Trump-Zelensky Cekcok di Ruang Oval Gedung Putih, Apa yang Terjadi?

4 hours ago 1

Washington DC -

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, terlibat adu argumen "yang belum pernah terjadi sebelumnya" di Ruang Oval, Gedung Putih, pada Jumat (28/02).

Dalam pertemuan itu, Trump menuduh Zelensky "bertaruh dengan Perang Dunia III" dan "tidak tahu berterima kasih" kepada AS. Adapun Wakil Presiden AS, JD Vance, menyebut Zelensky "kurang ajar".

Beberapa wartawan BBC bersama sejumlah wartawan lainnya menyaksikan secara langsung kejadian itu di Ruang Oval, Gedung Putih.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hari itu dimulai dengan rutinitas ramah-tamah seperti yang biasa dilakukan Gedung Putih saat menyambut tamu kehormatan asing yang berkunjung.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky disambut oleh Presiden AS Donald Trump di pintu Sayap Barat dengan barisan kehormatan. Kedua pemimpin lantas berjabat tangan dengan sopan.

Kami berada di Ruang Oval sebagai bagian dari kelompok media dari Ukraina, menyaksikan formalitas yang terlatih dengan baik serta pembicaraan sopan selama sekitar setengah jam.

Zelensky memberikan Trump sabuk juara petinju Ukraina, Oleksandr Usyk. Trump lalu memuji pakaian Zelensky.

Sejauh ini, sangat diplomatis. Namun beberapa menit kemudian sungguh belum pernah terjadi sebelumnya.

Nada ramah berubah menjadi suara-suara meninggi, mata melotot, dan lontaran cercaan. Semua itu terjadi di depan kamera TV dunia.

Presiden dan wakil presiden AS mencaci maki Zelensky, menuduhnya tidak tahu berterima kasih atas dukungan AS kepada Ukraina.

garis

BBC

BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

garis

BBC

Ketegangan meningkat ketika Wakil Presiden AS, JD Vance, memberi tahu Zelensky bahwa perang harus diakhiri melalui diplomasi.

"Diplomasi macam apa?" tanya Zelensky.

Vance kemudian berujar kepada bahwa Zelensky "kurang ajar" datang ke Ruang Oval dan menyampaikan pendapatnya di depan media Amerika.

JD Vance lalu menuntut agar Zelensky berterima kasih kepada Trump atas kepemimpinannya.

Para wartawan di ruangan itu menyaksikan rentetan kejadian itu dengan mulut ternganga.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, dan Presiden AS, Donald Trump, adu argumen di hadapan pers di Ruang Oval, Gedung Putih.

"Anda bertaruh dengan Perang Dunia Ketiga," kata Trump kepada Zelensky (Reuters)

"Anda sudah cukup bicara. Anda tidak akan menang," kata Trump kepada Zelensky. "Anda harus bersyukur. Anda tidak punya kartu."

"Saya tidak bermain kartu," jawab Zelensky. "Saya sangat serius, Tuan Presiden. Saya presiden dalam keadaan perang."

"Anda bertaruh dengan Perang Dunia Ketiga," jawab Trump. "Dan apa yang Anda lakukan sangat tidak menghormati negara, negara ini, yang telah mendukung Anda jauh lebih banyak daripada yang seharusnya."

JD Vance membalas: "Apakah Anda pernah mengucapkan 'terima kasih' selama pertemuan ini? Tidak."

Duta Besar Ukraina untuk AS menyaksikan rangkaian adegan itu sambil memegangi kepalanya sendiri.

Suasana telah berubah total dan semuanya disaksikan semua wartawan di ruangan.

Wartawan-wartawan AS berkomentar bahwa mereka belum pernah melihat kejadian seperti ini.

"Situasi seperti ini tidak terbayangkan di Gedung Putih," kata salah seorang wartawan kepada saya.

Saat semua wartawan keluar dari Ruang Oval, banyak yang terdiam dalam keadaan terkejut.

Di ruang pers di Gedung Putih, rekaman video kejadian itu diputar ulang. Seluruh wartawan yang tidak berada di Ruang Oval menyaksikan dengan tatapan tak percaya.

Kebingungan pun terjadi. Ada pertanyaan apakah konferensi pers Trump dan Zelensky jadi digelar dan apakah kesepakatan yang sangat dinanti-nantikan antara AS dan Ukraina mengenai sumber daya mineral akan ditandatangani.

Beberapa menit kemudian, Trump menulis di Truth Social bahwa Zelensky dapat "kembali ketika dia siap untuk perdamaian".

Konferensi pers dan upacara penandatanganan kesepakatan yang sedianya akan berlangsung di Ruang Timur Gedung Putih secara resmi dibatalkan.

Wakil Presiden AS, JD Vance, menyebut Zelensky

Wakil Presiden AS, JD Vance, menyebut Zelensky "kurang ajar" (EPA)

Tak lama kemudian Zelensky melangkah keluar dari Gedung Putih dan masuk ke dalam kendaraan SUV yang sudah menunggu, sementara duta besarnya membuntutinya.

Mereka menjauh saat dunia baru mulai mencerna momen yang luar biasa itu.

Meskipun ada argumen yang kuat, kesepakatan mineral mungkin akan terjadi cepat atau lambat.

Namun satu hal yang pasti: kunjungan Zelensky ini akan dikenang karena alasan yang sama sekali berbeda.

Dunia melihat secara langsung bagaimana negosiasi antara AS dan Ukraina berlangsung: negosiasi itu sulit, emosional, dan menegangkan.

Jelas bahwa ini adalah negosiasi yang sulit bagi kedua belah pihak.

Hadiah sabuk petinju Ukraina Oleksandr Usyk tentu saja tidak menyelamatkan situasi.

Setelah adu argumen di Gedung Putih ini, pertanyaannya sekarang adalah apa arti kejadian tersebut bagi perang di Ukraina dan bagaimana masa depan Zelensky.

(nvc/nvc)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial