APEC Khawatirkan Nasib Perdagangan Dunia Akibat Perang Tarif Trump

9 hours ago 3

Singapura -

Pertemuan tahunan Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) di Korea Selatan pada hari Jumat (16/5) menghasilkan pernyataan bersama yang menyoroti "tantangan mendasar" yang dihadapi sistem perdagangan global. Pernyataan itu disepakati di tengah bayang-bayang perpecahan akibat kebijakan tarif Amerika Serikat.

Pertemuan tersebut menjadi forum perdagangan multilateral besar pertama sejak Presiden AS Donald Trump mengumumkan kenaikan tarif besar-besaran yang berdampak pada lebih dari setengah dari 21 negara anggota APEC, dengan bea masuk AS yang melebihi ambang batas minimum 10%.

"Kami prihatin dengan tantangan mendasar yang dihadapi sistem perdagangan global," demikian bunyi pernyataan bersama para anggota APEC.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pernyataan tersebut, negara anggota juga menegaskan komitmen bersama terhadap APEC sebagai forum utama kerja sama ekonomi kawasan dan berjanji untuk menghadapi tantangan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik.

Pernyataan itu juga menyatakan dukungan terhadap peran berkelanjutan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). "Kami mengakui pentingnya WTO dalam memajukan isu-isu perdagangan, dan mengakui aturan-aturan yang telah disepakati dalam WTO sebagai bagian integral dari sistem perdagangan global," tulis mereka.

Kerja sama mengusir ketidakpastian ekonomi

Pemerintahan Trump sebaliknya memandang WTO sebagai institusi yang memungkinkan China mendapatkan keuntungan ekspor secara tidak adil. Dalam beberapa bulan terakhir, AS bahkan menghentikan sementara pendanaan bagi lembaga dunia tersebut.

APEC sebelumnya telah memperingatkan bahwa ekspor dari kawasan Asia-Pasifik, yang menyumbang sekitar separuh perdagangan dunia, akan melambat secara tajam tahun ini. Penurunan ekspor adalah dampak dari lonjakan tarif yang diberlakukan Amerika Serikat.

Sejumlah diplomat tinggi dari negara anggota sempat meragukan kemungkinan tercapainya pernyataan bersama, meski mengakui bahwa Menteri Perdagangan Korea Selatan Cheong In-kyo mendorong keras terciptanya konsensus.

"Ada momentum baru yang tercipta melalui pertemuan ini untuk mengatasi situasi sulit ... karena APEC mendorong upaya lintas kawasan dalam menghadapi ketidakpastian yang menyelimuti perekonomian global," kata Cheong dalam sebuah jumpa pers.

Keberhasilan tuan rumah mendorong disepakatinya pernyataan bersama bernilai signifikan setelah kegagalan pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara G20 di Cape Town pada Februari lalu. Saat itu, G20 gagal menghasilkan komunike bersama karena absennya sejumlah pejabat tinggi, termasuk dari Amerika Serikat.

Cheong menyatakan tidak ada pembahasan resmi mengenai tanggapan bersama terhadap tarif AS. "Namun, dari sudut pandang kami, sulit untuk merespons secara kolektif karena masing-masing negara berada dalam kondisi yang sangat berbeda," jelasnya.

Pertemuan bilateral bahas tarif AS

Bagi banyak negara anggota, kehadiran Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer meningkatkan pentingnya konferensi yang digelar menjelang KTT kepala negara APEC yang dijadwalkan akhir tahun ini.

Pada hari pertama pertemuan, hampir seluruh delegasi negara anggota dikabarkan telah atau berusaha mengadakan pertemuan bilateral dengan Greer, menurut pejabat tuan rumah.

Greer sendiri mengadakan pertemuan dengan Wakil Menteri Perdagangan China, Li Chenggang, pada Kamis (15/5), hanya beberapa hari setelah keduanya bertemu langsung di Jenewa pada 10–11 Mei lalu. Dalam pertemuan itu, keduanya sepakat untuk secara signifikan menurunkan tarif selama 90 hari.

Juru bicara Kementerian Perdagangan China, He Yongqian, menyatakan dalam konferensi pers bahwa Beijing selalu terbuka menyelesaikan isu-isu perdagangan dan ekonomi dengan Amerika Serikat melalui komunikasi langsung. Namun, tidak ada rincian yang diungkap terkait pembicaraan terakhir itu.

Greer juga bertemu dengan Menteri Perdagangan Korea Selatan Cheong In-kyo, hanya tiga minggu setelah putaran pertama pembicaraan dagang antara Seoul dan Washington digelar. Selain itu, dia juga berdiskusi dengan Menteri Perdagangan Malaysia, Tengku Zafrul Aziz, yang menyatakan optimisme usai pertemuan kedua mereka dalam dua minggu terakhir.

Belum diketahui apakah delegasi Indonesia juga sempat bertemu dengan Greer. Pembicaraan terakhir terjadi pada April silam, ketika Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memimpin delegasi Indonesia di Washington, AS. Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak belum membuat kesepakatan apapun.

Editor: Yuniman Farid

Simak juga video "Prabowo soal APEC: Kita Ingin Perdagangan Bebas, Tapi Adil" di sini:

(nvc/nvc)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial