Pebasket SMP yang Viral Pukul Lawan di Bogor Dilarang Main Setahun

3 weeks ago 25

Bogor -

Persatuan Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) Kota Bogor memberi sanksi terhadap pemain basket yang viral memukul lawan saat bertanding. Pemain yang berstatus pelajar SMP itu dilarang bermain di event resmi Kota Bogor selama satu tahun.

"Yang ada di peraturan organisasi itu pasti ada sanksinya, berupa PO-nya (peraturan organisasi) kita adalah, satu tahun tidak boleh bermain di Kota Bogor, karena ini terjadi di Kota Bogor dan masuk di dalam rekomendasinya Perbasi Kota Bogor. Tentu kita ada peraturan organisasi yang disepakati oleh klub-klub," kata Ketua Perbasi Kota Bogor Destyono kepada wartawan, Kamis (20/2/2025).

Destyono mengatakan, sanksi tegas dilakukan agar menjadi pembelajaran dan tidak ditiru pemain lain. Meski dilarang main di even resmi, pemain asal Kabupaten Bogor itu tetap diperbolehkan mengikuti latihan di Kota Bogor.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini sebenarnya hanya sebagai syok terapi saja, ataupun untuk yang lain, bahwa tidak boleh begitu. Jadi, kita tidak ingin ada kejadian-kejadian yang akhirnya diulang oleh pemain lain karena ada pembiaran. Dengan alasan itu tadi, ini bentuk-bentuk sanksinya," kata Destyono.

Destyono menambahkan, Perbasi Kota Bogor juga meminta kedua pihak untuk bertemu dan menyelesaikan masalah dengan baik. Hal itu, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Kita sudah mengimbau, memberikan informasi kepada sekolah SDH untuk membuat sebuah pertemuan dengan pihak Mardi waluya Cibinong dengan SMP 1, agar tidak terjadi hal-hal yang ada di belakang," kata Destyono.

"Jadi, kita penginnya clear, selesai. Untuk rule of the game-nya, Komisi Wasit sudah melakukan hal-hal yang benar. Kita sudah investigasi, pada hari itu juga ketika kejadian, pemain tersebut langsung direjected. Tidak boleh main dan langsung keluar. Sebenarnya rule of the game-nya sudah selesai," imbuhnya.

Tanggapan Ortu Korban

Diberitakan sebelumnya, orang tua siswa SMP korban pemukulan saat pertandingan basket di Bogor, Jawa Barat (Jabar), berharap mengatakan dirinya diminta menghadiri mediasi. Meski demikian, orang tua korban meminta pelaku diberi sanksi yang tegas.

"Apalagi ini pembinaan bola basket usia dini yang harusnya mengedepankan sportivitas, kebersamaan, kerja sama tim. Jangan sampai ada lagi ini ditiru oleh orang lain. Sehingga saya sih berharap ada hukuman yang tegas, dan juga jelas kepada oknum pelaku ini. Sehingga tidak menjadi preseden buruk ke depan," kata orang tua korban pemukulan, Althaf Tauhid, saat ditemui pada Kamis (20/2).

Althaf khawatir pelaku mengulangi perbuatannya jika tidak ada sanksi tegas dari pihak berwenang. Selain itu, dia khawatir perbuatan pelaku ditiru pemain lain.

"Yang saya takutnya jika tidak ada konsekuensi yang jelas, ini bisa saja berulang kembali dilakukan oleh si pelaku, atau ditiru oleh orang lain melakukan hal yang serupa karena dianggap tidak serius begitu misalnya. Itu yang saya khawatirkan, jadi saya tidak ingin itu terjadi," katanya.

(sol/mea)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial