Kunjungan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, Kamis (15/05) kemarin, disambut meriah oleh Presiden Prabowo di Istana Negara.
Kedua pemimpin negara sudah dengan jelas dan tegas mengatakan hubungan antara Indonesia dan Australia adalah hubungan yang penting.
PM Albanese mengatakan "tidak ada hubungan yang lebih penting bagi Australia daripada hubungan ini."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara Presiden Prabowo mengatakan Australia dan Indonesia "ditakdirkan" untuk menjadi tetangga.
"Dalam kepribadian Indonesia, tetangga yang baik yang justru akan membantu kita kalau kita dalam keadaan susah," ujarnya saat memberikan pernyataan bersama kedua negara.
"Keluarga mungkin jauh, tapi tetangga selalu ada di sebelah kita. Karena itu, saya bertekad untuk menjaga hubungan yang terbaik dengan tetangga kita," kata Presiden Prabowo.
Australia bisa jadi menganggap Indonesia lebih penting, ketimbang sebaliknya, mengingat potensi Indonesia menjadi salah satu negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara.
Karenanya, PM Albanese mendesak para pebisnis Australia untuk lebih "berambisi" melihat peluangnya, jika tidak maka akan berisiko kehilangan momentum.
"Bagi Australia, memperdalam perdagangan kita dengan Indonesia dan penguatan investasi di Indonesia ... adalah hal yang wajar dan penting tetapi bukan hal yang tidak bisa dihindari," kata PM Albanese.
Presiden Prabowo menyambut ajakan PM Albanese agar pemilik bisnis di Australia bisa meningkatkan minat investasi di Indonesia.
"Kami juga mengundang Australia untuk lebih berpartisipasi dalam ekonomi kita," kata Presiden Prabowo.
Sejumlah inisiatif yang digagas Australia
Dari pernyataan tertulis PM Albanese yang diterima ABC Indonesia disebutkan Australia dan Indonesia sepakat untuk meninjau kemitraan ekonomi komprehensif yang tertuang dalam perjanjian IA-CEPA.
Peninjauan ini dilakukan untuk melihat peluang-peluang baru di bidang energi terbarukan, mineral, serta perdagangan digital.
Tahun lalu, Australia dan Indonesia menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan, dan PM Albanese mengatakan ingin memperkuatnya dengan inisiatif senilai A$15 juta untuk kerja sama di bidang maritim selama empat tahun ke depan.
Australia juga akan mendukung latihan militer Indonesia di Kawasan Australia Utara di akhir tahun ini, serta uji coba obat anti-malaria bagi militer Indonesia senilai A$3,5 juta.
Susannah Patton, direktur Program Asia Tenggara di Lowy Institute, mengatakan apa yang ditawarkan Australia akan membantu "mempertahankan momentum dan memanfaatkan niat baik Prabowo terhadap Australia.
"Namun, DCA masih belum diratifikasi oleh kedua parlemen, jadi inisiatif ini terpisah, bukan terobosan sebagai hasil dari berlakunya perjanjian tersebut," kata Susannah kepada Stephen Dziedzic dari ABC News.
"Australia memiliki program kerja sama maritim yang serupa dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya, terutama Filipina dan Vietnam," tambahnya.
"Jadi pertanyaannya sebenarnya seberapa menerima dan terlibatnya Indonesia dengan apa yang ditawarkan Australia."
Indonesia juga akan terus memegang teguh komitmen untuk tidak berpihak dengan negara mana pun, sehingga Susannah menyarankan agar pemerintah Australia juga bersikap realistis soal sejauh mana hubungan strategis tersebut dapat berjalan.
"Kehangatan dan watak positif Prabowo tentu saja berharga," ujarnya.
"Namun, ia juga ingin memperkuat hubungan dengan banyak negara lain, termasuk China dan Rusia, sehingga batasan strategis akan tetap berlaku."
Dukungan untuk Danantara dan Sekolah Garuda
Australia kembali menyampaikan dukungannya untuk "memperkuat stabilitas regional dan keamanan" di kedua negara.
Salah satunya adalah memperkuat sistem kesehatan Indonesia agar bisa lebih mampu mencegah, mendeteksi, dan menanggapi penyakit menular pada manusia dan hewan dengan nilai A$100 juta.
Australia juga mengatakan akan mendukung program Danantara untuk bergabung dengan 'International Forum of Sovereign Wealth Funds', serta akan mengundang Danantara untuk melakukan 'roadshow' di Australia
Untuk investasi di proyek infrastruktur dan penyediaan energi bersih di Indonesia, Australia akan menyediakan senilai A$50 juta di bawah Australia-Indonesia Climate and Infrastructure Partnership (KINETIK).
Sementara sebagai upaya meningkatkan hubungan antar masyarakat kedua negara, Australia akan menambah jumlah akademisi dan lembaga yang bisa berpartisipasi di bawah program 'Indonesian Language Learning Ambassadors'.
Australia juga menyatakan dukungannya untuk program Sekolah Garuda Indonesia dengan memberikan 10 beasiswa bagi siswa-siswa untuk studi magister (S2) di bidang pendidikan di Australia.
PM Albanese dan Presiden Prabowo juga menyambut baik peningkatan kerja sama antara lembaga 'Football Australia' dan PSSI, termasuk untuk menggelar kejuaraan besar atau kesempatan membimbing pesepakbola perempuan.
"Australia dan Indonesia adalah mitra yang sangat penting, kami bekerja sama sebagai tetangga dan sebagai mitra yang berkomitmen untuk Indo-Pasifik yang aman, stabil, dan sejahtera," ujar PM Albanese.
"Kita terus berinvestasi satu sama lain melalui hubungan perdagangan yang kuat, menciptakan peluang ekonomi, dan mempererat ikatan di antara kita," tambahnya.
Sementara Presiden Prabowo mengatakan kerja sama kedua negara sangat penting di tengah ketidakpastian ekonomi global saat ini.
"Dalam kondisi ketidakpastian ekonomi global, hubungan antara Australia dengan Indonesia, semakin penting dan akan semakin membawa manfaat bagi kedua negara," ujar Presiden Prabowo.
Ia juga berterima kasih kepada Australia yang disebutnya memberikan "dukungan" dengan permintaan Indonesia untuk bisa menjadi anggota Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTTP), serta Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).
Tonton juga "Prabowo Terima Kunjungan PM Australia Anthony Albanese di Istana" di sini: