Trump Dinilai Tak Akan Berpihak Lagi ke Ukraina Usai Cekcok dengan Zelensky

1 day ago 4

Jakarta -

Presiden Amerika Serikat Donald Trump cekcok dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky saat bertemu di Gedung Putih, Washington. Guru besar hukum internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana mengatakan cekcok tersebut sebagai pertanda Trump tidak akan lagi berpihak kepada Ukraina.

Hikmahanto awalnya mengomentari sikap Donald Trump terhadap Zelensky. Dia mengungkap debat dipicu adanya beda pandangan antara Trump dan Zelensky.

"Dalam pandangan Trump, Rusia tidak bisa disalahkan sebagaimana yang diinginkan oleh Zelensky," kata Hikmahanto saat dihubungi, Sabtu (1/3/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian, dia menyebut debat juga dipicu oleh Wapres AS Vance yang menuding Zelensky memanfaatkan pertemuan dengan Trump. Atas dasar itu lah, kata dia, kedua pemimpin negara itu berdebat.

"Lalu debat dipicu oleh pernyataan dari Wapres Vance yang menyatakan Zelensky memanfaatkan pertemuan yang diliput oleh media untuk mempengaruhi versi Ukraina," jelasnya.

"Di situlah perdebatan dimulai atas dasar perspektif Ukraina yang menganggap Rusia salah karena memasuki wilayah mereka alias invasi dengan perspektif AS pasca Trump mengambil alih yang tidak melihat Rusia melakukan kesalahan. Di situ Trump justru menyalahkan Joe Biden yang melakukan tindakan bodoh dengan memberi bantuan uang dan senjata canggih yang besar kepada Zelensky," sambungnya.

Hikmahanto pun menduga cekcok antara Trump dan Zelensky bisa jadi akhir dari dukungan Amerika terhadap Ukraina. Menurutnya, itu akan berpengaruh besar terhadap posisi perang Rusia dan Ukraina.

"Dari sini jelas bahwa ke depan Trump tidak berpihak ke Ukraina atau negara-negara Eropa yang berpihak kepada Ukraina. Ini tentu berpengaruh besar pada posisi Ukraina dan akan menguntungkan Rusia. Trump tidak akan bantu lagi Ukraina dan akan berhadap-hadapan kebijakannya dengan negara-negara Uni Eropa," tuturnya.

Dia pun menyebut Amerika Serikat bisa jadi akan mulai berpihak kepada Rusia. "Bukannya tidak mungkin bila ada resolusi Dewan Keamanan di PBB yang merugikan Rusia maka AS akan turut memveto bersama Rusia. Intinya perubahan kebijakan AS untuk Ukraina telah berayun secara drastis dari mendukung menjadi berpihak ke Rusia," imbuhnya.

Berkaca dari kondisi ini, Hikmahanto mengusulkan Indonesia untuk mulai berhenti berpihak kepada Ukraina. Dia menyebut Indonesia harusnya fokus mendamaikan kedua belah pihak.

"Saya katakan tidak seharusnya kita berpihak kepada Ukraina yang saat itu didukung oleh AS ataupun berpihak ke Rusia. Indonesia yang memiliki polurgi bebas aktif seharusnya memiliki posisi sendiri yaitu tidak berpihak ke salah satu yang bertikai namun berupaya keras untuk mendamaikan pihak yang bertikai tanpa penggunaan senjata sesuai Pasal 2 ayat 3 Piagam PBB yang intinya bila ada negara yg saling bertikai maka mereka harus menyelesaikan secara damai sehingga tidak membahayakan perdamaian dan keamanan internasional," jelasnya.

Simak Video: Diawali Jabat Tangan, Trump-Zelensky Berakhir Cekcok di Gedung Putih

(maa/idh)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial