Terungkap Fakta AS Gandakan Jumlah Pasukan di Suriah

4 weeks ago 19
Jakarta -

Amerika Serikat (AS) ternyata menggandakan jumlah pasukannya di wilayah Suriah sejak awal 2024. Upaya itu dilakukan sebagai bagian dari operasi AS melawan kelompok radikal Islamic State (ISIS).

Dirangkum detikcom, Jumat (20/12/2024), diakui oleh Departemen Pertahanan AS atau Pentagon, saat ini sekitar 2.000 tentara AS ditempatkan di wilayah Suriah.

Washington selama bertahun-tahun menyatakan pihaknya menempatkan sekitar 900 personel militer di Suriah sebagai bagian dari upaya internasional memerangi ISIS, yang sempat menguasai wilayah strategis di negara itu dan di negara tetangga, Irak, sebelum dikalahkan oleh pasukan lokal yang didukung AS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir AFP, Juru bicara Pentagon atau Departemen Pertahanan AS Mayor Jenderal Pat Ryder mengungkapkan kepada wartawan bahwa jumlah pasukan AS di Suriah lebih banyak dari yang disebutkan sebelumnya.

Dia menyebut saat ini terdapat "sekitar 2.000 tentara AS di Suriah" dan pengerahan tersebut setidaknya sudah berlangsung selama beberapa bulan terakhir. Diakui oleh Ryder bahwa dirinya baru saja menerima jumlah terbaru tersebut.

"Jumlah tambahan tersebut... dianggap sebagai pasukan sementara yang berada di sana untuk mendukung misi D-ISIS, untuk mendukung pasukan yang dikerahkan di sana dalam jangka panjang," sebut Ryder merujuk pada misi mengalahkan ISIS, atau misi Defeat-ISIS.

2 Ribu Tentara AS di Suriah

 Pentagon Press Secretary Brig. Gen. Pat Ryder speaks during a press briefing at the Pentagon on February 10, 2023 in Arlington, Virginia. The Pentagon announced today that the U.S. military shot down an unidentified object that was flying over frozen waters of Alaska. Drew Angerer/Getty Images/AFP (Photo by Drew Angerer / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP) Juru bicara Pentagon Brigadir Jenderal Pat Ryder. Foto: Getty Images via AFP/DREW ANGERER

AS yang juga menyatakan memiliki sekitar 2.500 tentara di Irak, selama bertahun-tahun telah melancarkan serangan dan penyerbuan secara berkala untuk membantu mencegah kebangkitan ISIS di kawasan tersebut.

Namun Washington semakin meningkatkan serangannya sejak tumbangnya pemerintahan Bashar al-Assad di Suriah pada awal bulan ini, setelah pasukan pemberontak menyerbu ibu kota Damaskus dan merebut kendali atas sejumlah kota penting di negara tersebut hanya dalam waktu sepekan.

Dalam rentetan serangan terbarunya, militer AS menargetkan area-area yang sebelumnya dilindungi oleh sistem pertahanan udara Suriah dan sekutunya, Rusia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu serangan militer Washington dilancarkan pada 8 Desember lalu, hari di mana pasukan pemberontak merebut Damaskus dari rezim Assad.

Pada saat itu, AS mengumumkan serangan terhadap lebih dari 75 target ISIS, yang menurut Komando Pusat AS (CENTCOM), bertujuan memastikan kelompok radikal itu "tidak berusaha mengambil keuntungan dari situasi terkini untuk berkumpul kembali di Suriah bagian tengah".

Pada Senin (16/12) waktu setempat, CENTCOM mengumumkan pasukan militer AS telah menewaskan 12 militan ISIS dalam serangan terhadap "wilayah bekas rezim dan area-area yang sebelumnya dikuasai Rusia".

(taa/fas)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial