Prabowo ke Prancis Diundang Macron Hadiri Bastille Day, Apa Itu?

7 hours ago 4

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto berkunjung ke Prancis untuk untuk memenuhi undangan perayaan Hari Bastille atau Bastille Day bersama Presiden Emmanuel Macron.

"Dalam rangka mengikuti Hari Bastille tanggal 14 Juli sebagai kontingen kehormatan, yang memperingati kebangkitan revolusi Prancis," ujar Menhan di Pangkalan Udara TNI Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (6/7), seperti dikutip dari Antara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa itu Bastille Day?

Bastille Day yang jatuh setiap 14 Juli merupakan hari libur nasional Prancis yang juga sering disebut "La Fête Nationale".

Pada 14 Juli 1789, sebuah peristiwa yang mendorong lahirnya revolusi di negara tersebut ketika masyarakat menyerbu penjara di Bastille.

Dikutip dari francechanel.tv, kelompok masyarakat kelas bawah dan menengah Paris menyerbu Bastille, sebuah benteng abad pertengahan yang telah diubah menjadi penjara. Penjara tersebut melambangkan penindasan di bawah monarki absolutis Raja Louis XVI.

Penjara Bastille kala itu berisi tahanan politik, pembangkang terhadap monarki, penulis radikal, dan orang lain yang ditahan atas perintah sewenang-wenang raja, yang dikenal sebagai "lettres de cachet."

Karena itu, penyerbuan Bastille bukan hanya serangan terhadap struktur fisik penjara itu sendiri, tetapi yang lebih mendesak adalah serangan yang telah lama ditunggu-tunggu terhadap ketidakadilan ekonomi, politik, dan sosial yang meluas yang menimpa rakyat Prancis di bawah pemerintahan monarki yang otokratis.

Hanya ada tujuh tahanan saat penjara itu diserang. Namun menjadi titik balik utama yang memicu pemberontakan luas terhadap tirani monarki di seluruh Prancis.

Penyerbuan itu terjadi di tengah kesulitan ekonomi yang tak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Prancis, kelaparan yang hampir menyeluruh, dan ketidakpuasan yang terus meningkat terhadap pajak yang menindas dan pengeluaran yang boros dari monarki.

Peristiwa inilah yang melahirkan Revolusi Prancis, mengubah wajah negeri yang semula kerajaan jadi republik.

"Hari Bastille lebih dari sekadar hari libur nasional; hari ini merupakan perayaan prinsip-prinsip Prancis tentang kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan. Hari ini menghormati keberanian warga negara yang memperjuangkan hak mereka atas demokrasi, perluasan hak hukum, dan kebebasan dari tirani," begitu francechanel.tv menulis.

Sementara Britannica menuliskan, meskipun pada akhir abad ke-18 jarang digunakan dan dijadwalkan untuk dihancurkan, Bastille telah melambangkan kekuasaan yang keras dari monarki Bourbon.

Selama kerusuhan 1789, pada 14 Juli, massa mendekati Bastille untuk menuntut senjata dan amunisi yang disimpan di sana, dan ketika pasukan yang menjaga bangunan tersebut melawan, para penyerang menyerbu penjara serta membebaskan tujuh tahanan yang ditahan di sana.

Perebutan Bastille menandai dimulainya Revolusi Prancis, dan dengan demikian menjadi simbol berakhirnya rezim kuno

Kini setiap 14 Juli dirayakan dengan parade militer di Champs-Élysées dan menjadi hari libur resmi pada tahun 1880.

Sejak awal perayaan terdapat pidato, parade militer, dan kembang api, bersama dengan pesta pora publik, merupakan bagian dari perayaan tersebut.

Slogan "Vive le 14 juillet!" ("Hidup tanggal 14 Juli!") terus dikaitkan dengan hari tersebut. Hari libur tersebut kemudian dirayakan di bekas koloni Prancis dan di tempat-tempat yang masih memiliki hubungan dengan Prancis.

(imf/bac)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial