Pada Jumat (28/2), Zelensky mempertanyakan condongnya Trump pada Rusia dan mempertanyakan "diplomasi" yang diserukan Vance dalam pertemuan itu, dengan menyinggung pelanggaran komitmen yang dilakukan Moskow selama bertahun-tahun di panggung global.
Trump kemudian menyebut Zelensky "mempertaruhkan nyawa jutaan orang" dan "bertaruh dengan Perang Dunia III", serta menuduh Presiden Ukraina itu "sangat tidak menghormati negara ini". Sedangkan Vance menuduh Zelensky "tidak tahu berterima kasih".
Kejadian adu mulut ini mengejutkan pemimpin dunia. Pemimpin negara-negara Eropa kompak memberikan dukungan kepada Zelensky.
Dilansir AFP, Sabtu (1/3/2025), ramai-ramai negara negara Eropa memberikan dukungan kepada Zelensky, kecuali Hungaria. Negara tersebut merupakan sekutu Rusia, yang melontarkan pujian untuk Trump.
Sementara Rusia tampak senang dengan cekcok yang terjadi.
Simak berita di halaman selanjutnya.
Tanggapan Negara-negara Eropa
Berikut ini tanggapan yang diberikan pemimpin berbagai negara terhadap cekcok antara Trump dan Zelensky:
Uni Eropa
Tokoh pemimpin Uni Eropa Ursula von der Leyen dan Antonio Costa memastikan Zelensky "tidak pernah sendirian" usai cekcok dengan Trump terjadi.
"Jadilah kuat, berani, jangan takut. Kami akan terus bekerja sama dengan Anda demi perdamaian yang adil dan abadi," demikian pernyataan bersama dari Ketua Komisi dan Ketua Dewan Eropa tersebut.
Prancis
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut Rusia-lah yang menjadi "agresor" dalam perang Ukraina. Dia menegaskan Paris akan terus membantu Kyiv dalam perang melawan Rusia.
"Ada agresor yaitu Rusia. Ada masyarakat yang menjadi target agresi yaitu Ukraina. Kita semua benar dengan membantu Ukraina dan memberikan sanksi kepada Rusia tiga tahun lalu dan terus melakukan hal yang sama," ucap Macron kepada wartawan.
"Jika ada yang bermain-main dalam Perang Dunia III, itu adalah Vladimir Putin," sebut Macron merujuk pada tuduhan yang dilontarkan Trump kepada Zelensky saat cekcok.
Jerman
Calon Kanselir terbaru Jerman, Friedrich Merz, memastikan dukungan negara untuk Zelensky dalam komentar yang disampaikan usai cekcok terjadi di Gedung Putih.
"Kita tidak seharusnya bingung antara agresor dan korban dalam perang yang mengerikan ini," ujarnya dalam pernyataan via media sosial X.
Dukungan untuk Zelensky juga disampaikan Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock, yang mengatakan bahwa "perjuangan Kyiv untuk perdamaian dan keamanan adalah milik kita".
Inggris
Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer menyatakan dirinya berdiri bersama pemimpin Eropa lainnya dalam mendukung Ukraina. Kantor PM Inggris menyebut Starmer "melakukan semua hal yang dia bisa untuk menemukan jalan menuju perdamaian abadi berdasarkan kedaulatan dan keamanan Ukraina".
Italia
PM Italia Giorgia Meloni menyerukan AS, Eropa dan sekutu-sekutunya untuk berkumpul membahas perang Ukraina "tanpa penundaan".
"Perlu diadakan pertemuan puncak tanpa penundaan... untuk membicarakan secara jujur mengenai bagaimana kita berniat mengatasi tantangan-tantangan besar saat ini, dimulai dari Ukraina, yang bersama-sama telah kita bela dalam beberapa tahun terakhir," cetusnya.
Belanda
PM Belanda Dick Schoof menegaskan dukungan untuk Ukraina usai Zelensky cekcok dengan Trump di Gedung Putih.
"Dukungan Belanda terhadap Ukraina masih belum berkuang. Apalagi saat ini. Kami menginginkan perdamaian abadi dan diakhirinya perang agresi yang telah dimulai oleh Rusia," tegasnya.
Polandia
Polandia yang merupakan sekutu setia Ukraina, menegaskan dukungan untuk rakyat Ukraina usai cekcok di Gedung Putih.
"Teman-teman Ukraina yang terkasih, Anda tidak sendirian," tegas PM Polandia Donald Trusk dalam pernyataan via media sosial X yang ditujukan kepada Zelensky.
Spanyol
PM Spanyol Pedro Sanchez mengatakan negaranya akan mendukung Ukraina usai cekcok terjadi antara Zelensky dan Trump.
"Ukraina, Spanyol mendukung Anda," tulis Sanchez dalam pernyataan via media sosial X.
Hungaria
PM Hungaria Viktor Orban, yang merupakan mitra terdekat Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin, justru berterima kasih kepada sang Presiden AS karena "secara berani memperjuangkan perdamaian".
"Orang kuat membuat perdamaian, orang lemah membuat perang," tulisnya via X.
Australia
PM Australia Anthony Albanese mengatakan negaranya akan "terus mendukung Ukraina" selama mungkin yang diperlukan.
"Kami akan terus mendukung Ukraina selama diperlukan karena ini adalah perjuangan negara demokratis melawan rezim otoriter yang dipimpin oleh Vladimir Putin, yang jelas-jelas memiliki rancangan imperialistik tidak hanya terhadap Ukraina, tapi juga terhadap seluruh kawasan," ucap Albanese kepada wartawan.
Kanada
PM Kanada Justin Trudeau menegaskan negaranya akan mendukung Ukraina. Dia menyebut perjuangan Ukraina melawan Rusia sebagai pertahanan untuk demokrasi yang "penting bagi kita semua".
"Kanada akan terus mendukung Ukraina," tegasnya.
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu