seminar, itu beliau aktif hadir baik sebagai peserta maupun juga sebagai mitra kerja yang memberikan edukasi," kata Erson.

Selain itu, kata Erson, Bripka Mudiyanto juga aktif menggerakkan literasi masyarakat lewat perpustakaan keliling. Tak hanya dengan berkunjung ke sekolah-sekolah, Bripka Mudiyanto juga membuka layanan sendiri di rumahnya untuk membantu dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat.

"Saya melihat sangat baik, beliau sangat disambut dan disenangi anak-anak, beliau punya kendaraan sendiri dengan sepeda motor yang sudah didesain membawa buku-buku, jadi setiap beliau datang sangat disambut," ujar Erson.

Bripka Mudiyanto di NatunaBripka Mudiyanto di Natuna Foto: Dok Ist

Cerita Bripka Mudiyanto

detikcom juga menghubungi Bripka Mudiyanto untuk mendapatkan cerita lebih lanjut mengenai dedikasinya di Natuna. Program perpustakaan keliling itu bermula saat dia ditunjuk menjadi Bhabinkamtibmas pada 2017.

Dia kemudian melakukan pemetaan situasi wilayah sebagai dasar untuk pelaksanaan program ke depannya. Saat itu Bripka Mudiyanto kerap melihat anak-anak yang nongkrong di wilayah tempatnya bekerja.

Akhirnya dia terpikir untuk memberikan pelayanan lebih kepada masyarakat dengan membuat program perpustakaan keliling. Program tersebut bertujuan untuk mendorong semangat literasi anak-anak di perbatasan.

"Saya mencari referensi apa yang bisa saya berikan. Habis itu, saya menemukan ide kita bisa menghadirkan buku bacaan kepada mereka, minimal mereka menambah pengetahuan walaupun nggak banyak tapi kita sudah berbuat untuk menjadikan anak-anak di perbatasan mendapatkan informasi, mendapatkan pengetahuan," ujar Bripka Mudiyanto.

Ide Bripka Mudiyanto itu kemudian disampaikan kepada pimpinannya. Dia didukung penuh selama program tersebut tidak mengganggu tugas utamanya sebagai polisi.

Namun, muncul tantangan mengenai sumber buku yang digunakan untuk perpustakaan keliling. Setelah melakukan sambang atau kunjungan ke warga, Bripka Mudiyanto akhirnya menemukan salah satu perpustakaan yang menyimpan banyak buku.

"Di situ banyak buku yang tidak terpakai lah, nggak berjalan perpustakaan, saya pinjam ke sana saya sampaikan pinjam pakai buku-buku tersebut," ujar Bripka Mudiyanto.

Pada awal pelaksanaan kegiatan, siswa-siswa di sekolah sempat mengira Bripka Mudiyanto merupakan penjual roti. Sebab dia menggunakan motor dan joknya penuh yang dikira berisi roti.

"Karena saya nggak bilang sama pihak sekolah datang. Setelah datang, saya buka di situ dan alhamdulillah antusias anak-anak cukup tinggi, dan saya di situ tergugah menambahkan motivasi saya untuk bergerak lebih lagi untuk menghadirkan bacaan kepada adik-adik," ujar Bripka Mudiyanto.

Selain itu, dalam momen tersebut, Bripka Mudiyanto juga selalu menyampaikan pesan-pesan kepada anak-anak. Dia mewanti-wanti anak-anak agar jangan sampai menjadi pelaku atau korban kejahatan.

Seiring berjalannya waktu, Bripka Mudiyanto membuka rumah baca di rumahnya pada 2018. Hal itu dia lakukan setelah melihat antusiasme yang tinggi dari masyarakat setempat.

"Dan di 2019 saya juga mendapat support dari Pak Mendikbud waktu itu Pak Muhadjir datang ke Natuna membantu sarana dan prasarana untuk membaca dan dari SKK Migas juga terbantu, motor udah 3. Dan sekarang saya tidak pakai motor dinas saya, sekarang saya pakai motor roda tiga," ujar dia.

Bripka Mudiyanto menjelaskan buku-buku yang dibawanya itu berasal dari pegiat literasi dan sumbangan dari para donatur, termasuk bantuan dari perpustakaan nasional pada 2023. Kini, dengan motor roda tiga, ia dapat membawa hingga seribu buku dalam sekali perjalanan.

"Jadi jam-jam ketika mereka tidak banyak aktivitas di dalam kelas, di hari Sabtu, habis olahraga kita datang," kata Bripka Mudiyanto saat ditanya waktu kunjungan ke sekolah.

Dengan hadirnya program tersebut, Bripka Mudiyanto melihat anak-anak juga semakin dekat dengan polisi. Selain itu, program perpustakaan keliling juga meningkatkan antusiasme anak-anak untuk terus belajar.

"Lewat kehadiran perpustakaan keliling, mereka antusias belajar dan harapan kepada anak-anak di perbatasan jangan sampai anak-anak menjadi pelaku atau korban kejahatan," ujar dia.

(knv/aud)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial