Mengukur Dampak Kalau Tarif 32 Persen Trump Berlaku, Mengerikan?

5 hours ago 4

ANALISIS

Dhio Faiz Syarahil | CNN Indonesia

Rabu, 09 Jul 2025 09:10 WIB

Ekonom menyebut beberapa risiko mengintai RI kalau tarif 32 persen dari Donald Trump berlaku; penurunan ekspor Rp105 triliun hingga serapan 1,2 juta naker. Ekonom menyebut Indonesia bisa melawan tarif 32 persen yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump dengan kurangi impor migas dan manfaatkan BRICS. REUTERS/Carlos Barria).

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump resmi menghajar Indonesia dengan tarif impor 32 persen untuk barang-barang Indonesia yang masuk ke negerinya.

Padahal, sejumlah rayuan maut sudah dikeluarkan oleh Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk meluluhkan Trump.

Rayuan itu antara lain; Indonesia berjanji menambah impor produk pangan dari AS, seperti kacang kedelai hingga gandum. Indonesia juga berjanji membeli minyak mentah, LPG, dan BBM dari AS mencapai US$15 miliar atau Rp243,9 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tawaran kemudian dinaikkan. Indonesia menyatakan kesediaan mengimpor lebih banyak untuk menutupi defisit perdagangan AS sekitar US$19 miliar atau sekitar Rp309 triliun (asumsi kurs Rp16.266 per dolar AS).

Belakangan, Indonesia menaikkan tawaran menjelang tenggat. Indonesia akan menambah impor dan investasi di AS hingga US$34 miliar atau Rp553 triliun.

Tapi, tawaran tak juga membuat Trump sungkan.

Bahkan, Trump masih menebar ancaman. Kalau Indonesia berani melawan tarif 32 persen, ia tak segan mengenakan tarif tambahan guna membungkam perlawanan Indonesia.

Infografis Potret Kerja Sama Dagang RI-AS Sebelum Digetok Tarif 32 Persen nInfografis Potret Kerja Sama Dagang RI-AS Sebelum Digetok Tarif 32 Persen. (Basith Subastian/CNNIndonesia).

Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menilai keputusan Trump ini menjadi pukulan telak bagi Indonesia. Dia berkata tarif tinggi bakal melukai industri-industri ekspor Indonesia yang menyasar pasar AS.

Karena masalah itu, Indonesia bisa mengalami beberapa masalah. Pertama, penurunan output ekonomi sampai Rp164 triliun.

Kedua, penurunan ekspor sampai Rp105,9 triliun. Ketiga, penurunan pendapatan tenaga kerja sampai Rp52 triliun.

Keempat, penurunan serapan tenaga kerja sampai 1,2 juta orang.

"Jadi ini cukup signifikan dampaknya terhadap ekonomi Indonesia karena beberapa sektor padat karya masih bergantung pada Amerika Serikat," kata Bhima saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (8/7).

Segendang sepenarian, Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi INDEF Andry Satrio Nugroho menyampaikan serangan tarif Trump juga berpotensi mengurangi pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai 0,05 persen.

Selain itu, sejumlah sektor industri bakal terkontraksi karena ekspor ke AS terganggu. Sektor manufaktur diprediksi terkontraksi 22,11 persen, peralatan listrik terkontraksi 10,14 persen, serta sektor tekstil dan pakaian terkontraksi 7,34 persen.

Andry mengatakan Indonesia makin tidak diuntungkan karena ketergantungan ekspor dengan AS. AS menjadi pasar tunggal untuk beberapa komoditas ekspor Indonesia, seperti surya photovoltaic dan udang vaname.

"Amerika Serikat bisa menggantikannya di luar Indonesia. Maksudnya mereka tidak bergantung terhadap produk-produk tersebut dan bisa di-supply oleh negara lain. Ini salah satu kerugian Indonesia," ucap Andry.


Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial