Jakarta -
Sebuah merek yang terdengar 'kebarat-baratan' dengan strategi pemasaran global, kerap dinilai sebagai buatan dari mancanegara. Dengan kualitas produk yang unggulan, seringkali membuat konsumen salah mengira.
Siapa sangka, banyak merek yang sebenarnya 100% asli Indonesia, tetapi sering dikira sebagai produk asing. Indonesia memiliki segudang merek berkualitas yang tak hanya populer di dalam negeri, tetapi juga di kancah internasional.
Bahkan, saking suksesnya branding, banyak yang mengira merek-merek ini merupakan produk luar negeri. Hal ini bisa jadi bukti bahwa merek lokal juga mampu bersaing di pasar internasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
15 Merek Lokal yang Sering Dikira Produk Asing
Banyak perusahaan di Indonesia yang berhasil menciptakan produk berkualitas tinggi dengan identitas yang menarik sehingga mampu menjangkau konsumen lokal maupun global. Berikut daftarnya, dikumpulkan oleh detikcom dari berbagai sumber laman resminya.
1. Polytron
Polytron adalah perusahaan elektronik asal Indonesia yang berdiri pada 18 September 1975 di Kudus, Jawa Tengah, dengan nama awal PT Indonesian Electronic & Engineering. Pada 18 September 1976, perusahaan ini berganti nama menjadi PT Hartono Istana Electronic.
Dilansir dari laman resminya, produksi Polytron pertama pada tahun 1979 yakni Commercial Production Color TV 22" & 26". Pada tahun 2000, perusahaan ini melakukan merger dan berubah menjadi PT Hartono Istana Teknologi.
2. J.CO
Donat J.CO kerap dianggap sebagai produk luar negeri karena tampilannya yang modern dan bersaing langsung dengan merek-merek global seperti Dunkin' Donuts. Namun, merek ini adalah bagian dari Johnny Andrean Group, sebuah perusahaan Indonesia.
J.CO pertama kali dibuka di negara asalnya dan kini telah berkembang ke Malaysia, Singapura, Filipina, hingga Arab Saudi. Dilansir dari laman resminya, gerai pertama J.CO dibuka di Indonesia pada Mei 2006.
3. Eiger
Nama Eiger memang berasal dari nama sebuah gunung di negara Eropa, yang punya ketinggian 3.970 mdpl di Bernese Alps, Swiss, Eropa. Tapi, Eiger dan pabriknya berdiri di tanah air tercinta.
Perusahaan yang berdiri sejak 1989 ini memproduksi perlengkapan outdoor seperti tas, jaket, dan sandal. Bagi para pencinta kegiatan alam bebas, Eiger tentu sudah tidak asing lagi. Tidak hanya populer di Indonesia, produk Eiger telah menembus pasar internasional seperti Jepang, Filipina, dan Lebanon.
4. The Executive
Merek fashion ini dikenal luas di Indonesia dan kerap bersanding dengan merek-merek internasional. The Executive diproduksi oleh PT Delami Garment Industries yang berbasis di Bandung. Selain dijual di dalam negeri, produknya telah menembus pasar Asia Tenggara.
5. Krisbow
Produk-produk Krisbow seperti peralatan teknik dan perlengkapan rumah tangga sering ditemukan di gerai Ace Hardware dan Informa. Merek ini kerap mejeng di berbagai mall ternama, sehingga membuatnya kerap dikira produk luar negeri.
Merek ini sebenarnya adalah bagian dari Kawan Lama Group, dengan nama Krisbow diambil dari singkatan nama pendirinya, Krisnandi Wibowo. Ia adalah putra pendiri Kawan Lama, Wong Jin.
6. Terry Palmer
Terry Palmer dikenal sebagai merek handuk berkualitas tinggi yang sering disangka produk asing. Padahal, nama Palmer sebetulnya adalah singkatan dari Palmerah yang merupakan lokasi pabrik saat pertama kali.
Merek ini berasal dari PT Indah Jaya, yang telah memproduksi handuk sejak 1962. Kini, Terry Palmer sudah menembus pasar Eropa dan Jepang.
7. HokBen
Restoran cepat saji dengan menu khas Jepang ini adalah salah satu merek lokal yang paling sering dikira produk asing. HokBen, yang dulu dikenal sebagai Hoka Hoka Bento, mulai beroperasi pada 1985 di Jakarta di bawah PT Bogainti.
Restoran ini didirikan pada 18 April 1985 dan mulai hadir di Kebon Kacang, Jakarta. Dulunya merek Hoka Hoka Bento memang ada di Jepang. Oleh Hendra Arifin, nama tersebut dibeli lisensinya sehingga bisa dia pakai di Indonesia.
Namun dia tidak membeli waralaba, sehingga restoran ini betul-betul asli Indonesia. Kini nama Hoka Hoka Bento juga sudah tak ada lagi di Jepang.
8. Holland Bakery
Holland Bakery memiliki ciri khas dengan kincir angin Belanda di setiap gerainya. Meskipun bernuansa Eropa, merek ini adalah produk asli Indonesia yang didirikan oleh PT Mustika Citra Rasa pada 1978.
Kini, Holland Bakery memiliki ratusan gerai di berbagai kota besar di Indonesia. Produknya antara lain roti, kue, biskuit, hingga jajanan pasar.
9. Buccheri
Merek alas kaki ini mulai berdiri pada 1980 dengan toko pertamanya di Pasar Baru, Jakarta. Nama Buccheri berasal dari singkatan nama tiga bersaudara pendirinya, yakni Budi, Ediansyah, dan Hery. Dengan lebih dari 120 cabang di Indonesia, Buccheri tetap menjadi salah satu merek sepatu lokal yang populer.
10. GT Radial
GT Radial dikenal sebagai produsen ban berkualitas yang sering menjadi sponsor di ajang balapan internasional. Nama GT adalah singkatan dari Gajah Tunggal, perusahaan ban lokal yang telah mengekspor produknya ke lebih dari 80 negara.
11. SilverQueen
Sebagai salah satu merek cokelat terfavorit di Indonesia, SilverQueen ternyata diproduksi di Garut, Jawa Barat. Awalnya dimiliki oleh perusahaan Belanda, merek ini kemudian diambil alih oleh pengusaha Indonesia dan terus berkembang hingga kini. NV Ceres berubah nama menjadi PT Ceres dan bergabung dengan Petra Foods Limited yang masih dimiliki satu keluarga.
12. Hammer
Meskipun menggunakan nama berbahasa Inggris, Hammer adalah merek pakaian lokal yang didirikan pada 1987 oleh Eddy Hartono. Di bawah naungan PT Warna Mardhika, Hammer memproduksi pakaian kasual yang populer di kalangan anak muda. Sebut saja beberapa merek lain seperti Coconut Island dan Osprey.
13. Lea Jeans
Lea Jeans adalah merek pakaian berbahan denim yang sering dianggap setara dengan Levi's. Berdiri sejak 1972, merek ini mengusung gaya kasual ala Amerika tetapi sepenuhnya merupakan produk asli Indonesia.
14. CFC
California Fried Chicken atau yang dikenal CFC adalah merek di bawah PT Pioneerindo Gourmet International Tbk (d/h PT Putra Sejahtera Pioneerindo). Mengutip laman resmi CFC, restoran cepat saji ini berdiri pada 1983 di Jakarta.
Awalnya, perusahaan ini memegang waralaba California Pioneer Chicken dari Pioneer Take out Amerika Serikat. Akan tetapi sejak 1989 perusahaan ini melepaskan diri dari waralaba, dan memproduksi serta memasarkan produk sendiri dengan nama CFC.
15. La Fonte
La Fonte merupakan salah satu merek pasta yang sering kita lihat di supermarket. Meski namanya menggunakan bahasa Italia, La Fonte merupakan produk asli Indonesia lho!
La Fonte merupakan produk buatan dari PT Bogasari Flour Mills (Bogasari) yang kini menjadi salah satu divisi di PT Indofood Sukses Makmur Tbk milik Salim Group. Pada 18 Desember 1991, Bogasari mengoperasikan pabrik pasta pertama di Indonesia seperti spaghetti, spaghettini, fettucini, vermicelli, dan macaroni dengan merek La Fonte.
Pada tahun 1995, PT Bogasari Flour Mills diakuisisi sebagai divisi di dalam PT Indofood Sukses Makmur. Produk-produk La Fonte pun kini terus dikembangkan, hingga beragam variasi saus untuk pasta khas Italia.
Itulah tadi 15 merek lokal yang sering dikira produk asing. Produk-produk ini sudah dikenal di berbagai daerah di Indonesia, dan banyak pula yang sudah mendunia. Jadi, tak ada alasan untuk tak bangga menggunakan produk dalam negeri ya!
(aau/fds)