Jakarta -
Bhabinkamtibmas Desa Meranti, Aipda Nasaruddin, menggagas rumah mengaji gratis untuk anak-anak di Desa Meranti, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara (Sumut). Aipda Nasaruddin juga menjadi pembina remaja masjid di wilayah setempat.
Warga Desa Meranti mengusulkan Aipda Nasaruddin untuk Hoegeng Awards 2025. Warga Meranti yang berprofesi sebagai guru Sunarto Maniso (50) mengatakan Aipda Nasaruddin membina anak-anak melalui rumah mengaji gratis yang disediakannya.
"Program dari Bapak Nasaruddin itu ada di Dusun 3, Meranti, itu khusus pembinaan anak-anak mengaji kan, usia SD dan SMP," kata Sunarto kepada detikcom.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sunarto mengatakan Aipda Nasaruddin aktif membina anak-anak di bidang keagamaan. Berbagai kegiatan agama juga sering digelar oleh Aipda Nasaruddin bersama warga setempat.
"Warga menilai bagus, bukan di magrib mengaji itu saja dia buat, tapi anak muda kan dibuat juga pengajian, kemudian perlombaan nasyid, semuanya lah untuk kegiatan keagamaan beliau buat," jelasnya.
Aipda Nasaruddin mendirikan rumah mengaji di Meranti, Asahan. (Foto: dok. Istimewa)
Sunarto juga menjabat sebagai Ketua Iman dan Takwa (Imtak) Kecamatan Meranti. Dia menyebut anak-anak binaan Aipda Nasaruddin juga sering menjuarai perlombaan keagamaan di wilayah setempat.
"Alhamdulillah setelah dibuat oleh beliau, ini kan ada kegiatan MTQ, itu dusun yang dia pimpin itu juara umum terus, baik nasyidnya, itulah motivasi dia besar sekali," jelas dia.
Gagas Rumah Mengaji Gratis Sejak 2018
Kegiatan belajar mengaji ini berlokasi di rumah salah seorang warga di Dusun 3, Desa Meranti. Aipda Nasaruddin ikut mengajar di rumah mengaji ini. Kegiatan mengaji gratis ini sudah dimulai sejak tahun 2018. Mulanya berlokasi di musala setempat.
"Awalnya saya salat di musala di Dusun 3 Meranti, saya melihat anak-anak usia dini main-main depan musala, itu saya lihat kalau diajarin ngaji semua layak itu. Akhirnya saya kumpulkan sekitar 5 orang, itu mereka mau untuk belajar Iqra. Jadi setelah berjalan dua-tiga hari jadi kawan-kawannya mau ikut, banyak mau anak-anak situ," kata Aipda Nasaruddin kepada detikcom.
Pada 2019, karena kesibukannya untuk pengamanan pemilihan presiden, Aipda Nasaruddin mencarikan guru pengganti sementara untuk mengajar mengaji anak-anak. Kegiatan itu kemudian dijalankan oleh satu orang guru. Aipda Nasaruddin akan datang ke lokasi jika waktu luang.
"Waktu pemilihan presiden tahun 2019 kegiatan saya padat, jadi saya berpikir kalau nggak saya lanjutkan pasti bubar. Jadi saya jumpai warga mantan guru ngaji, 'Bu, mau nggak bantu saya dampingi ngajar ngaji, karena kegiatan saya mau Pilpres itu banyak', 'maulah, Pak', kata ibu itu," kata Nasaruddin.
Aipda Nasaruddin mendirikan rumah mengaji di Meranti, Asahan. (Foto: dok. Istimewa)
Aipda Nasaruddin kemudian memberikan honor untuk guru mengaji tersebut. Semua anak yang belajar mengaji tanpa dipungut biaya. Semua biaya operasional ditanggung oleh Aipda Nasaruddin.
"Saya bilang nanti kalau ada rezeki saya yang gaji bu, masa itu kegiatannya masih di musala. Jadi ibu itu rumahnya agak jauh dari musala, jadi ibu itu bermohon, "Pak, bagaimana kalau di rumah saya aja? Terlalu jauh ke musala', kalau bersedia saya bilang nggak apa-apa kalau di rumah," jelasnya.
Beberapa bulan kemudian, Pemkab Asahan membuka tenaga honorer guru mengaji. Aipda Nasaruddin mendaftarkan guru tersebut dan diterima oleh Pemkab.
"Saat ini (honor) dari Pemda, kalau ada rezeki saya tambahin, karena dari Pemda itu sekitar satu bulan itu sekitar 100 ribu, itu pertiga bulan baru keluar," jelas dia.
Kegiatan mengaji gratis ini dilakukan setiap hari dengan 2 gelombang. Gelombang pertama pada pukul 16.00 WIB sampai dengan 18.00 WIB, sementara gelombang kedua selepas salat magrib.
"Di samping ngajar ngaji, saya ngasih pencerahan kepada anak-anak tentang jangan berbuat jahat, jangan melawan orang tua, di situlah orang tua itu bersyukur mereka. Yang dulunya anak-anak kecil takut melihat baj dinas Polri, saat ini mereka sudah menjadi sahabat nggak ada takutnya lagi," tutur dia.
Hingga saat ini, ada 30 anak yang mengikuti program mengaji gratis. Ke depannya, Aipda Nasaruddin ingin membuat bangunan sendiri untuk rumah mengaji gratis ini.
"Memang udah ada niat untuk bangun di depan rumah, tapi dana masih kurang, sekarang ngajar di dalam rumah dulu," tutur dia.
Aipda Nasaruddin mendirikan rumah mengaji di Meranti, Asahan. (Foto: dok. Istimewa)
Bina Remaja Masjid Cegah Kenakalan
Selain itu, Aipda Nasaruddin juga mengajak para remaja untuk aktif berkegiatan di masjid. Dia ingin para remaja itu melakukan kegiatan yang positif agar terhindar dari kenakalan.
"Saya menghidupkan lagi kegiatan remaja masjid saya laksanakan setiap malam Kamis dan malam Sabtu, kegiatan remaja masjid ini kalau malamnya saya buat kajian, sekalian pencerahan tentang agama," katanya.
Kegiatan remaja masjid ini mulanya hanya dilakukan di Dusun 3. Kini total 10 dusun telah memiliki program remaja masjid.
"Inilah saya mau manghasilkan 10 dusun itu remaja masjid, karena banyaknya geng-geng motor itu, udah berjalan sekitar 6 bulan, jadi 10 dusun itu remaja masjidnya itu sudah aktif, saya ditunjuk mereka jadi penasihat," jelas Aipda Nasaruddin.
Hingga saat ini total ada 700 orang yang tergabung dalam remaja masjid ini. Aipda Nasaruddin berharap kegiatan remaja masjid ini melatih anak-anak untuk bertanggung jawab dan menjaga ketertiban desanya.
"Alhamdulillah sangat baik, karena selalu saya pantau, dan kegiatan mereka saya suruh seminggu sekali untuk membersihkan masjid, musala, gotong royong, jadi kalau ada kegiatan agama mereka yang tampil di depan. Dan alhamdulillah kegiatan semacam Isra Miraj, mereka semua yang buat, ngurus sendiri," jelasnya.
Aipda Nasaruddin mendirikan rumah mengaji di Meranti, Asahan. (Foto: dok. Istimewa)
(lir/knv)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu