Jakarta -
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menekankan perlunya perlindungan terhadap warisan budaya dan mengutuk berbagai serangan terhadap warisan budaya. Dia mencontohkan kejahatan yang terjadi di Gaza, yang merusak lebih dari 100 situs budaya sejak Oktober 2023. Ia menyebut tindakan tersebut sebagai bentuk genosida budaya.
"Apa yang terjadi di Gaza bukan hanya kejahatan kemanusiaan, genosida manusia, namun juga sebuah genosida budaya yang tak berperikemanusiaan. Penghancuran identitas suatu bangsa, peradabannya, dan juga berbagai warisan budayanya adalah bentuk kejahatan perang yang harus kita respons secara kolektif," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (15/5/2025).
"Indonesia terus, dan akan selalu menyuarakan dukungan atas kemerdekaan Palestina dan siap berkontribusi mewujudkan tatanan global yang lebih adil, inklusif, dan beradab melalui diplomasi budaya," tegasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu dia sampaikan saat menghadiri Kongres Menteri Kebudayaan Negara-negara Dunia Islam atau Congress of Ministers of Culture of the Islamic World. Diketahui, Congress of Ministers of Culture of the Islamic World digelar di Kazan, Republik Tatarstan, Republik Federasi Rusia, di sela-sela kegiatan Kazan Forum. Mengangkat tema 'Rusia and Islamic World', kongres ini diharapkan dapat memperkuat hubungan persahabatan Rusia dengan negara-negara Islam melalui kerja sama di bidang ekonomi, budaya, dan perdagangan.
Pada kesempatan tersebut, ia menekankan pentingnya dialog budaya sebagai dasar untuk mempertahankan identitas bangsa dan memperkuat keberagaman di dunia yang semakin multipolar di tengah konflik dan perang. Dalam sambutannya, Fadli Zon juga mengucapkan terima kasih kepada Menteri Kebudayaan Federasi Rusia Olga Lyubimova yang telah mengadakan kegiatan ini.
"Pertemuan ini merupakan momentum penting memperkuat solidaritas budaya di antara negara-negara Islam dan memperjuangkan keadilan, martabat, dan perdamaian melalui jembatan diplomasi budaya," ungkapnya.
"Saya berbagi pengalaman Indonesia sebagai negara dengan berbagai keragaman budaya, agama, dan etnis. Namun tetap bersatu dalam satu bingkai persatuan yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya untuk perdamaian seperti gotong royong dan musyawarah," imbuhnya.
Mewakili Pemerintah Indonesia, Fadli Zon menyampaikan pembentukan Kementerian Kebudayaan merupakan wujud nyata komitmen Presiden Prabowo Subianto untuk memajukan kebudayaan RI di tengah peradaban dunia. Dalam hal ini, Kementerian Kebudayaan berfokus pada upaya memperkuat persahabatan dengan negara-negara sahabat melalui jembatan dialog budaya untuk perdamaian, sebagaimana dilakukan melalui pertemuan Kongres Menteri Kebudayaan Negara-negara Dunia Islam ini.
Sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia dan memiliki berbagai keragaman budaya, kita patut bangga bahwa Indonesia memiliki peran penting dalam memperkuat narasi global tentang pentingnya toleransi dan persatuan sebagai fondasi dalam mewujudkan perdamaian abadi," tuturnya.
Fadli juga menyampaikan tentang semangat Bhinneka Tunggal Ika, sebagai prinsip utama dalam membangun harmoni dan moderasi beragama di Indonesia.
Dalam kesempatan ini, Fadli Zon mengundang peserta kongres untuk hadir dalam World Culture Forum 2025 yang diinisiasi oleh Kementerian Kebudayaan di Bali pada September mendatang. Menurutnya agenda ini menjadi wadah dalam upaya memperkuat kolaborasi budaya global melalui jembatan diplomasi.
Menutup pidatonya, Fadli Zon juga mengajak seluruh negara untuk memanfaatkan kekuatan budaya dalam membangun dunia yang lebih damai, adil, dan inklusif untuk generasi mendatang. Sebab menurutnya ketika budaya suatu bangsa diserang, maka dapat melemahkan identitas masyarakat.
(akn/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini