Pengabdian Aipda Jurahman di Bima: Dirikan TPQ hingga Lestarikan Pohon Kesambi

1 day ago 7

Jakarta -

Bhabinkamtibmas Desa Ntori, Polsek Wawo, Aipda Jurahman (43), mendirikan Taman Pendidikan Qur'an (TPQ) untuk anak-anak di Desa Ntori, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Aipda Jurahman berupaya untuk mencegah anak-anak tidak keluyuran dan sibuk dengan ponsel sepulang sekolah.

Atas aksinya itu, Aipda Jurahman diusulkan untuk Hoegeng Awards 2025 oleh pembaca detikcom. Salah satu pengusul, Kartini (49), mengatakan pengabdian yang dilakukan oleh Aipda Jurahman membuat desanya menjadi lebih baik.

"Beliau ini salah satu polisi di Desa Ntori yang menurut kacamata saya jauh dari hal-hal negatif, kemudian beliau ini sangat berdedikasi sekali di tengah-tengah masyarakat, selalu membimbing masyarakatnya ke arah yang lebih baik," kata Kartini kepada detikcom.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kartini adalah salah satu guru SD di wilayah setempat. Dia menyebut Aipda Jurahman mendirikan TPQ untuk mendidik anak-anak belajar agama dan pendidikan karakter.

"Alhamdulillah sudah banyak sekali kemajuan, pada awalnya anak-anak di Desa Ntori ini, kan pulang sekolah itu keluyuran, bermain, kadang ada yang nggak pergi sekolah, tapi berkat beliau ini keliling di desa ini, yang nggak ke sekolah udah rajin sekolah, pas pulang sekolahnya habis makan itu solat, langsung ke TPQ, berkat bimbingan beliau itu," tutur dia.

Menurutnya, anak-anak di Desa Ntori menjadi lebih baik semenjak ikut TPQ. Dia bersyukur anak-anak mendapatkan bimbingan di luar jam sekolah.

"Luar biasa, dari yang semula itu misalnya agak nakal atau susah diatur, berkat adanya TPQ bimbingan beliau ini anak-anak itu udah luar biasa, ya sekali kita kasih tahu, lumayan, nggak kayak dulu lagi. Karakternya udah lebih baik, baik kepada guru dan kepada orang tuanya," jelas Kartini.

Pengabdian Aipda Jurahman di Desa Ndori, Bima, Nusa Tenggaran Barat (NTB)Pengabdian Aipda Jurahman di Desa Ntori, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) Foto: dok. Istimewa

Kartini mengatakan Aipda Jurahman juga peduli terhadap kondisi masyarakat sekitarnya. Salah satunya mengenai akses air desa. Aipda Jurahman, kata dia, menjadi ketua UPS Oi Seli Desa Ntori, yang mengelola terkait air.

"Dia ini ketua pengelola air itu. Yang lama kan macet air kita kadang seminggu, tapi semenjak beliau menjadi ketuanya itu paling kita macetnya sehari, setelah hari, biarpun musim hujan, beliau paginya bersama anggota pergi perbaiki pipa, cek air di sana, lumayan jauh di tengah hutan, jauh dari mata airnya di sana," tutur dia.

Selain itu, Kartini menyebut Aipda Jurahman juga menjaga kelestarian hutan di Desa Ntori. Menurutnya, Aipda Jurahman mengajak warga untuk melestarikan pohon kesambi yang diolah menjadi minyak gosok yang sudah jarang ditemui di wilayah tersebut.

"Dia lagi melestarikan hutan, pokoknya jadi teladan dia, jadi contoh untuk masyarakat itu. Dulu kan orang mau nebang apa segala macam, fuu sambi. Tapi beliau ini melarang, biar kita melestarikan, kan ada UMK-nya di Desa Ntori ini 'Mina Sambi', itu kan luar biasa kegunaannya, obat gatal, obat luka, segala macam," jelasnya.

Warga lainnya bernama Muhammad Imam (28), juga memberikan kesaksiannya mengenai Aipda Jurahman. Imam menyebut Aipda Jurahman sangat aktif dalam berbagai kegiatan masyarakat.

"Beliau ini polisi yang humanis, kebetulan beliau aslinya Desa Ntori dan jadi Bhabinkamtibmas juga di sini, kemudian anti knalpot brong, anti-miras, dan narkoba. Beliau juga aktif di kegiatan kemasyarakatan, selain mengajar mengaji beliau juga aktif di kegiatan masyarakat," kata Imam.

Imam mengatakan TPQ yang didirikan oleh Aipda Jurahman sangat bermanfaat untuk anak-anak. Menurutnya anak-anak di wilayah setempat menjadi lebih baik semenjak belajar mengaji di TPQ itu.

"Untuk mengaji ini beliau salah satu terbentuknya TPQ, dulu kan ceritanya ada TPA, tetapi beberapa kedala nggak jalan TPQ, digagaslah buat TPA, termasuk beliau mengajar, dulu muridnya beberapa, sekarang sudah ratusan," jelas dia.

Dirikan TPQ Cegah Anak Main Gadget

Aipda Jurahman mendirikan TPQ ini sejak dua tahun yang lalu. Dia menggagas TPQ ini karena adanya keluhan dari masyarakat sekitar mengenai anak-anak mereka yang sibuk dengan handphone.

"Untuk bangunannya itu bangunan masjid, masjid kan di lantai 2, karena memang daripada nggak terpakai di bawah itu, yang juga untuk merespons anaknya yang banyak main HP itu, makanya saya berinisiatif berbicara dengan pengurus masjid, dan alhamdulillah usulan saya itu langsung diaminin oleh pengurus masjid, dan diperbolehkan untuk TPQ," kata Aidpa Jurahman kepada detikcom.

Hingga saat ini ada 70 anak Desa Ntori yang belajar di TPQ tersebut. Aipda Jurahman sendiri menjadi salah satu tenaga pengajar bersama 4 orang lainnya.

"Ini kan sudah berjalan hampir 2 tahun, dari awal itu ada 100-an lebih, sekarang ada juga yang khatam, sekarang ada sekitar 70-an anak," jelasnya.

Para santri di TPQ ini mulai dari anak TK hingga siswa SMP. Mereka akan belajar mengaji di TPQ 4 kali seminggu, dimulai pukul 14.00 WIB.

"Pada awalnya kita 3 hari seminggu. Dalam perjalanannya, udah berjalan sekitar 1 tahun, orang tua mengusulkan agar jadwal kegiatan 4 hari dalam seminggu, karena permintaan orang tua jadi 4 hari dalam seminggu, udah berjalan 1 tahun ini. Jadi hari Senin, Selasa, Kamis dan Sabtu. Mulainya dari jam 2 siang sampai azan Ashar," tutur dia.

Aipda Jurman menyebut biaya operasional TPQ ini dari swadaya masyarakat dan dengan dana pribadinya. Dia menyebut orang tua santri juga memberikan iuran secara sukarela.

"Ya sukarela, inisiatif saya, karena memang saya Bhabinkamtibmas Desa Ntori, keluhan orang tua karena banyaknya anak-anak main HP pulang sekolah, main nggak jelas, jadi untuk mengurangi anak-anak ketergantungan main HP itu, masyarakat punya ide menyampaikan kepada saya bagaimana kita membangun TPA, alhamdulillah ada respons baik," jelas dia.

Aipda Jurahman melestarikan pohon kesambi di Desa Ndori, Bima, NTBAipda Jurahman dirikan TPQ di Desa Ntori, Bima, NTB Foto: dok. Istimewa

Tak hanya materi soal ilmu pendidikan Al-Quran, di TPQ ini, Aipda Jurahman juga mengajarkan siswa baris berbaris hingga mengenai akhlak. Dia berharap apa yang diajarkan kepada anak-anak bisa mengubah mereka menjadi lebih baik.

"Alhamdulillah sih setelah TPQ berdiri, perubahan banyak sih dari anak-anak, orang tua menyampaikan apresiasi juga sih kepada kita pengajar di TPA itu," tutur dia.

Pembina Sanggar Tuta Rasa

Aipda Jurahman juga bertekad untuk melestarikan kesenian di daerahnya, salah satunya adalah tari adu kepala atau kesenian Ntumbu Tuta. Tarian ini biasanya ditampilkan pada saat hajatan atau acara besar lainnya.

"Seni adu kepada, mungkin satu-satunya yang ada di Indonesia mungkin Desa Ntori yang adu kepala, kepalanya dibenturin, satu berdiri satu lari langsung hantam kepala sampai jatuh kadang-kadang. Ntumbu Tuta atau adu kepala, kebetulan pembina juga di situ," jelas dia.

Saat ini, Sanggar Tuta Rasa ini memiliki 20 orang anggota. Sebagai pembina, Aipda Jurahman memastikan bahwa kegiatan sanggar tetap berjalan. Aipda Jurahman mengatakan tradisi leluhur di Desa Ntori harus terus dilestarikan.

"Memberikan pembinaan, motivasi, agar tetap disiplin dan harus laksanakan latihan secara terjadwal. Itu kadang sanggar kita dipanggil masyarakat, meramaikan kegiatan hajatan. Melestarikan seni budaya yang ada di kampung," jelas dia.

Pengabdian Aipda Jurahman di Desa Ndori, Bima, Nusa Tenggaran Barat (NTB)Kesenian adu kepala di Desa Ntori, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Foto: dok. Istimewa

Lestarikan Pohon Kesambi untuk Obat Tradisional

Aipda Jurahman mengatakan Desa Ntori memiliki produk lokal minyak gosok tradisional 'Mina Sambi'. Dia menyebut minyak tersebut adalah olahan dari fuu sambi atau buah kesambi. Namun, pohon kesambi di Desa Ntori, kata dia, sudah jarang ditemui karena pembukaan hutan untuk lahan pertanian.

"Mau melestarikan, biar fuu sambi ini tidak punah. Karena di hutan yang ada di Ntori itu ada kelompok tani hutan, jadi hutan-hutan dikelola masyarakat, yang dulu fuu sambinya itu banyak tersebar di hutan-hutan, nah semenjak adanya kelompok tani hutan, itu banyak pohon sambi yang ditebang, dari pada nanti punah fuu sambi itu, saya berinisiatif bagaimana bisa dilestarikan lagi fuu sambi, apalagi bisa pemasukan untuk warga," tutur dia.

Aipda Jurahman mengatakan minyak sambi itu memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan. Minyak ini juga sering dioleskan pada keris.

"Orang dulu yang punya keris, dia biasanya ngolesin keris pakai minyak itu. Itu lumayan mahal, minyak gosok, untuk obat urut, gatal-gatal," jelasnya.

Harga dari minyak sambi itu beragam. Minyak itu biasanya dikemas dalam botol dengan variasi harga Rp 25 ribu, Rp 50 ribu, Rp 75 ribu hingga Rp 100 ribu. Saat ini, warga hanya menjual minyak tersebut di pinggir jalan. Aipda Jurahman ingin produk itu dikembangkan di dipasarkan ke luar daerah.

"Karena sekarang bahan bakunya itu yang susah, malah mereka cari ke kecamatan yang lain, karena itu latar belakang saya mau melestarikan fuu sambi," jelasnya.

Pengabdian Aipda Jurahman di Desa Ndori, Bima, Nusa Tenggaran Barat (NTB)Minyak sambi (Foto: dok. Istimewa)

Aipda Jurahman mengatakan saat ini hanya tinggal beberapa pohon kesambi di desanya. Sejak September 2024 lalu, Aipda Jurahman mengajak kelompok tani hutan untuk menanam bibit kesambi agar pohon itu terus dilestarikan.

"Itu ada lahan kelompok tani hutan, yang tidak mereka pakai saya minta izin ke Balai KPH, Kesatuan Pengelolaan Hutan, untuk mengizinkan saya untuk tanam fuu sambi itu, bukan lahan pribadi tapi lahan kelompok," jelasnya.

Luas lahan untuk pelestarian pohon kesambi itu sekitar 10 Are. Aipda Jurahman mengatakan butuh waktu 6 tahun agar pohon itu bisa panen dan diolah menjadi minyak sambi. Dia berharap 'Mina Sambi' bisa menjadi produk unggulan warga Desa Ntori nantinya.

"Saya tanam dari biji, jadi agak lama, 6 tahun pengelolaan. Mina Sambi saat ini baru dijual secara tradisional oleh ibu-ibu, ada juga di medsos sama teman-teman pemuda di kampung," pungkasnya.

Aipda Jurahman melestarikan pohon kesambi di Desa Ndori, Bima, NTBAipda Jurahman melestarikan pohon kesambi di Desa Ntori, Bima, NTB (Foto: dok. Istimewa)

(lir/knv)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial