Jakarta -
Brigadir Polisi (Brigpol) Jajang Kurnia, sosok anggota Polri yang tidak biasa. Bhabinkamtimbas Polsek Long Apari ini mengabdikan dirinya sebagai guru agama di SDN 2 Tiong Ohang, Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Kalimantan Timur, tanpa dibayar.
Atas dedikasi Brigpol Jajang itu, warga Long Apari bernama Davitus mengusulkannya menjadi kandidat Hoegeng Awards 2025. Davit mengenal Brigpol Jajang karena anaknya merupakan salah satu murid di SDN 2 Tiong Ohang.
"Kebetulan anak saya kan di SD di situ bertepatan Pak Jajang sering mengajar di SD situ," kata Davit kepada detikcom, Rabu (5/2/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Brigpol Jajang juga menggagas Taman Baca Bhabinkamtibmas Tiong Ohang di Polsek Long Apari. Taman baca ini menjadi perpustakaan bagi anak-anak di desa pelosok Kaltim yang berbatasan dengan Malaysia.
Brigpol Jajang Kurnia Foto: dok. istimewa
Davit mengatakan anaknya sering ikut kegiatan di perpustakaan yang dikelola oleh Brigpol Jajang. Menurut Davit, dirinya seminggu sekali mengantar anak ke Polsek Long Apari untuk belajar sambil bermain di Taman Baca Bhabinkamtibmas Tiong Ohang bersama anak-anak lainnya.
"Jaga kegiatan mereka seperti belajar-belajar di situ, kegiatan di perpustakaan itu belajar sambil bermain lah. Kalau saya pantau kan ya di situ karena sering ngantar, nggak langsung pulang, karena lihat kegiatannya," ucapnya.
Davit merasa bersyukur di daerahnya ada sosok polisi yang tak hanya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, tapi juga peduli dengan pendidikan anak-anak setempat. Dia pun memberikan nilai plus untuk dedikasi Brigpol Jajang.
"Kalo Pak Jajang saya nilai polisi yang punya kredibilitas yang tinggi, bermasyarakat. Dengan masyarakat seputaran beberapa kampung di sini ya bisa saya kasih nilai plus lah itu," ujarnya.
Cerita Brigpol Jajang Kurnia
Brigpol Jajang menceritakan ide awal dirinya mendirikan perpustakaan yang menjadi tempat anak-anak Long Apari untuk membaca. Tahun 2018 dimutasi ke Polsek Long Apari sebagai Bhabinkamtibmas, ia mendapati masalah anak-anak SMP yang belum bisa membaca. Dia pun tertantang untuk bisa mengatasi masalah tersebut.
"Saya 2018 itu kan mutasi ke daerah perbatasan di Kecamatan Long Apari itu, kecamatannya berbatasan dengan Malaysia. Jadi tahun 2019 saya bikin perpustakaan di Polsek situ karena kalau dulu kan sangat terbatas," kata Jajang.
Pada tahun 2019, dibuka lah perpustakaan di Polsek Long Apari. Pendirian Taman Baca Bhabinkamtibmas Tiong Ohang sudah disetujui oleh Kapolsek Long Apari dan Kapolres Mahulu. Setelah resmi beroperasi, perpustakaan ramai dikunjungi anak-anak yang antusias datang untuk belajar membaca.
"Dulu saya ngomong sama Kapolsek setuju, ngomong sama Kapolres ya alhamdulillah dapat bantuan buku dari Pak Kapolres," ucapnya.
Perpustakaan ini sempat vakum selama setahun lebih karena pandemi COVID-19. Namun usai pandemi melandai, pada tahun 2022, Taman Baca Bhabinkamtibmas Tiong Ohang kembali diaktifkan dan berjalan hingga sekarang.
Di tahun 2022, Brigpol Jajang mendapat keluhan dari kepala sekolah SDN 2 Tiong Ohang bahwa di sekolahnya itu tidak ada guru agama Islam. Karena pihak SD itu tahu Brigpol Jajang mengelola Taman Baca Bhabinkamtibmas Tiong Ohang, akhirnya menawari sekaligus meminta tolong agar Brigpol Jajang menjadi guru agama di SD tersebut.
"Saya kan untuk kemampuan di situ (jadi guru agama) kurang gitu, tapi kata guru-gurunya 'nggak apa-apa Pak, masuk aja kan ada buku pemandunya juga, nanti kami bantu kalau ada kesulitan'. Jadi dapat dukungan dari guru-guru di situ juga, jadi tahun 2022 saya aktif mengajar di situ sampai sekarang," jelasnya.
Brigpol Jajang Kurnia Foto: dok. istimewa
Brigpol Jajang mengajar pelajaran agama Islam di SDN 2 Tiong Ohong dari Senin hingga Jumat untuk enam kelas. Pimpinan Brigpol Jajang mendukung apa yang dilakukannya, sehingga ia bisa menyesuaikan jadwal tugas sebagai polisi dan guru.
"Jadi, kalau saya itu ngajarnya kayak sistem anak kuliah itu, jadi kalau ada jamnya saya turun, selesai ngajar saya pulang. Tapi kalau ada kegiatan yang mendadak soal dinas, saya izin dulu ke sekolahnya," ucap Jajang.
Dia menjadi guru SD ini secara sukarela, artinya tanpa dibayar sepeser pun. Meski tak dibayar, Brigpol Jajang ikhlas untuk mengabdikan dirinya demi dunia pendidikan Tanah Air.
"Enggak.. enggak ada (bayaran), nggak masalah (nggak dibayar). Saya dulu juga pernah ikut program Pak Kapolri yang Bhabin Mengajar itu, jadi Bhabin aktif di sekolah gitu kan," imbuhnya.
(fas/knv)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu