Tolak Relokasi, Warga Gaza Bertahan: Trump Gila Ya?

1 month ago 22

Gaza -

Warga Palestina di Jalur Gaza memilih bertahan di tanah airnya meskipun hujan badai terjadi. Selain hujan badai betulan, ada pula 'badai politik' dari arah Amerika Serikat (AS) yang sampai ke wilayah pinggiran laut Mediterania ini, yakni berupa rencana Presiden AS Donald Trump merelokasi warga Gaza.

"Dia gila ya?" kata warga Gaza bernama Abdel Ghani, dilansir Reuters, Jumat (7/2/2025).

Abdel Ghani adalah ayah empat anak yang hidup bersama keluarganya di reruntuhan Gaza. Rumahnya hancur oleh serangan Israel. Apapun yang terjadi, dia bertahan. Angin kencang menghempas terpal plastik yang melindungi jendela dan lubang rumahnya. Air hujan masuk ke rumah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita tidak akan menjual tanah kami untuk Anda, pengembang real estate. Kami ini lapar, tidak punya rumah, dan putus asa, tapi kita bukan pihak yang akan bekerja sama dengan Anda. Jika dia (Trump) ingin membantu, biarkan dia datang dan membangun kembali untuk kami di sini," kata Abdel Ghani.

Palestinians warm themselves by a fire, during a power cut, amid a ceasefire between Israel and Hamas, in Gaza City, February 3, 2025. REUTERS/Dawoud Abu Alkas3 Februari 2025, warga Gaza menghangatkan diri di tenda. (REUTERS/Dawoud Abu Alkas Foto: REUTERS/Dawoud Abu Alkas)

Saat ini, warga Gaza telah kembali dari pengungsian. Gencatan senjata sejak 19 Januari membuat mereka menyambangi kembali lingkungannya yang hancur oleh agresi Zionis. Di bulan pertama 2025 ini, kebetulan cuaca sedang hujan angin.

"Cuaca pun tampaknya tidak berpihak pada kita, tetapi baik cuaca, Trump, maupun Israel tidak akan mengusir kita dari tanah kita," kata Abdel Ghani.

Donald Trump berniat mengambil alih kawasan ini. Niatan Trump malah membuat warga Gaza lebih bertekad untuk bertahan.

"Meskipun kita sedang mengalami tragedi, meskipun hujan dan cuaca sangat buruk, orang-orang tetap hidup tanpa atap," kata Qassem Abu Hassoun, yang berdiri di tengah hujan dan dikelilingi oleh rumah-rumah yang hancur dan jalan-jalan yang rusak di Rafah di Jalur Gaza selatan.

"Orang-orang bergantung pada negara mereka, tanah mereka. Orang-orang bergantung bahkan pada sebutir pasir dari negara mereka," katanya kepada Reuters.

Displaced Palestinians return to their homes in the northern Gaza Strip, following Israel's decision to allow thousands of them to go back for the first time since the early weeks of the 15-month war with Hamas, Monday, Jan. 27, 2025. (AP Photo/Abdel Kareem Hana)Warga Gaza pulang ke rumah, Jan. 27, 2025. (AP Photo/Abdel Kareem Hana)

Pengusiran warga Palestina merupakan salah satu isu paling sensitif di Timur Tengah. Pengusiran paksa atau paksaan terhadap penduduk di bawah pendudukan militer merupakan kejahatan perang, yang dilarang berdasarkan Konvensi Jenewa 1949.

Di sisi lain, Menteri Pertahanan Israel bernama Israel Katz memerintahkan tentara-tentaranya untuk bersiap mengizinkan keberangkatan sukarela warga Gaza. Tentara Israel diarahkan mengizinkan warga Gaza keluar lewat darat maupun lewat laut.

(dnu/zap)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial