Hakim yang memvonis bebas Gregorius Ronald Tannur dituntut dengan tuntutan yang berbeda dalam perkara yang sama. Hakim ketua dituntut 9 tahun penjara, sementara hakim anggota dituntut 12 tahun penjara.
Diketahui, majelis hakim pembebas Ronald Tannur diketuai Erintuah Damanik dengan anggota Heru Hanindyo dan Mangapul. Sidang tuntutan ketiganya digelar di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Selasa (22/4).
Dalam kasus ini, jaksa sebelumnya mendakwa tiga hakim PN Surabaya menerima suap Rp 1 miliar dan SGD 308 ribu atau setara Rp 3,6 miliar terkait vonis bebas Ronald Tannur atas kematian kekasihnya, Dini Sera Afrianti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasus ini bermula dari jeratan hukum untuk Ronald Tannur atas kematian kekasihnya, Dini Sera Afrianti. Ibu Ronald Tannur, Meirizka Widjaja, kemudian berupaya agar anaknya bebas.
Dia pun meminta pengacara bernama Lisa Rahmat mengurus perkara itu. Lisa Rahmat kemudian menemui mantan pejabat MA Zarof Ricar untuk mencarikan hakim PN Surabaya yang dapat menjatuhkan vonis bebas kepada Ronald Tannur.
Singkat cerita, suap diberikan dan Ronald Tannur bebas. Belakangan, terungkap kalau vonis bebas itu diberikan akibat suap.
Jaksa juga telah mengajukan permohonan kasasi atas vonis Ronald Tannur. MA mengabulkan kasasi itu dan Ronald Tannur telah divonis 5 tahun penjara.
Hakim Ketua Erintuah 9 Tahun Penjara
Foto: ANTARA FOTO/Penkum Kejati Jatim
"Menuntut agar supaya majelis hakim Pengadilan Tipikor Jakarta memutuskan menyatakan terdakwa Erintuah telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi menerima suap dan gratifikasi," ujar jaksa saat membacakan surat tuntutan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jalan Bungur Raya, Jakpus, Selasa (22/4).
"Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa dengan pidana penjara selama 9 tahun," ujar jaksa.
Jaksa juga menuntut Erintuah membayar denda Rp 750 juta. Apabila denda tak dibayar, diganti dengan pidana badan selama 6 bulan.
Jaksa menyakini Erintuah melanggar Pasal 6 ayat 2 dan Pasal 12B juncto Pasal 18 UU Tipikor juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.
Hakim Anggota Mangapul 9 Tahun Penjara
Foto: 20Detik
"Menuntut agar supaya majelis hakim Pengadilan Tipikor Jakarta memutuskan menyatakan Terdakwa Mangapul telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi menerima suap dan gratifikasi," ujar jaksa saat membacakan surat tuntutan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jalan Bungur Raya, Jakpus, Selasa (22/4).
"Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa dengan pidana penjara selama 9 tahun" ujar jaksa.
Jaksa juga menuntut Mangapul membayar denda Rp 750 juta. Apabila denda tak dibayar, diganti dengan pidana badan selama 6 bulan.
Jaksa menyakini Mangapul melanggar Pasal 6 ayat 2 dan Pasal 12B juncto Pasal 18 UU Tipikor juncto Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP.
Hakim Anggota Heru 12 Tahun Penjara
Foto: Ari Saputra
"Menuntut agar supaya majelis hakim Pengadilan Tipikor Jakarta memutuskan menyatakan terdakwa Heru telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi menerima suap dan gratifikasi," ujar jaksa saat membacakan surat tuntutan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jalan Bungur Raya, Jakpus, Selasa (22/4).
"Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa dengan pidana penjara selama 12 tahun," ujar jaksa.
Jaksa juga menuntut Heru membayar denda Rp 750 juta. Apabila denda tak dibayar, diganti dengan pidana badan selama 6 bulan.
Jaksa meyakini Heru melanggar Pasal 6 ayat 2 dan Pasal 12B juncto Pasal 18 UU Tipikor juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.
Heru dituntut lebih tinggi, di bandingkan Erintuah dan Mangapul. Jaksa mengatakan hal meringankan tuntutan Heru ialah belum pernah dihukum. Sementara itu, hal memberatkan tuntutan Heru ialah tidak mendukung program pemerintah dalam rangka penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
Heru juga dinilai mencederai kepercayaan masyarakat terhadap institusi yudikatif, Mahkamah Agung RI. Jaksa juga menanggap Heru tidak kooperatif dan tak mengakui perbuatannya.
"Terdakwa tidak bersikap kooperatif dan tidak mengakui perbuatannya," ujar jaksa.
Sementara, hal meringankan tuntutan Erintuah dan Mangapul yakni memiliki tanggung jawab sebagai kepala keluarga. Keduanya juga disebut jaksa bersikap kooperatif dengan mengakui perbuatannya dan memberikan keterangan yang dapat mendukung pembuktian dalam perkara lain atas nama Heru Hanindyo, Mangapul, Lisa Rachmat, Zarof Ricar dan Meirizka Widjaja.
Erintuah dan Mengapul belum pernah dihukum dan beriktikad baik telah mengembalikan uang yang diterima dari pengacara Ronald, Lisa Rachmat. Erintuah telah mengembalikan uang senilai SGD 115 ribu, sementara Mangapul telah mengembalikan uang senilai SGD 36 ribu.
(wnv/wnv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini