AHY Cerita Mega Tak Setuju Upaya Begal Partai, PDIP Ungkit Kesamaan Sejarah

2 weeks ago 15

Jakarta -

Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak akan menyukai pembegalan partai. Ketua DPP PDIP Said Abdullah mengungkit ada kesamaan sejarah yang dialami PDIP dan Demokrat.

Said awalnya mengatakan Megawati, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Prabowo Subianto merupakan tokoh yang menjunjung demokrasi.

"Saya berpandangan Pak Prabowo, Pak SBY dan Ibu Mega adalah tokoh-tokoh yang menjunjung tinggi demokrasi," ujar Said kepada wartawan, Rabu (26/2/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia kemudian membahas sejarah PDI hingga menjadi PDI Perjuangan. Menurutnya, ada kesamaan sejarah kelam yang dialami PDIP dan Demokrat.

"Apa yang menimpa PDI hingga menjadi PDI Perjuangan juga dialami oleh Partai Demokrat. Wajar sejarah kelam ini menjadi pelajaran penting bagi kedua partai," ujarnya.

Sebagai informasi, kepemimpinan Megawati di PDI sempat 'dibegal' saat masa Orde Baru. Setelah Orba runtuh, Megawati mendeklarasikan PDI Perjuangan untuk membedakan partainya dengan PDI yang didukung pemerintah Orba.

Said mengatakan pengalaman PDIP dan Demokrat tersebut akan menjadi penyemangat bersama. Said berharap tidak ada lagi upaya-upaya pembegalan partai.

"Saya setuju dengan pidato Mas AHY bahwa partai cermin kedaulatan rakyat, pilar demokrasi. Oleh sebab itu, tumbuh kembangnya harus diletakkan dalam iklim dan budaya demokrasi," ujarnya.

Said mengatakan Indonesia pernah memiliki pengalaman terkait keberadaan demokrasi yang tidak tumbuh. Dia mengatakan hal itu disebabkan aturan ketat partai oleh Orde Baru.

"Akibatnya, korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan terjadi, dan membuat peradaban bangsa menjadi mundur ke belakang," tuturnya.

Sebelumnya, AHY mengungkit upaya pembegalan Partai Demokrat di awal kepemimpinannya. AHY mengungkit sikap Presiden RI ke-5 sekaligus Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang disebutnya tidak akan setuju dengan praktik amoral.

Hal itu disampaikan AHY dalam sambutannya di Kongres VI Demokrat di Ritz-Carlton, Jakarta Selatan, Selasa (25/2). AHY mulanya mengingatkan kader Demokrat terkait adanya upaya untuk meruntuhkan nama baik partai.

AHY kemudian mengingat kembali pesan Presiden Prabowo Subianto. AHY mengatakan Prabowo tidak menyukai pembegalan partai.

"Di tengah badai itu saya ingat pesan Bapak Prabowo kalau tidak salah di Kertanegara, ketika itu beliau menyampaikan kepada saya, 'Gus, saya juga tidak suka ada ada upaya pembegalan partai seperti itu', kalimat singkat itu sungguh berarti di hati kita Demokrat," ujarnya.

"Datang dari seorang pemimpin datang dari seseorang yang tahu persis betapa tidak mudahnya membangun partai, soliditas kader dengan keringat dan air mata, sehingga saya yakin keberpihakan Pak Prabowo dalam hati ketika itu tentu disadari oleh pengalaman panjang beliau, dan itu sangat berarti untuk Partai Demokrat," sambung dia.

AHY lalu meyakini jika Megawati juga tidak akan menyetujui upaya pembegalan partai. Sebab, menurut dia, Megawati pun pernah mengalami hal serupa.

"Kabarnya Ibu Megawati juga tidak setuju dengan hal-hal seperti itu, praktik-praktik politik yang amoral dan inkonstitusional karena beliau pernah mengalaminya di masa terdahulu," tuturnya.

(amw/haf)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial