Jakarta -
Kemacetan lalu lintas yang kerap terjadi di sejumlah perlintasan kereta api di wilayah Jakarta kembali menjadi sorotan. Pemprov DKI Jakarta didesak untuk segera membangun flyover atau jalan layang di titik-titik perlintasan sebidang yang kerap memicu penumpukan kendaraan, terutama di kawasan padat seperti Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan.
Dalam hal ini, Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta berencana akan membangun dua flyover di tahun 2025, yaitu Flyover Latumenten dengan anggaran Rp350 miliar di Jakarta Barat, dan Flyover Bintaro Puspita dengan anggaran Rp144 miliar di Jakarta Selatan.
Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth mendorong agar pembangunan Flyover Latumenten Jakarta Barat agar bisa segera direalisasikan untuk mengatasi kemacetan yang disebabkan perlintasan sebidang jalan dan rel kereta api. Ia pun mendukung penuh rencana Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta untuk bisa merealisasikan proyek tersebut tahun ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya mendorong agar pembangunan Flyover Latumenten agar bisa segera direalisasikan pada tahun ini. Proyek tersebut merupakan langkah positif yang perlu didukung bersama. Kegiatan tersebut merupakan permohonan Masyarakat, dari Kegiatan Reses (Serap Aspirasi Masyarakat) yang saya laksanakan pada 2 tahun yang lalu tepatnya pada 2023 akhir, dan saat ini akhirnya bisa terlaksana," ujar Kenneth dalam keterangannya, Sabtu (3/5/2025).
Pria yang akrab disapa Bang Kent itu menilai, pembangunan flyover ini sangat diperlukan untuk mengatasi perlintasan sebidang jalan dan rel kereta api, karena saat kereta melintas, kendaraan bisa sampai mengular hingga ratusan kilometer, bahkan tak jarang menyebabkan keterlambatan aktivitas warga dan layanan darurat seperti ambulans atau pemadam kebakaran.
"Setiap pagi dan sore hari pengendara pasti terjebak macet di perlintasan kereta api, khususnya di daerah Latumenten dan Jalan Satria Raya, Jakarta Barat. Kalau keretanya datang dua kali berturut-turut, bisa setengah jam dan sampai satu jam pengendara baru bisa lewat, karena perlintasan di Latumenten sangat aktif, dan dianggap sangat mengganggu aktivitas mobilitas pengendara," beber Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta itu.
Anggota DPRD DKI Jakarta, Fraksi PDI Perjuangan Hardiyanto Kenneth Sedang Melakukan Pengecekan Pembangunan Jalan Layang di Latumenten Raya, Jakarta Barat. Foto. Dok: DPRD DKI
Menurutnya, pembangunan flyover dua arah di jalan Latumenten dan Satria Raya ini merupakan solusi paling efektif untuk mengurai kemacetan dan meningkatkan keselamatan pengguna jalan. Ia pun meminta kepada Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta segera memasukkan ke dalam program prioritas pembangunan infrastruktur agar tahun ini bisa langsung dikerjakan.
"Karena flyover sudah menjadi kebutuhan mendesak di kota-kota dengan perlintasan kereta api aktif. Jika tidak segera dibangun, dampaknya akan terus meluas, termasuk terganggunya aktivitas ekonomi," ujarnya.
Kent pun mengakui, dirinya sudah melakukan survey di lapangan terkait kegiatan program pembangunan jalan layang dua arah yang melewati pintu kereta api Satria Raya dan Latumenten Raya, Jakarta Barat.
"Wilayah yang akan dibangun jalan layang dua arah ini memang menjadi langganan macet setiap hari, dari waktu pagi berangkat kantor dan jam pulang kantor, karena harus melalui pintu palang kereta api, yang sering sekali menutup dan pengendara harus menunggu waktu yang lama sekali baru palang kereta api tersebut bisa terbuka, yang dampaknya membuat macet parah sampai berjam-jam," sambung Ketua IKAL (Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas RI) PPRA Angkatan LXII itu.
Kepala BAGUNA (Badan Penanggulangan Bencana) DPD PDIP DKI Jakarta itu pun berharap, dengan dibangunnya jalan layang dua arah ini, dapat secara signifikan menanggulangi macet di wilayah Latumenten Raya dan Satria Raya, Jakarta Barat karena tidak perlu melewati pintu kereta api lagi.
"Saat ini masih dalam proses perencanaan dan proses pengukuran sudut kemiringan tanah, yang menggunakan alat theodolite dan klinometer. Jika tidak ada halangan kegiatan pembangunan ini akan dimulai bulan Juli tahun 2025, dan akan selesai di bulan September 2026. Semoga dapat bermanfaat bagi masyarakat, dan bisa menanggulangi permasalahan macet yang merupakan fokus utama dan program prioritas Gubernur DKI Jakarta Bapak Pramono Anung Wibowo," tutupnya.
(mpr/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini