Korban Banjir PGP Bekasi Cerita Lebih Sering Bengong Tinggal di Pengungsian

19 hours ago 4

Bekasi -

Warga Perum Pondok Gede Permai (PGP) masih bertahan di tenda-tenda pengungsian akibat banjir parah yang melanda. Mereka mengaku tidak ada satu pun barang-barang yang bisa diselamatkan.

Salah satu warga, Sri Rahayu, mengatakan barang-barang di rumahnya sudah habis terendam banjir. Sebab, banjir yang melanda rumahnya sampai ke lantai 2.

"Udah coba (menyelamatkan), tapi percuma, karena tahun kemarin kan banjir nggak sampai lantai 2, yang sekarang sampai lantai 2, kerendam semuanya juga itu barang," kata Sri Rahayu kepada detikcom dalam tenda pengungsian di kantor BNPB Jatiasih, Kota Bekasi, Rabu (5/3/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan semua barang-barangnya, mulai kasur, kemudian piring, gelas, lemari, bahkan hingga baju-baju, tidak satu pun bisa diselamatkan. Dia pun berkelakar Lebaran tahun ini tidak hanya akan membeli baju baru, tapi juga perabotan baru.

"Jadi tahun ini nggak cuma beli baju baru Lebaran, jadi barang baru juga karena baru tahun ini banjirnya pas puasa," terang dia.

Kini Lebih Sering Bengong

Warga lainnya yang juga jadi korban banjir, Intarsih, meratapi dirinya yang kini tinggal di tenda pengungsian. Sebelumnya, menurut dia, lantai 2 rumahnya masih bisa ditempati lantaran banjir yang hanya merendam di lantai dasar.

Dia pun mengaku lebih banyak termenung karena harus tinggal di tenda pengungsian alias tidak seperti biasanya. Namun, setelah merasakan tinggal di pengungsian, dia mengaku merasa senang karena bisa saling bertukar cerita dengan sesama pengungsi.

"Lebih banyak bengong, ha-ha-ha... tapi ya seneng lah, karena kumpul, bisa ketawa-tawa sama tetangga, saling cerita. Ada yang pancinya hanyut, kemarin Bapak sebelah rumah bilang freezer-nya yang baru kebawa banjir, minta yang nemu dibalikin," ungkapnya.

Menurutnya, hal ini berbeda dengan saat dirinya menetap di lantai 2 rumahnya ketika banjir melanda. Dia mengaku lebih merasa stres karena terus menerus memikirkan kapan air akan surut dari rumahnya yang kemudian membersihkan rumah dari sisa-sisa lumpur bekas banjir.

"Kalau di rumah kan kita stres juga, tinggal di lantai 2, turun ke lantai 1 nggak bisa. Tiap jam mikirin 'ini air kapan surutnya?'. Terus nanti bebenahnya gimana. Jadi nggak apa deh di pengungsian dulu," ujar dia.

Selain stres, Intarsih masih merasa ketakutan untuk pulang ke rumah tepat setelah banjir surut. Dia menyebutkan beberapa tetangganya ada yang menemukan ular hingga biawak setelah banjir surut di dalam rumah.

"Mau pulang sekarang juga takut-takut sih, kemarin RT berapa gitu nemu biawak, di dalam rumah, ada dua. Tiap banjir pasti ada, kan pada keluar itu dari kali, ular juga ada," imbuhnya.

Seperti diketahui, kawasan Pondok Gede Permai dilanda banjir dengan ketinggian mencapai 80 cm pada pagi-siang tadi. Kendaraan tidak dapat melintas di daerah ini.

Saking parahnya banjir, tim evakuasi sempat menunda penjemputan warga yang terjebak di bangunan yang kebanjiran. Arus Kali Bekasi kelewat deras.

Wapres Gibran Rakabuming Raka juga turut meninjau posko pengungsian banjir Kota Bekasi di lapangan BNPB, Jatiasih, Kota Bekasi hari ini. Gibran menanyakan kondisi warga di pengungsian. Gibran juga mengecek kondisi rumah-rumah warga yang terdampak banjir.

(zap/dhn)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial