Mengapa Hujan Bisa Turun saat Cuaca Panas? Begini Penjelasannya

4 hours ago 2

Jakarta -

Pernahkah kamu mengalami hujan turun di tengah cuaca yang panas terik? Atau saat musim kemarau, tiba-tiba langit gelap dan hujan deras turun? Fenomena ini sering terjadi di berbagai wilayah Indonesia dan kerap menimbulkan tanda tanya.

Lalu, bagaimana hujan bisa turun meski cuaca panas atau di musim kemarau?

Terkait fenomena ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan mengenai penyebabnya sebagai berikut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fenomena Hujan Konvektif

Fenomena hujan yang terjadi saat cuaca panas atau di musim kemarau dikenal dengan sebutan hujan konvektif. Dalam kajian ilmiah yang dipublikasikan oleh BMKG di Jurnal Meteorologi dan Geofisika, hujan konvektif adalah hujan yang terbentuk ketika udara hangat dan lembab naik ke atas atmosfer, mengalami pendinginan, dan akhirnya menghasilkan awan yang menyebabkan hujan. Proses ini dipengaruhi oleh perubahan suhu yang cukup signifikan, terutama pada waktu pagi hingga siang hari.

BMKG menjelaskan, "Proses konvektif yang tinggi pada pagi hingga siang hari akibat intensitas radiasi matahari, akan menyebabkan pertumbuhan potensi hujan lokal pada sore hingga malam hari. Hujan yang terjadi umumnya bersifat tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat dan durasi singkat, yang berpotensi disertai kilat dan angin kencang."

Secara sederhana, hujan konvektif merupakan respons atmosfer terhadap pemanasan yang tidak merata di permukaan bumi. Pemanasan ini mendorong naiknya udara lembab ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi, sehingga terbentuklah awan yang akhirnya mengarah pada turunnya hujan, meskipun cuaca awalnya terik.

Penjelasan Faktor Penyebab

Beberapa faktor mempengaruhi terjadinya hujan konvektif, meskipun cuaca panas atau di musim kemarau. Salah satu faktor penyebab utamanya adalah fenomena atmosfer, seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, dan Rossby Equatorial.

BMKG menjelaskan, "Fenomena iklim dan cuaca di Indonesia sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor dinamika cuaca yang beragam. Selama musim kemarau, adanya potensi gangguan seperti MJO (Madden-Julian Oscillation) dan gelombang atmosfer lainnya tetap dapat menyebabkan pembentukan awan hujan."

Menurut BMKG, meskipun musim kemarau identik dengan cuaca kering, fenomena gangguan atmosfer ini dapat mempengaruhi pola cuaca dan mendorong terbentuknya awan-awan yang menyebabkan turunnya hujan, juga berpengaruh terhadap peningkatan curah hujan di suatu wilayah.

Selain itu, fenomena ini juga tidak lepas dari letak geografis Indonesia, yang berada di antara dua benua (Asia dan Australia) serta pertemuan dua samudra besar (Samudra Pasifik dan Samudra Hindia) juga berperan dalam pembentukan cuaca. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi pola cuaca dan mempercepat terjadinya hujan, terutama pada saat suhu permukaan bumi yang tinggi.

Fenomena hujan yang turun tiba-tiba saat cuaca panas atau musim kemarau disebabkan oleh hujan konvektif, yang terjadi akibat pemanasan permukaan bumi yang tidak merata. Proses ini dipengaruhi oleh gangguan atmosfer dan perbedaan suhu antara daratan dan lautan. Meskipun bisa mengejutkan, kondisi ini merupakan bagian dari siklus cuaca yang wajar dan alami di Indonesia.

(wia/imk)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial