Jakarta -
Anggota Unit Kamsel Satlantas Polres Bireuen, Aipda Rahmad Hidayat, disebut memiliki jiwa sosial yang tinggi. Di tengah tugasnya sebagai polisi, ia sering membantu anak yatim piatu, anak jalanan, hingga lansia di Kabupaten Bireuen, Aceh.
Aksi-aksi sosial Aipda Rahmad ini diceritakan oleh warga bernama Rizal Azhari, seorang pengasuh salah satu pondok pesantren di Kecamatan Peudada, Bireuen. Karena kebaikannya itu, Aipda Rahmad diusulkan Rizal menjadi kandidat Hoegeng Awards 2025.
"Karena saya pengasuh pesantren, beliau (Aipda Rahmad) sering datang bantu-bantu, ada bantu sembako, ada bantuan langsung (uang), kadang mengirimkan anak-anak yang mohon maaf yatim, beliau bawa ke tempat saya, kita bina," kata Rizal kepada detikcom, Rabu (26/2/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rizal menyebut Aipda Rahmad memang tidak membiayai penuh anak yatim-piatu dan anak jalanan yang dikirimnya ke pesantren yang diasuh Rizal, karena pesantren itu gratis. Namun Aipda Rahmad, kata Rizal, juga menjadi donatur pesantren yang rutin memberikan sembako untuk kebutuhan para santri.
"Jadi ada anak yang perlu dibantu, Pak Rahmad dalam hal ini mengantar, mungkin biaya mengantar itu ya beliau tanggung semua. Kalau untuk pesantren kami fasilitasi. Ada juga beliau akan membawa bantuan langsung untuk kebutuhan santri-santri itu, ya biaya dari beliau," ucapnya.
Selain menolong anak yatim-piatu dan anak jalanan dengan dimasukkan ke pesantren, Aipda Rahmad juga disebut sering membantu para lansia dari keluarga tidak mampu. Menurut Rizal, Aipda Rahmad memberikan para lansia itu berupa beras, telor, hingga mie untuk konsumsi sehari-harinya.
"Bantuan tergantung tapi yang biasanya adalah bentuk sembako, misalnya ada fakir miskin di kampung-kampung yang udah enggak ada yang belanja ataupun yang memberikan nafkah untuk beliau, ini dibawain beras, santunan uang tunai," ujar Rizal.
Aipda Rahmad Hidayat Foto: dok. istimewa
Menurut Rizal, Aipda Rahmad terkenal sebagai sosok polisi baik di Bireuen. Oleh sebab itu, tak sedikit ada orang dermawan yang menitipkan rezekinya kepada Aipda Rahmad untuk disalurkan ke pesantren atau bantuan untuk anak yatim-piatu hingga lansia fakir-miskin.
"Karena di sini beliau itu udah viral polisi baik, itu ada orang sampe nitip ke beliau, banyak orang yang nitip, istilahnya kirim sumbangan kepada Pak Rahmad 'Pak tolong salurkan kepada yang berhak menerima' itu dia. Jadi orang sudah percaya sama beliau," kata Rizal.
Dihubungi terpisah, Aipda Rahmad malu-malu menceritakan kegiatan sosialnya tersebut. Dia mengaku tidak menamai program-program sosialnya itu, tapi memang rutin dilakukan semata-mata untuk berbagi rezeki.
"Enggak ada program, saya pun nggak ada komunitas, itu dari pribadi saya. Kalau ada rezeki langsung saya kunjungi, tidak mesti ada yang saya buat program, nggak ada. Bagi saya kalau saya keluar dari rumah mau ke kantor, ada jumpa orang (yang perlu dibantu), emang sudah kita siapkan," ucap Aipda Rahmad.
Aipda Rahmad memberi bantuan semampu dan seikhlasnya saja. Jika Aipda Rahmad menemukan orang yang harus dibantu, dia pun secara spontan akan menolongnya. Termasuk jika menemukan anak terlantar, ia akan mencari tahu asal-usul dan silsilah keluarganya.
Kemudian ia menemui keluarga anak terlantar tersebut dan meminta izin agar anak ini dititipkan ke pesantren. Bahkan belakangan, Aipda Rahmad sering mendapat telepon dari para orang tua yang ingin menitipkan anaknya di pesantren karena merasa tak sanggup untuk membiayai pendidikannya.
"Ada juga yang nelpon ke saya 'Pak anak saya yatim, saya nggak sanggup untuk biaya, nggak ada ayahnya, bagaimana pak? mohon diantar ke dayah yang bapak kunjungi-kunjungi," katanya.
Aipda Rahmad pun sulit menolak orang-orang yang meminta tolong kepada dirinya. Jika ada waktu luang, Aipda Rahmad langsung menjemput anak tersebut dari rumahnya untuk diantar ke pesantren. Jika tidak sempat, ia akan menghubungi ustaz di pesantren agar memfasilitasi anak tersebut.
Aipda Rahmad Hidayat Foto: dok. istimewa
Aipda Rahmad membantu anak yatim-piatu dan anak jalanan hingga lansia fakir-miskin itu sering kali menggunakan uang pribadinya. Ia melakukan hal-hal tersebut karena sebelum menjadi polisi pernah merasakan hidup susah. Dahulu, Aipda Rahmad pernah menjadi kernet truk dan bus.
"Karena dulu saya (pernah) jualan, begitu saya lihat orang-orang (susah) ini... Sebelum saya jadi polisi, saya jadi kernet truk, kernet bus, ada orang tua yang tidak ada uang untuk pulang ke Banda Aceh atau ke mana, saya tidak ambil uangnya. Yang ada uang saya sendiri saya tutupi uang sewa," imbuhnya.
(fas/knv)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu