Jakarta -
Kementerian Sosial (Kemensos) dan Forum Rektor Indonesia perguruan tinggi di Jawa Timur menandatangani nota kesepahaman (MoU) dan perjanjian kerja sama (MoA) untuk memperkuat kolaborasi pemberantasan kemiskinan sesuai Asta Cita Presiden Prabowo.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengatakan perguruan tinggi berperan strategis dalam pengentasan kemiskinan, terutama dalam menyediakan kajian akademis berbasis data.
"Kita ingin semua mau mengambil peran, tidak hanya pemerintah, tapi juga perguruan tinggi negeri dan swasta, kita harapkan semua bisa mengambil peran. Kita ingin ego sektoral dihilangkan ke depan," kata Gus Ipul dalam keterangan tertulis, Senin (10/2/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melalui kerja sama ini, Gus Ipul berharap tahun ini atau paling lambat tahun depan, kemiskinan ekstrem menjadi nol persen. "Dan nanti pada lima tahun yang akan datang kemiskinan kita sudah di bawah lima persen," ungkapnya.
Sementara itu Rektor Universitas Negeri Surabaya (UNESA) sekaligus Ketua Forum Rektor Indonesia Nurhasan mengatakan saat ini perguruan tinggi sudah memiliki program pemberdayaan masyarakat. Program ini meliputi, Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik, Profesor Turun ke Kampung, Desa Binaan dan Kampung Pancasila.
Nurhasan mengatakan jika program-program tersebut disinergikan dengan program Kemensos, maka akan berdampak besar bagi pemberantasan kemiskinan.
"Jika berbagai program (pemberdayaan) dari perguruan tinggi bisa disinergikan dengan program dari Kemensos, diharapkan akan semakin masif dan cepat dalam pengentasan kemiskinan ekstrem di Pulau Jawa khususnya di Jawa Timur," jelas Nurhasan.
Pada kesempatan yang sama, Wamendiktisaintek Fauzan mengapresiasi langkah yang dilakukan Kemensos dalam pemberantasan kemiskinan.
"Apa yang disampaikan Gus Ipul adalah menjadi salah satu tekad Kemendiktisainstek dalam rangka mewujudkan yang biasa disebut Pak Mendiktisaintek, dengan Pendidikan Tinggi Transformatif, yang artinya sistem pendidikan tinggi ini harus berorientasi pada dampak. Ini Gus Ipul sudah luar biasa, kami masih merancang tapi beliau sudah melangkah," papar Fauzan.
Menurutnya, kontribusi perguruan tinggi dalam program pengentasan Kemiskinan sangat dinantikan. Ia berharap kajian sains dan teknologi dapat membantu meningkatkan efektivitas program pemberdayaan dan produktivitas masyarakat hingga keluar dari jurang kemiskinan.
Melalui sinergi antara Kemensos dan perguruan tinggi, diharapkan berbagai kajian akademis dan teknologi dapat diimplementasikan secara langsung untuk pemberantasan kemiskinan.
"Mudah-mudahan di akhir tahun kita bisa mulai intervensi sesuai hasil kajian, supaya cepat dan terukur (dalam pemberantasan kemiskinan)," pungkasnya.
Sebagai informasi, penandatangan MoU dan MoA turut dihadiri langsung oleh Menteri Sosial Saifullah Yusuf beserta jajaran, para rektor perguruan tinggi, serta Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Prof. Dr. Fauzan, M.Pd di Graha UNESA.
Adapun rektor yang menandatangani MoU yakni, rektor UNESA, Universitas Airlangga (UNAIR), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Negeri Malang (UNM), Universitas Jember (UNEJ), Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel, Universitas Trunojoyo Malang (UTM), Universitas Islam Malang (UNISMA), Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" (UPN "Veteran"), Universitas Islam Kadiri, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Ciputra dan PGRI Adi Buana Surabaya.
Kemudian perguruan tinggi yang penandatanganan MoA dilakukan Kepala/ Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) dari berbagai universitas, di antaranya, UNESA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), UNAIR, UB, UNM, UNEJ, UPN Veteran, UTM, Universitas Hasyim Asy'ari, Universitas Islam Kadiri, Universitas Dinamika Surabaya, Universitas PGRI Adi Buana dan UNISMA.
(akn/ega)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu