Penjelasan BMKG Hujan di Musim Kemarau hingga Jakarta Banjir

4 hours ago 2
Jakarta -

Hujan mengguyur sejumlah wilayah Jakarta pada Sabtu sore pekan kemarin hingga menyebabkan banjir di selatan Ibu Kota. BMKG menerangkan penyebab wilayah Jakarta masih diguyur hujan meski sudah masuk musim kemarau.

Laporan adanya genangan di kawasan Jakarta diterima BPBD DKI pukul 18.00 WIB, Sabtu (3/5/2025). Pada saat itu ada 6 RT di Jaksel banjir akibat hujan deras.

Banjir melanda 3 RT di Ciganjur dengan ketinggian air 40 cm. Kemudian 1 RT di Mampang Prapatan terendam banjir 50 cm. Dan, 2 RT di Cilandak Timur terendam banjir 95 cm.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BPBD DKI Jakarta juga mencatat Jalan Putri Mutiara, Cilandak tergenang banjir setinggi 50 cm. Penyebab banjir akibat curah hujan tinggi dan luapan kali.

Banjir baru surut total pada Minggu (4/5/2025) dini hari.

"BPBD mencatat hingga Minggu (04/05) pukul 04.00 WIB, seluruh genangan di wilayah DKI Jakarta sudah surut," demikian keterangan BPBD Jakarta.

Penjelasan BMKG Hujan di Musim Kemarau

Awan tebal menyelimuti permukiman dan gedung bertingkat di Jakarta, Kamis (5/12/2024). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap adanya potensi cuaca ekstrem selama libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 yang dipicu oleh sejumlah faktor di antaranya puncak musim hujan serta fenomena La Nina yang berpotensi menyebabkan terjadinya penambahan curah hujan sebesar 20-40 persen. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/tom. Foto: ANTARA FOTO/ASPRILLA DWI ADHA

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan penyebab wilayah Jabodetabek hujan lebat meski telah memasuki musim kemarau. Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani mengatakan hal itu disebabkan bulan Mei masih musim peralihan.

Andri mengatakan awal musim kemarau untuk wilayah Jabodetabek diperkirakan dimulai sejak Mei hingga Juni 2025. Dalam kondisi yang bervariasi di tiap wilayah dan juga tergantung dinamika atmosfer yang sedang aktif.

"Bulan Mei ini secara umum masih berada dalam masa peralihan musim dari hujan ke kemarau, yang ditandai dengan cuaca panas pada pagi hingga siang hari serta potensi hujan pada sore atau malam hari," kata Andri dalam keterangannya, Minggu (4/5/2025).

Andri mengatakan, beberapa hari terakhir, wilayah Jabodetabek masih mengalami curah hujan yang cukup tinggi. Hal itu dipengaruhi oleh beberapa dinamika atmosfer.

"Yang paling dominan adalah keberadaan sistem bibit siklon 92S yang mulai terpantau sejak 2 Mei 2025 pukul 13.00 WIB di sekitar perairan selatan Jawa Tengah," jelasnya.

Bibit siklon ini bergerak ke arah barat hingga barat daya dan memicu pertemuan massa udara (konvergensi). Serta angin berperan dalam meningkatkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai angin kencang dan kilat atau petir di sejumlah wilayah Pulau Jawa.

"Selain itu, sistem tersebut juga menyebabkan peningkatan kecepatan angin lebih dari 25 knot serta ketinggian gelombang laut berkisar antara 1,25 hingga 2,5 meter di wilayah Samudera Hindia selatan Jawa hingga Bali, yang masuk dalam kategori laut sedang (moderate sea)," ucapnya.

Warga Diimbau Waspada

Ilustrasi Jalan tertutup akibat banjir, pengalihan arus akibat banjir, awas banjir Foto: Ilustrasi Jalan tertutup akibat banjir (Andhika-detikcom)

Berdasarkan analisis dan data per 4 Mei 2025 pukul 07.00 WIB, bibit siklon 92S sudah tidak lagi terpantau secara aktif. Namun demikian, pola tekanan rendah yang sebelumnya terasosiasi dengan sistem tersebut masih terdeteksi.

"BMKG terus memantau perkembangan sistem ini dan menganalisis potensi dampaknya terhadap pola cuaca dalam beberapa hari ke depan," ujar Andri.

BMKG mengimbau warga untuk waspada potensi bencana hidrometeorologi yang dapat muncul sewaktu-waktu.

Seperti diketahui, hujan lebat terjadi di wilayah Jabodetabek pada Sabtu (3/5) meski telah memasuki musim kemarau. Hujan lebat berimbas sebanyak 6 RT dan satu ruas jalan di Jakarta tergenang banjir.

(idn/idn)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini


Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial