Jakarta -
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menekankan pentingnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan semua pihak untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Karena itulah, kata Jenderal Sigit, Polri menggandeng stakeholder untuk mengedukasi, sosialisasi hingga pemantauan titik api melalui aplikasi Lancang Kuning.
"Polri bersama stakeholder terkait terus melakukan upaya pencegahan melalui edukasi, sosialisasi, patroli, pembuatan sekat kanal dan embung, pemantauan titik api secara real-time melalui aplikasi Lancang Kuning," kata Jenderal Sigit dalam sambutannya di acara Jambore Kahutla 2025 di Kabupaten Siak, Riau, Jumat (25/4/2025).
Jenderal Sigit menegaskan pihaknya tidak akan segan-segan menindak tegas para pelaku karhutla. Jenderal Sigit menyebut penegakan hukum adalah upaya terakhir agar para pelaku jera.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menindak tegas para pelaku karhutla. Penegakan hukum yang dilakukan merupakan ultimum remedium, yaitu upaya terakhir guna menimbulkan efek jera serta mendorong kepatuhan terhadap aturan membuka lahan," ujar Jenderal Sigit.
Jenderal Sigit mengatakan banyaknya kasus karhutla yang terjadi karena kurangnya pemahaman masyarakat dalam menjaga lingkungan. Jenderal Sigit menekankan pentingnya edukasi secara masif untuk mencegah terjadinya karhutla.
"Banyaknya kasus karhutla yang terjadi menunjukkan masih kurangnya pemahaman masyarakat dalam menjaga lingkungan. Hal ini tentunya menjadi perhatian serius yang membutuhkan penanganan segera melalui edukasi secara masif, sebagai kunci utama mencegah terjadinya karhutla," ujar Jenderal Sigit.
Saat ini, kata Jenderal Sigit, Polda Riau melakukan kampanye green policing untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya peduli lingkungan. Green policing ini melibatkan peran aktif pemerintah, pihak swasta, akademisi, LSM, tokoh adat, hingga generasi muda.
"Menyikapi hal tersebut, Polda Riau menyelenggarakan green policing sebagai langkah extraordinary dalam penguatan pemahaman dan gerakan kampanye peduli lingkungan dengan melibatkan peran aktif pemerintah, pihak swasta, akademisi, LSM, tokoh adat, serta generasi muda," ungkap Jenderal Sigit.
Jambore Karhutla 2025 ini merupakan implementasi dari green policing. Green Policing merupakan pendekatan pemolisian yang menempatkan kelestarian lingkungan hidup sebagai bagian integral dari upaya menjaga keteraturan sosial dan membangun peradaban.
Green Policing hadir sebagai sebuah pendekatan pemolisian yang urgen di tengah meningkatnya tantangan lingkungan global dan lokal. Konsep ini menawarkan kerangka kerja komprehensif yang sangat dibutuhkan, khususnya untuk wilayah dengan tingkat deforestasi dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang tinggi.
Ada 530 peserta pramuka pelajar SMA dan mahasiswa, serta relawan penanggulangan api Mandala Agni dari 12 kota/kabupaten di Riau yang mengikuti Jambore Karhutla. Jambore Karhutla dibuka secara resmi oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Hadir dalam acara ini Menkopolkam yang diwakili Asdep Koordinasi dan Strategi Pertahanan Brigjen Parwito, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) yang diwakili Dirjen Adwil Syafrizal ZA, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Menteri Lingkungan Hidup diwakili Deputi Gakkum Irjen Rizal Irawan, Kepala BNPB RI diwakili Deputi Bidang Penanganan Darurat Mayjen TNI Lukmansyah.
(mea/whn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini