Jakarta -
Angka perekonomian desa hanya menyumbang 14% dari Produk Domestik Bruto Nasional. Hal ini disebut terlalu timpang dengan potensi yang dimiliki desa. Oleh karena itu, pembentukan 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih disebut sebagai solusi yang menjawab permasalah ekonomi desa tersebut.
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Koperasi, Budi Arie Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR RI, di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Senin (26/5/2025). Menurutnya, hal tersebut dapat menjadi usaha berkelanjutan yang nantinya dapat menghidupkan ekonomi desa.
"Di mana mulai dari desa sebagai sumber bahan baku atau bahan pokok dan distribusinya dikonsolidasikan melalui koperasi ini akan menjadi sebuah usaha yang berkelanjutan dan menghidupkan perekonomian desa," kata Budi Arie.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, ada dua pertanyaan besar yang muncul dan menjadi polemic di masyarakat. Pertama, dalam lembaga setingkat desa, pada hari ini sudah ada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Sejumlah pihak mempertanyakan jika nantinya Kopdes Merah Putih terbentuk, apakah akan muncul fungsi yang tumpang tindih di antara keduanya.
Kedua, masyarakat juga menanyakan soal tingkat profesionalisme di dalam kepengurusan Kopdes Merah Putih. Hal ini mengacu pada bagaimana sistem kaderisasi kepengurusan hingga akuntabilitas pembukuan dalam setiap transaksi maupun kegiatan entitas bisnis yang berada di dalamnya.
Berdasarkan agenda yang ada, empat puluh enam hari lagi Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih diluncurkan. Sejumlah unit koperasi juga telah disiapkan guna mencapai target 70 ribu unit di seluruh Indonesia pada hari peluncuran nanti. Hal ini mengacu pada Instruksi Presiden tentang percepatan pembangunan Kopdes Merah Putih.
Sebelumnya dalam detikSore, Menteri Koordinator Bidang Pangan sekaligus Ketua Satgas Koperasi Desa Merah Putih, Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan Kopdes Merah Putih akan kerja sama dengan Danantara. Kerja sama ini tidak hanya soal tata kelola tetapi mulai dari SDM hingga sistemnya.
Dalam kesempatan yang sama, Zulhas juga mengatakan jika modal yang akan didapat oleh Koperasi Desa Merah Putih sebesar Rp 3 miliar. Ia mengatakan modal tersebut berupa pinjaman yang digunakan untuk bisnis. Lebih lanjut Zulhas menegaskan apabila modal itu bukan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Hingga saat ini, usaha percepatan pembangunan unit koperasi di seluruh pelosok desa di Indonesia terus dilakukan. Lalu gebrakan apa lagi yang dilakukan Zulhas untuk menggenjot jumlah unit agar dapat melampaui target sekaligus membangun sistem Kopdes Merah Putih? Temukan jawabannya dalam detikSore.
Beralih ke topik lain detikSore akan mengulas lebih dalam acara pernikahan yang berlangsung di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Seperti diberitakan oleh detikBali sebelumnya, telah terjadi pernikahan dimana kedua mempelainya masih berusia belia. Berdasarkan penelusuran detikcom, Berlangsungnya pernikahan antara SR (17) dan SMY (15) di Desa Beraim, Kecamatan Praya Tengah, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), disayangkan oleh berbagai pihak. Termasuk Kepala Desa (Kades) Beraim, Lalu Atmaja. Sejumlah pihak pun sudah berupaya mencegah pernikahan tersebut.
Lalu bagaimana situasi terbarunya? Ikuti laporan langsung Jurnalis detikcom langsung dari lokasi. Tidak hanya itu, detikSore juga akan menghadirkan Joko Jumadi, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Kota Mataram untuk membahas lebih lanjut sejauh mana praktik pernikahan usia belia dijalankan di wilayahnya.
Ikuti terus ulasan mendalam berita-berita hangat detikcom dalam sehari yang disiarkan secara langsung langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 15.30-18.00 WIB, di 20.detik.com dan TikTok detikcom. Jangan ketinggalan untuk mengikuti analisis pergerakan pasar saham jelang penutupan IHSG di awal acara. Sampaikan komentar Anda melalui kolom live chat yang tersedia.
"Detik Sore, Nggak Cuma Hore-hore!"
(far/vys)