Pria berinisial JS (69), bos ruko ditemukan tewas dicor di dalam ruko miliknya di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur. Sempat dilaporkan hilang, JS ternyata dibunuh oleh kuli bangunan bernama Zainal Arifin alias Arif atau ZA (35).
Pembunuhan itu terjadi pada Minggu (16/2) pagi ketika JS datang ke lokasi untuk mengecek proyek renovasi ruko miliknya. Dia kemudian bertemu dengan tersangka Arif dan menanyakan perihal kuli bangunan yang mogok beberapa hari.
JS juga mengeluhkan soal banyaknya peralatan untuk renovasi yang hilang dicuri. JS kemudian mengajak tersangka Arif untuk lapor polisi, tetapi ditolak. JS dan Zaenal beradu argumentasi hingga akhirnya JS marah dan menampar Arif. Dari sana, situasi makin panas hingga akhirnya JS terjatuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selanjutnya, tetap tersangka menolak. Akhirnya korban naik pitam atau memukul tersangka satu kali terkena pipinya dan kedua kali mau dipukul, ditangkis oleh tersangka, akhirnya korban terpeleset dan jatuh," kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly kepada wartawan, dikutip Jumat (28/2).
Korban kembali berdiri dan adu argumentasi di antara keduanya kembali terjadi. Hingga akhirnya Arif mendorong JS sampai terjatuh dan tersangka mengepruk korban dengan hebel.
"Setelah korban jatuh, korban berdiri dan mengeluarkan kata-kata kotor kepada tersangka. Korban juga berusaha lagi memukul tersangka, dan tersangka berusaha menghindar dari korban, akhirnya terjadi dorong oleh tersangka yang menyebabkan korban terjatuh," katanya.
"Setelah terjatuh itulah, tersangka mengambil baru hebel dan menimpa korban beberapa kali di muka dan kepala, di situlah yang mengakibatkan korban tidak bergerak dari tanggal 16 (Februari)," sambungnya.
Setelah membiarkan jasad itu selama 2 hari, Arif kemudian 'menguburnya' dengan coran semen di dalam ruko tersebut. Pembunuhan ini baru terkuak setelah 10 hari kemudian.
Tersangka Arif mengaku membunuh JS karena sakit hati lantaran ditampar, ditambah gajinya Rp 900 ribu belum dibayar. Akan tetapi, setelah membunuh itu Arif justru menguras habis ATM korban senilai Rp 64 juta lebih.
Pengakuan Arif dibantah pihak korban, baca di halaman berikutnya
Polres Metro Jaktim menggelar konferensi pers pembunuhan JS oleh kuli bangunan. (Maulana Ilhami Fawdi/detikcom)
Bantahan Soal Kuli Tak Digaji
Polisi mengungkap tersangka Zainal Arifin alias Arif alias ZA (35) membunuh dan mengecor jasad bos ruko, JS (69) karena sakit hati lantaran ditampar. Polisi juga mengungkap ada persoalan gaji yang diklaim Arif belum dibayarkan oleh bosnya itu.
Namun, hal ini dibantah oleh pihak keluarga korban. Pihak korban meragukan pengakuan tersangka Arif soal motif pembunuhan tersebut.
"Tidak, itu kita bantahkan, kenapa? Jumlah uang di rekening korban sangat banyak," kata pengacara keluarga korban, Petrus, di Jakarta, dikutip Jumat (28/2/2025).
Petrus merasa janggal dengan pengakuan tersangka Arif. Menurutnya, korban tak mungkin tidak membayarkan gaji pegawainya sementara jumlah uang di rekeningnya cukup banyak.
"Bukti beberapa puluh juta dikuasain yang bersangkutan. Mana mungkin hanya Rp 900 ribu tidak dibayarkan, sedangkan yang bersangkutan memiliki uang puluhan bahkan ratusan juta," katanya.
Keluarga Heran Kuli Tahun PIN ATM
Petrus juga merasa aneh bagaimana Arif bisa mengetahui personal identification number (PIN) ATM Korban. Sebab, istri korban saja tidak mengetahui PIN ATM suaminya.
"Jadi pernyataan dari istri korban, istri korban saja tidak pernah mengetahuin PIN korban," ucapnya.
Tak hanya itu saja, menurut Petrus, Arif juga menguasai kunci mobil sampai kunci rumah korban. Petrus menduga kuat korban sempat dipaksa untuk menyerahkan PIN ATM
"Iya (dipaksa serahkan PIN). Dengan dibuktikan bahwa yang bersangkutan menguasai kunci mobil dan menguasai semua kunci rumah yang ada di Cipete," ungkapnya.
Pihak Korban Ragu Tersangka Ditampar
Sementara itu, Petrus juga meragukan keterangan Arif yang mengaku ditampar korban terlebih dahulu. Karena menurutnya, kondisi korban yang memiliki riwayat penyakit stroke tidak memungkinkan untuk melakukan pemukulan.
"Kalau dia melakukan pemukulan, kemungkinan besar tidak. Karena dia stroke, stroke ringan. Jalan saja susah, sempoyongan jalan," lanjutnya
(mea/mea)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu