Sesaknya Pasar Tanah Abang Jelang Puasa

2 weeks ago 18

Jakarta -

Pasar Tanah Abang di Jakarta Pusat penuh sesak dipadati pengunjung menjelang bulan puasa atau 1 Ramadan 1446 H. Bahkan saking padatnya pengunjung, koridor Pasar Tanah Abang jadi susah untuk dilewati.

Pantauan detikcom di lokasi, Kamis kemarin, kawasan pasar terlihat sangat ramai dengan mayoritas pengunjung merupakan ibu-ibu dan tak Sedikit di antara mereka yang turut serta membawa anak-anak. Kondisi ini terutama banyak terlihat di kawasan blok A dan blok B pasar.

Banyak pengunjung yang secara tiba-tiba berhenti untuk melihat-lihat produk yang dijual salah satu pedagang. Ada juga pengunjung yang terlihat sedang melakukan tawar-menawar dengan pedagang, membuat pengunjung lain sesekali harus terhenti.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah seorang pengunjung Pasar Tanah Abang yang juga berjualan baju di Bogor, Syafiq, mengatakan ia sengaja datang untuk berbelanja kebutuhan toko lebih awal sebelum puasa. Dengan begitu saat puasa berlangsung dirinya bisa fokus jualan tanpa perlu belanja barang dagangan lagi.

"Belanja ada untuk dijual lagi, ada untuk keperluan pribadi juga. Kalau sebelum puasa emang biasa nambah beli di sini untuk yang dijual lagi, lebih rame lah karena memang musimnya," ucap Syafiq. saat ditemui detikcom di lokasi, Kamis (27/2/2025).

Di luar puasa dan Lebaran, ia mengaku tetap sering datang ke Pasar Tanah Abang untuk membeli barang dagangan. Namun secara jumlah maupun frekuensi pembelian tidak sesering maupun sebanyak saat jelang Lebaran.

"Untuk puasa ini mungkin nambah belanja 50% lah dibandingkan biasanya. Soalnya nanti kalau sudah puasa kan kita nggak ke sini-sini lagi. Jadi kita sudah siap di bulan ini sebelum puasa, karena nanti kan bulan puasa lumayan menguras tenaga juga," katanya.

Selain mereka para pengecer produk tekstil yang perlu belanja lebih awal untuk stok berjualan jelang Hari Raya, ternyata banyak juga masyarakat umum yang berkunjung ke Pasar Tanah Abang karena enggan untuk berbelanja saat puasa.

Misalnya saja pengunjung bernama Elmiyati yang datang jauh-jauh dari Sangiang, Kota Tangerang bersama kakak perempuannya menggunakan motor untuk belanja pakaian. Sebab menurutnya saat puasa ia tidak bisa lagi dengan leluasa beristirahat dan makan-minum jika lelah.

"Saya sama kakak saya memang sengaja belanja sebelum puasa, kan nanti kalau sudah puasa capek. Kan kalau puasa kita habis muter-muter mau minum nggak bisa, kalau ini kan lapar tinggal makan," ucapnya.

Di luar itu mereka juga beli baju untuk kemudian dibagi-bagi ke lingkungan terdekat.

"Jadi dia kan dagang depan sekolahan, jadi banyak abang-abang yang jualan gerobakan gitu. Terus abang-abang itu banyak belanja kebutuhannya banyak di warung kakak saya, jadi dia kasih 'THR' buat abang-abang itu," terangnya lagi.

Kemudian ada juga pelanggan lain yang sengaja datang lebih awal, karena mereka tidak berbelanja pakaian atau kebutuhan fesyen lainnya mengandalkan tunjangan hari raya (THR).

Misalkan saja pengunjung bernama Najirin dan Rumli asal Kemayoran yang sengaja datang ke Pasar Tanah Abang hanya untuk jalan-jalan melepas kejenuhan. Karena itu mereka hanya datang berbelanja seadanya untuk kebutuhan sehari-hari.

Selain itu karena mereka yang sudah tua dan semua anaknya sudah bekerja dan berkeluarga, Najirin tidak merasa perlu untuk berbelanja kebutuhan Lebaran sendiri. Ia mengaku sudah sangat bersyukur jika bisa mendapatkan 'THR' dari anak jika memang ada.

"Belanja Lebaran nunggu THR dulu. THR dari anak, saya kan sudah tua, ya itu kalau dikasih. Mudah-mudahan ada rezeki, mereka kan juga sudah punya keluarga masing-masing," kata Najirin.

"Kalau nggak biar anak yang beli baju, kalau ikut belanja bareng anak malas saya. Mereka kan masih bisa jalan-jalan lama, kalau kita kan jalan-istirahat, jalan-istirahat duduk di mana. Belum kalau bawa cucu, masih pada bocah lari-larian mulu," ucapnya lagi.

Kemudian ada juga Alfiah asal Grogol yang sengaja datang ke Pasar Tanah Abang hanya untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari. Sedangkan untuk belanja persiapan Lebaran 2025, ia mengatakan bisa datang ke kawasan ini lain waktu jika memang ada rezeki.

Lagi pula ia mengaku saat ini sang suami sudah pensiun alias tak lagi bekerja secara formal. Sehingga sang suami sudah tidak mendapatkan THR yang secara khusus bisa digunakan untuk keperluan belanja Lebaran.

"Kalau dulu pas suami masih kerja kantoran belanja bajunya ya pas setelah dapat THR. Sekarang sudah pensiun, cuma nge-ojol untuk sehari-hari, ya bisa belanja kapan saja kalau lagi ada, nggak harus nunggu THR," papar Alfiah.

(fdl/fdl)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial