Kata Rektor soal Ada Pesta Miras di Kampus UKI Sebelum Pengeroyokan Maut

1 week ago 9

Jakarta -

Mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) Kenzha Walewangko (22) tewas dikeroyok di kampusnya usai pesta minuman keras (miras). Rektor UKI Dhaniswara K. Harjono menyebut pesta miras di kampusnya dilarang, tapi saat itu tidak terpantau.

"Terbukti memang Pak Kapolres tadi bilang ada botol (miras) ya. Tapi pada saat itu memang tidak terpantau sebelumnya, kalau terpantau pasti disuruh keluar, disuruh pulang, dan karena itu memang area yang bebas daripada (miras), tidak diperbolehkan," kata Dhaniswara dalam jumpa pers di Kampus UKI, Jakarta Timur, Jumat (7/3/2024).

Dhaniswara menyebut jam malam untuk berkegiatan di UKI dibatasi hingga pukul 21.00 WIB. Sementara peristiwa pengeroyokan yang menewaskan Kenzha itu terjadi sekitar pukul 20.00 WIB.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di UKI itu dinyatakan tertutup, mahasiswa harus keluar semua, termasuk dosen juga pada pukul 21.00 WIB dan pada waktu itu sekitar baru jam 20.00 WIB," ucapnya.

Imbas insiden itu, UKI bakal melakukan evaluasi terhadap sejumlah komponen keamanan kampus. Selain itu, Dhaniswara memastikan akan ada sanksi bagi yang terlibat dalam kejadian tersebut.

"Kita lagi mengevaluasi siapa-siapa saja pihak yang terlibat, tentunya ada sanksi," ujar Dhaniswara.

Momen Pesta Miras Sebelum Pengeroyokan

Polisi mengungkap ada momen pesta minuman keras (miras) sebelum mahasiswa Fisipol UKI, Kenzha Erza Walewangko (22), tewas setelah diduga dikeroyok di lingkungan kampus di Cawang, Jakarta Timur.

"Menurut keterangan saksi 4 atas nama EFW bahwa pada hari Selasa, 4 Maret 2025, awalnya sekitar pukul 16.30 WIB meminum minuman beralkohol jenis arak Bali bersama ketiga temannya, yaitu A dan H," jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi dalam keterangannya kepada wartawan, Kamis (6/3).

Sekitar pukul 17.00 WIB, saksi inisial EFW kemudian pergi hendak membeli miras. Di jalan menuju keluar kampus, saksi EFW bertemu dengan korban.

"Kemudian (saksi) bertemu dengan korban di pintu keluar kampus UKI dan korban bertanya kepada saksi EFW 'mau ke mana?' Kemudian saksi menjawab 'mau beli arak Bali'," paparnya.

Korban dan EFW kemudian pergi membeli minuman ke sebuah toko di Sutoyo, Cawang. Setelah itu, mereka kembali ke dalam kampus.

"Setelah membeli minuman tersebut, saksi dan korban minum bersama dengan A, H, K, J, S, dan R di taman perpustakaan kampus UKI," urainya.

Sekitar pukul 18.00 WIB, korban terlibat cekcok mulut. Tidak diketahui apa penyebab percekcokan tersebut. Berselang 1,5 jam kemudian, korban kembali terlibat percekcokan. Pihak sekuriti kampus saat itu sempat melerai.

"Kemudian Saksi 4 (EFW) memapah korban ke arah pintu keluar dan, pada saat di pintu keluar, Saksi EFW tinggal, karena mengira korban akan mengambil sepeda motornya untuk pulang," katanya.

Saat EFW kembali ke arah saung, ternyata korban tidak mengarah ke sepeda motor miliknya. Ia mengarah ke pagar sambil berteriak dan mengoyak-ngoyak pagar sampai akhirnya korban terjatuh bersama pagar ke arah depan.

"Kemudian korban diangkat oleh seseorang yang tidak dikenal oleh Saksi EFS, dengan kondisi muka dan hidung yang mengeluarkan darah yang kemudian dibawa ke IGD RS UKI Cawang Jakarta Timur," jelasnya.

(fas/fas)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial