Investigasi TNI AD Usut Penyebab Ledakan Maut Saat Pemusnahan Amunisi

3 hours ago 3
Jakarta -

Ledakan amunisi di Garut, Jawa Barat (Jabar) memakan korban jiwa. Penyebab ledakan tersebut kini tengah diinvestigasi TNI AD.

Ledakan berluma dari pemusnahan amunisi yang sudah tak layak pakai Senin (12/5/2025) pukul 09.30 WIB di Desa Sagara, Kecamatan cibalong, Garut, Jawa Barat yang merupakan milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Pemusnahan amunisi itu dilakukan oleh jajaran Gudang Pusat Amunisi (Gupusmu) III Peralatan TNI AD.

"Kami akan melaksanakan investigasi secara menyeluruh dengan kejadian ini," kata Kadispenad Brigjen Wahyu Yudhayana dalam keterangannya kepada wartawan, Senin (12/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dan akan kami sampaikan informasi selanjutnya berkaitan dengan perkembangan dari penyelidikan atau investigasi yang dilaksanakan," lanjutnya.

Dalam kesempatan itu, Wahyu mewakili TNI AD menyampaikan belasungkawa kepada seluruh korban meninggal. Dia mengatakan prajurit TNI yang meninggal merupakan prajurit yang berdedikasi tinggi.

"Kami segenap jajaran TNI Angkatan Darat mengucapkan rasa belasungkawa yang sedalam-dalamnya terhadap semua korban, dan para prajurit TNI Angkatan Darat yang menjadi korban dalam musibah ini adalah prajurit-prajurit yang memiliki dedikasi yang tinggi dan kami juga berduka cita berbelasungkawa atas meninggalnya korban masyarakat sipil," ujarnya.

"Kami mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk turut mendoakan para korban dan semua keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," kata Wahyu.

Kronologi Amunisi Meledak

Penampakan amunisi sebelum ledakan di Garut. Foto: Istimewa

Wahyu mengungkapkan kronologi amunisi meledak hingga menewaskan 13 orang. Dia menyampaikan, sebelum pemusnahan, sudah dilakukan proses pengecekan personel dan lokasi peledakan.

"Pada awal kegiatan secara prosedur telah dilaksanakan pengecekan terhadap personel maupun yang berkaitan dengan lokasi peledakkan, dan semuanya dinyatakan dalam keadaan aman," Ucapnya.

Mulanya anggota TNI AD menyiapkan dua lubang sumur yang digunakan untuk melakukan peledakan. Proses peledakan di dua sumur itu disebut berjalan aman.

"Selanjutnya, penyusun amunisi melakukan persiapan pemusnahan di dalam dua lubang sumur yang disiapkan. Setelah seluruh tim pengamanan masuk ke pos masing-masing untuk melakukan pengamanan dan setelah dinyatakan aman, kemudian dilakukan peledakan di dua sumur yang ditempati oleh munisi akhir tersebut untuk dihancurkan. Dan peledakan di dua sumur ini berjalan dengan sempurna dalam kondisi aman," ujarnya.

Wahyu menuturkan kemudian dipersiapkan lubang lainnya untuk tempat menghancurkan detonator yang telah diledakkan di dua sumur sebelumnya. Saat detonator disusun, tiba-tiba terjadi ledakan.

"Sedangkan di luar dua sumur ini disiapkan satu lubang yang peruntukannya adalah untuk menghancurkan detonator yang selesai digunakan dalam penghancuran dua sumur sebelumnya. Termasuk sisa detonator yang ada ," tuturnya.

"Berkaitan dengan munisi akhir tersebut. Saat tim penyusun munisi menyusun detonator di dalam lubang tersebut secara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang yang mengakibatkan 13 orang meninggal dunia," lanjutnya.

Data 13 Korban Meninggal

Penyimpanan Amunisi Meledak Dekat Kawasan Wisata di Krimea Foto: Istimewa

Total 13 orang meninggal dunia. Mereka yakni 4 anggota TNI AD dan 9 warga sipil.

Korban Meninggal TNI AD:

1. Kepala Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan Angkatan Darat, Kolonel Cpl Antonius Hermawan

2. Kepala Seksi Administrasi Pergudangan Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan Angkatan Darat, Mayor Cpl Anda Rohanda

3. Anggota Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI Angkatan Darat, Kopda Eri Priambodo

4. Anggota Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI Angkatan Darat, Pratu Aprio.

Korban Meninggal Sipil:

1. Agus
2. Ivan
3. Anwar
4. Iyus
5. Iyusrizal,
6. Toto
7. Rustiawan
8. Endang
9. Dadang

(dek/dek)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini


Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial